Su Shan terdiam sejenak, perasaannya masih tidak tenang.
Benar, kalau dipikir-pikir lagi seharusnya jelas.
Mengapa 「Kartu Kehidupan」 tertulis 「joker」, sedangkan 「Kartu Kematian」 tertulis 「Kartu Kematian」?
Dia mengambil kartu yang baru diambilnya dan memeriksanya.
Tali, tali, tali, semuanya tali.
Di tangan Su Shan selain satu 「Batu」, sisanya semua tali.
Masih adakah harapan untuk menang?
Qi Xia melihat situasi tersebut lalu membalik kartu yang sebelumnya dia letakkan terbalik dan melihatnya—itu juga tali.
“Keluarkan ini saja.” Qi Xia langsung menempatkan tali secara terbuka dan melemparkannya di depan Su Shan.
“Kamu…” Su Shan berkedip, butiran keringat dingin mengalir dari dahinya, “Sepertinya aku mengerti rencanamu… Aku sudah hampir kalah…”
“Benar.” Qi Xia mengangguk, “Saat ini kamu masih punya satu kesempatan mempertaruhkan nyawa, yaitu mengeluarkan 「Batu」.”
Su Shan diam-diam mengambil 「Batu」 di tangannya setelah mendengar itu. Meski tak ingin mengikuti rencana Qi Xia, sungguh tak ada cara lain sekarang.
Untuk membunuh "pejuang" lawan, kartu 「Batu」 ini adalah harapan terakhir.
Bagaimanapun, probabilitas tali membunuh dalam 10 detik hampir nol. Jika waktu terus tertunda, Zichen juga akan mati karena kehabisan darah.
Perlahan dia meletakkan 「Batu」, sorot matanya menyiratkan keputusasaan.
“Qi Xia, mengapa kalian bisa tanpa ragu melakukan "pembunuhan"?” Suara Su Shan bergetar.
“Suatu hari nanti kau akan menjadi sepertiku.” Qi Xia berkata dingin.
Su Shan tak bisa memahami, dan tak ingin memahami. Bagaimanapun juga dia tak sanggup menjadi kejam dan tak berperasaan membunuh orang asing.
“Aku percaya Zichen.” Su Shan meletakkan 「Batu」 di atas meja.
Qi Xia merasa sulit berbicara, setelah berpikir lama akhirnya berkata: “Rekan setimmu itu akan mencelakakanmu. Untuk bisa 「hidup」 di sini, tak perlu terus merawat orang lemah.”
Ayam Bumi tersenyum mengibaskan tangan, perlengkapan kedua orang itu jatuh.
Dokter Zhao mengangkat tangannya tinggi-tinggi, menyambar 「tali」 tepat sebelum menyentuh tanah.
Sementara Zichen menahan sakit di kakinya, berhasil menangkap batu bata di udara.
Dia sadar kaki yang terluka menyulitkan aksinya, hanya bisa memegang bata dalam posisi bertahan. Tapi yang tak disangkanya, Dokter Zhao tidak menyerang dengan tali, malah berbalik dan melemparkan tali ke jendela di belakangnya.
"Hah?" Zi Chen tertegun sebentar, lalu melihat Dokter Zhao lari secepatnya menjauhi jangkauan serangannya.
"Apa yang kau lakukan..." Zi Chen mengatupkan gigi, "Kau berencana terus kabur sepanjang waktu?"
"Tepat." Dokter Zhao mengusap darah hidung di wajahnya, "Kau sudah terluka, berdarah sampai 「mati」 hanyalah masalah waktu. Tak perlu aku ikut terbawa."
"Rupanya memotong kakiku sudah jadi bagian rencanamu..." Amarah Zi Chen memuncak. Sambil menahan kaki yang luka, dia berjalan pincang mendekati Dokter Zhao.
Dokter Zhao berbalik badan, kembali menjauh beberapa langkah.
“Jangan bodoh! Menyerahlah!” Dokter Zhao berteriak, “Kamu tidak akan punya kesempatan menangkapku di sisa waktu ini.”
Zichen mengejar Dokter Zhao cukup lama, sampai darah di pahanya menggenangi sepatunya sendiri.
“Kamu... kamu...” Zichen tahu waktu hampir habis, jika tidak melakukan sesuatu sekarang maka rencana lawan akan berhasil.
Su Shan langsung berdiri sambil berteriak: “Zichen! Jangan!!”
Dengan cepat Zichen menimbang-nimbang batu bata di tangannya, lalu melemparkannya dengan keras ke arah Dokter Zhao.
Qi Xia menghela napas, menatap gadis yang tertegun di depannya: “Ini akhir, Su Shan.”
