Wajah Qiao Jiajin pucat seperti mayat.
Dia melihat ke lubang di samping, lalu menatap Xiao Xiao di depannya.
Mengapa wanita ini belum mati?
Apakah dia kembali setelah terjatuh?
Mungkinkah ini juga sejenis 「Gema」?
Sekarang Qiao Jiajin lebih menderita daripada terperosok dalam lumpur, apalagi keempat anggota badannya terkunci oleh batu besar.
Dia tak bisa melepaskan diri, upaya kerasnya malah membuat kulitnya terkikis luas hingga darah menggenangi lantai.
Bagaimana cara memenangkan game ini?
"Bajingan, mana semangatmu tadi?" Xiao Xiao mendekat dan berjongkok di depan Qiao Jiajin dengan ekspresi arogan.
"Hehe..." Qiao Jiajin terkekeh, "Semangatku masih utuh, mau apalagi kamu?"
"Mau apa?" Xiao Xiao berdiri sambil menyunggingkan senyum dingin, "Kalau aku bisa membunuhmu sekali, pasti bisa kedua kali."
Dia mengulurkan tangan ke belakang tanpa menoleh, berkata pada Lao Sun: "Berikan batu padaku."
Lao Sun menatap kosong ke Xiao Xiao, terdiam lama sebelum akhirnya menjawab: "Kamu jangan disini menindas orang..."
"Lao Sun!" Xiao Xiao membentak marah, "Sadarlah, tujuan kita datang kesini adalah untuk 「membunuh」 mereka bertiga!"
"Asalkan kita menang saja... Janganlah menindas orang..." Lao Sun menggelengkan kepala dengan tatapan hampa, "Aku tidak akan memberikannya... Sekali-kali tidak."
"Hmph... Dengan tinju pun aku bisa membunuhnya." Xiao Xiao tidak lagi menghiraukan Lao Sun, perlahan mengangkat tinjunya, "Preman, bukannya kau lincah? Bisakah kau menghindar dari pukulan ini?"
"Menghindar...?" Qiao Jiajin menyeringai, "Pukulan cewek besar selemah ini, aku sama sekali tak perlu menghindar."
"Hahaha! Baik!" Xiao Xiao tertawa, "Kalau begitu terimalah ini!"
Sementara bicara, lengan kekar itu telah mengayunkan tinju raksasa menyambar wajah Qiao Jiajin.
Sekejap, sosok gesit melesat keluar, menendang tinju Xiao Xiao, lalu melompat ke udara lagi, beberapa kali menginjak kaki, 「hidup」-hidup menendang Xiao Xiao mundur lima langkah.
Sosok ini mendarat dengan mantap dalam posisi kuda-kuda, lalu menggeser kaki kanan ke depan membentuk sikap kuda tergantung, kemudian satu tangan mengibas ke samping menampakkan sikap bangau, sedangkan tangan depan membentuk cengkeraman harimau.
“Waduh？”Xiao Xiao menggerakkan lengannya yang tertendang sakit sambil berkata,「Hampir saja aku lupa ada kamu. Apa, sendirian kamu mau mengalahkan kita bertiga？Menurutmu ada peluang menang？」
Keringat dingin mengalir perlahan di dahi Li Xiangling.
“Aku tidak tahu apakah bisa, tapi aku pasti tidak akan menyerah.” Dia menarik napas dalam, bergumam pada diri sendiri, “Kakek, maafkan aku, hatiku sudah panik, tapi kali ini aku benar-benar tidak punya cara.”
Luo Shiyi tersenyum sambil menggelengkan kepala: “Xiao Xiao, kamu tidak perlu melawan, biar aku saja.”
Dia melenturkan anggota tubuhnya, lalu berdiri di depan Xiao Xiao.
“Kenapa? Kamu tertarik?”
“Aku sangat suka 'pembunuhan'...” Luo Shiyi tersenyum berkata, “Terutama wanita dengan wajah cantik.”
Lao Sun memandangnya dengan pandangan kosong: “Jangan nakal ya...”
“Diam.” Xiao Xiao membentak dingin.
Li Xiangling tak terpengaruh, dia menggerakkan pergelangan kedua tangannya sambil bergumam: “Sayangnya aku bahkan tak punya tongkat... Harus menggunakan jurus yang tak kukuasai.”
“Ha?” Luo Shiyi tertawa terhibur, “Apa? Jangan-jangan kau berharap kami 「menciptakan」 tongkat untukmu?”
「Menciptakan」... tongkat?
Li Xiangling melirik Lao Sun di sampingnya, tiba-tiba terlintas ide.
“Hei!” Teriaknya pada Lao Sun, “Perhatikan jurusku!”
Usai berkata, Li Xiangling memejamkan mata perlahan, meninggalkan Jurus Harimau Bangau, lalu menggenggam tangan seolah memegang 「senjata」 panjang.
“Tante Tong pernah bilang... Untuk mengaktifkan 「Gema」, yang terpenting adalah 「surat」...”
Setelah memikirkan itu, dia mulai memainkan 『tombak panjang』 yang tidak ada ini sendirian.
"Mata dan hati menyatu..." Tangannya yang kosong menusuk ke depan dengan tajam, teriaknya lantang, "Napas dan tenaga menyatu!"
Kemudian tangannya terus bergerak berubah, seolah memutar tombak panjang.
"Langkah dan jurus menyatu!"
Mengandalkan ingatan otot, Li Xiangling menutup mata perlahan, terus memutar 『tombak panjang』 di tangannya, lalu melemparkannya ke langit, melompat dan menangkapnya kembali.
"Tiga kesatuan internal: esensi, energi, dan semangat!"
Dia melompat ke udara, kedua tangan mengayun stabil ke bawah, pose yang sungguh anggun.
"Tiga kesatuan eksternal: pinggang, tangan, mata!"
"Cewek kungfu... kamu..."
Qiao Jiajin berkedip, seolah tersadar akan sesuatu. Jika ini berhasil... ini akan menjadi serangan pamungkas.
Lao Sun menatap kosong, alisnya perlahan berkerut.
Apa yang dilakukan wanita ini?
Apa yang sedang diayunkannya?
Mengapa terlihat begitu tidak selaras?
Gerakannya seperti...
“Gawat……” Xiao Xiao akhirnya bereaksi, buru-buru menoleh dan meraih untuk menutupi mata Lao Sun, “Lao Sun! Jangan lihat!”
Dia tahu Lao Sun telah menggunakan「Gema」terlalu berlebihan, menyebabkan persepsi kognitifnya mengalami gangguan parah.
Meski matanya tertutup, Lao Sun perlahan menunjukkan senyum tipis.
“Oh begitu… Dia sedang mengayunkan tongkat ya…” kata Lao Sun sambil tersenyum, “Ternyata tongkat… Sudah kuduga…”
Begitu ucapannya selesai, sebatang tongkat batu ramping muncul di tangan Li Xiangling.
Li Xiangling membuka mata tiba-tiba, mendorong tongkat batu ke depan, tangan kanannya mencengkeram ujung tongkat dan menyodok lurus ke atas, melesat ke arah leher Xiao Xiao.
“Qing Long Xian Zhao!”
Tusukan ini begitu presisi dan cepat, Xiao Xiao bahkan tak sempat mengelak. Hanya merasakan sesuatu menghantam tenggorokannya, membuatnya tak bisa bernapas dan langsung terjatuh.
“Qun Lan Shi!”
Li Xiangling dengan kecepatan luar biasa mengayunkan tongkat batu ke samping, memukul Lao Sun hingga terlempar 「keluar」. Xiao Xiao yang terbaring di tanah langsung meraihnya.
Luo Shiyi melihat situasi memburuk, segera menyambar maju.
Namun jangkauan serangan tongkat batu itu terlalu luas.
Li Xiangling menarik kembali tongkatnya, memutarnya di pinggang lalu menyabetkan keras ke kaki Luo Shiyi.
“Menyibak rumput mencari ular!”