Dokter Zhao menghindar dengan memiringkan badan, langsung mengambil batu bata di tanah, menyelipkannya di dada, lalu merebahkan diri ke lantai.
“Apa...?” Zichen mengedipkan matanya kebingungan, “Untuk apa kau mengambil batuku?”
“Zichen!!” Su Shan segera berlari ke tepi dinding kaca, sambil menepuk-nepuk kaca dengan tangan berteriak keras, “Cepat rebut balik batu bata itu!! Dia ingin membunuhmu!!”
Ayam Tanah dengan dingin tersenyum sinis dan berkata, “Waktu sepuluh detik telah habis, harap kedua pihak membuang prop.”
Mendengar kalimat ini, Zichen merasa darahnya membeku.
Perasaan gelisah yang sangat dalam mulai merambat di hatinya.
“Hei... kembalikan batu batanya padaku!!” Dia berlari ke depan dengan pincang sebelah kaki, mengulurkan tangan untuk menarik Dokter Zhao.
Tapi Dokter Zhao yang tengkurap di lantai menyusutkan badannya, menyembunyikan batu bata dengan aman dalam pelukannya.
Dia diam seribu bahasa, tidak bergerak sama sekali.
“Sial!” Suara Zichen terus bergetar, “Cepat berikan padaku! Jika tidak kau berikan, aku akan mati!!”
Dokter Zhao menutup rapat matanya, menanamkan kepalanya dalam-dalam di antara kedua lengan, membiarkan Zichen memukul dan menendangnya.
“Aku ulangi sekali lagi.” Ayam Tanah berkata sambil tertawa dingin, “Segera buang prop.”
“Hei！！！” Zi Chen berteriak dengan suara terisak, “Beri aku!!”
Su Shan menggigil tak henti-hentinya, tak pernah terbayang dia akan 「mati」 di tempat aneh ini.
“Su Shan, pilih posisi yang nyaman untuk menunggu kematian.” Qi Xia sengaja menambahkan, “Ngomong-ngomong, jangan sampai darahnya muncrat ke wajahku.”
Su Shan mengangkat sepasang mata penuh kepasrahan menatap Qi Xia, ini adalah hitungan mundur kematiannya.
Masih banyak hal yang harus dia lakukan, mana mungkin mati di sini?
Tapi siapa yang bisa menyelamatkannya?
Memikirkan ini, sebuah senar di benak Su Shan 「kretek」 putus.
「Dang」!!
Suara Lonceng raksasa bergema di kejauhan.
Qi Xia perlahan menunjukkan senyum puas.
“Maaf, sebelumnya aku mengatakan banyak hal menakutkan yang bukan sebenarnya.” Qi Xia berdiri perlahan sambil berkata, 「Su Shan, ingat baik-baik: Barat, sekolah, Surga Firdaus. Namaku Qi Xia.」
Sebelum Su Shan sempat bereaksi, Ayam Bumi sudah memasuki ruangan kaca dan melanjutkan dengan suara dingin: 「Segera buang milikmu.」
「Ka-Kau tunggu sebentar!」 Zichen mengayunkan tangannya panik, 「Berikan aku waktu lagi! Aku... aku hampir selesai!」
「Lima detik terakhir.」 Ayam Bumi perlahan menutup matanya.
「Hei! Kak! Kakak!」 Zichen berhenti memukuli Dokter Zhao, berlutut sambil terisak, 「Kumohon kembalikan... Aku tak mau 「mati」...」
「Maaf...」 Dokter Zhao menutupi batu bata sambil bergumam, 「Aku juga tak mau 「mati」.」
Lima detik berlalu sekejap. Dengan kecepatan luar biasa, Ayam Bumi mengulurkan tangan dan menembus jantung Zichen.
“Tim biru melakukan pelanggaran, terima 「Sanksi」.” Ayam Bumi tersenyum sambil mengibaskan darah di tangannya, lalu menjatuhkan sepotong daging berbentuk tak jelas.
Kalung Su Shan kini berkedip lampu biru, kedipannya semakin cepat seolah memasuki hitungan mundur.
“Su Shan, apakah semua perkataanku kau ingat?” Qi Xia menoleh memandang gadis di hadapannya.
Su Shan menatap mata Qi Xia beberapa detik, tiba-tiba seperti tersadar akan sesuatu.
Begitu rupanya?!
“Barat kota, sekolah, Surga Firdaus.” Su Shan berkata, “Qi Xia, aku ingat.”
“Sampai jumpa lagi.” Kata Qi Xia.
“Sampai jumpa lagi.” Su Shan tersenyum getir.