Luo Shiyi tidak merasakan sakit, tapi tiba-tiba kehilangan keseimbangan. Seluruh tubuhnya 「gemerencing」 terjatuh di atas baja.
“Diu…” Ia langsung bangkit dan kembali berlari ke arah Li Xiangling.
“Erlang mengangkat gunung!”
Melihat tongkat batu berat menghempas dari 「bagian atas」, tiba-tiba Luo Shiyi mendapat ide.
Kali ini ia tidak menghindar, malah menyongsong tongkat itu dengan kepalanya.
「Pa」!
Dentuman keras menggema. Daging dan darah berhamburan dari dahi Luo Shiyi, sementara tongkat batu itu patah di tengah.
"Struktur tongkat batu memang terlalu rapuh, saat menghantam benda keras sangat mudah patah."
"Sial... Kung Fu Niu! Lari cepat!" Qiao Jiajin berteriak, "Lari ke bawah jembatan!"
Dia tahu meski teknik bertarung Li Xiangling memiliki daya penghancur yang kuat, tapi pengalaman bertarung nyatanya masih minim. Lawan yang nekat bertaruh habis-habisan membuat 「situasi sulit」nya sangat berbahaya.
"Gawat..." Wajah Li Xiangling berubah pucat, tapi melihat Luo Shiyi sudah menerjang mendekat.
Dia buru-buru meraih sisa tongkat batu yang patah, lalu mengambil 「kuda-kuda」 lagi dan menusuk dada lawan.
「Dok」!
Suara berat terdengar saat tongkat batu menghantam dada lawan.
Luo Shiyi tersenyum tipis, mulutnya menyemburkan darah segar, tapi langkahnya tak berhenti. Tangannya mencengkeram kerah baju Li Xiangling dan mendorongnya keras ke tanah.
"Kung Fu Niu...!" Qiao Jiajin menggeliat mencoba bergerak, tapi sadar dirinya sama sekali tak bisa bergeser.
Saat itu Li Xiangling baru menyadari betapa mengerikannya pria yang menangkapnya ini.
Pukulan sebelumnya di dahinya telah merontokkan sebagian besar kulit dan daging, memperlihatkan tulang dahi kuning keputihan. Darah mengucur deras dari dahinya, menodai seluruh wajahnya.
Dia bagaikan hantu jahat yang baru merangkak keluar dari kuburan.
"Akhirnya kau kutangkap…" Luo Shiyi tersenyum sadis sambil mengucurkan darah dari mulutnya, "Sayangnya, bahkan jika kau menusuk jantungku, aku tak akan berhenti."
Li Xiangling benar-benar mulai merasa takut.
Apakah makhluk di hadapannya ini… masih pantas disebut manusia?
"Target kali ini adalah membunuh kalian…" Luo Shiyi tertawa keras, "Mati atau tidaknya aku sama sekali tidak penting!"
Li Xiangling menggigit gigi, terus memukul tubuh lawannya dengan sisa tongkat「Batu」, tapi sang lawan bagai mayat yang sudah lama mati, sama sekali tak bereaksi.
"Ayo… mari kita mati bersama…"
Luo Shiyi menggenggam leher Li Xiangling dan membawanya langkah demi langkah ke tepi jembatan.
"Kamu... kamu orang gila ini... lepaskan aku..." Li Xiangling berjuang sambil berkata, sorot matanya sudah penuh ketakutan.
Qiao Jiajin saat ini juga dengan susah payah menoleh: "Hei... jangan begini... kalian bunuh aku dulu... baru bisa membunuhnya setelah aku mati..."
"Tenang-tenang, tak ada satu pun dari kalian yang bisa lolos..." Luo Shiyi tersenyum pada Xiao Xiao, "Kalau begitu aku bawa dia pergi dulu, urusan sisanya serahkan pada kalian."
Sebelum Xiao Xiao sempat menjawab, Luo Shiyi dengan wajah berseri-seri membawa Li Xiangling melompat ke bawah jembatan, keduanya terjun bersama.
