Ekspresi Qiao Jiajin terlihat muram.
Beberapa saat kemudian, dia 「krek」 bangkit berdiri dan bergegas menuju pintu ruang kelas.
“Tinju.” Panggil Qi Xia, “Mau kemana?”
“Aku pergi menyelamatkan orang.” Qiao Jiajin menjawab, “Gadis Kungfu sudah berjuang berdampingan denganku, dia adalah 「rekan seperjuangan」ku.”
“Kamu hanya sendirian, bagaimana melawan seluruh 「Surga Firdaus」?” Qi Xia bertanya.
“Aku...” Qiao Jiajin berhenti sejenak, “Penipu, bukankah ada kamu? Aku tidak sendirian, kita berdua.”
“Baik, kalau kau anggap aku sebagai orang dalam, akan kuberitahu sebuah rencana.” Kata Qi Xia, “Dokter Zhao, Lin Qin, Han Yimo, rencana ini juga membutuhkan kerjasama kalian.”
Semua orang mendengar kata-kata ini, duduk mendekat dengan wajah serius.
……
Qiao Jiajin perlahan membuka 「pintu」 ruang perawatan. Zhang Shan sudah tidak ada di sini, hanya Li Xiangling yang sedang membaca novel silat usang.
“Kak Qiao?” Li Xiangling langsung tersenyum melihat Qiao Jiajin. Dia menutup buku, merapikan rambut lalu duduk tegak, “Kau datang?”
“Hai, Gadis Kungfu.” Qiao Jiajin perlahan duduk di samping Li Xiangling, “Lag baca apa?”
“Novel silat yang tidak terlalu bagus.” Li Xiangling tersenyum, menyerahkan buku itu, “Kamu pernah baca?”
Qiao Jiajin melirik judul buku itu, lalu menggelengkan kepala.
“Buku ini ceritanya tentang apa?” tanya Qiao Jiajin dengan santai.
“Konyol banget……” Li Xiangling tersipu malu, “Seorang pendekar di dunia persilatan, tampan dan ahli bela diri, selalu jadi pahlawan yang menyelamatkan gadis. Semua perempuan di buku ini jatuh cinta padanya, terus ada yang nanya 「Kamu sudah punya pasangan?」?”
“Haha.” Qiao Jiajin tertawa, dia belum pernah baca novel sekonyol ini.
“Kamu sudah punya pasangan?” kata Li Xiangling, “Kak Qiao, menurutmu lucu nggak?”
“Hm, memang lucu, trus?”
“Kamu sudah punya pasangan?” Li Xiangling mengulang lagi.
「Aku sudah…? Eh??」 Dia mengangkat kepala menatap Li Xiangling, baru menyadari pipi gadis ini memerah.
Qiao Jiajin kaget langsung berdiri, wajahnya dipenuhi kebingungan.
“Apa……? Ngapain?” Dia bingung melihat Li Xiangling, “Gadis Kungfu, apa aku salah paham?”
“Ta、tentu saja……” Li Xiangling tersenyum canggung, sorot matanya menyiratkan kekecewaan kecil, “Kak Qiao, aku cuma cerita kisah dari buku! Kamu mikir kemana sih?”
“Oh, ya ampun.” Qiao Jiajin baru lega duduk kembali, “Itu salahku, aku salah dengar.”
“Ya、ya kan……”
Keduanya diam sejenak. Li Xiangling menoleh melihat kegelapan di luar jendela, lalu bertanya: “Kak Qiao, ada keperluan apa datang ke sini?”
“Nggak ada.” Qiao Jiajin menggeleng, “Ada orang mau membunuhmu, aku datang jagain.”
“Oh, itu……Hah?” Li Xiangling tak kunjung sadar, “Ada yang mau membunuhku?!”
“Ssst, jangan berteriak.” Qiao Jiajin meletakkan jari di depan bibir, “Gadis Kungfu, kamu percaya sama aku?”
“Mmm……” Li Xiangling mengangguk hati-hati.
“Kamu bisa istirahat dengan tenang, selama aku di sini, tidak akan ada masalah.”
Qiao Jiajin berbaring di sudut lain sambil berbicara, terlihat sangat santai.
Suara serangga berdengung samar-samar terdengar dari kejauhan, ruangan itu sunyi sepi.
「Api」 perlahan padam, tak satu pun dari mereka yang menyalakannya kembali, hanya berbaring diam di dua sudut ruangan.
Li Xiangling sama sekali tidak bisa memejamkan mata.
Dia tidak khawatir akan ada yang ingin 「membunuh」nya, hanya penasaran: Sebenarnya seperti apa orangnya Qiao Jiajin ini?
Mengapa pria bertato penuh di punggung ini justru tidak membuat orang jengah?
Baru saja mengalami satu 「game」 bersama, tapi pria aneh ini benar-benar mengacaukan isi hatinya.
“Kak Qiao, apa kamu sudah tidur?” Li Xiangling bertanya dengan suara sangat lirih.
Qiao Jiajin tidak menjawab.
Dengan 「kesal」, Li Xianglang akhirnya memejamkan matanya, merasa tindakannya tadi terlalu gegabah.
Waktu perlahan berlalu, api unggun di seluruh gedung sekolah mulai padam satu per satu. Mendengar suara gesekan di luar jendela, Li Xiangling malah mulai mengantuk.
Sudah hari keempat di Tanah Akhir, ini pertama kalinya dia merasakan kedamaian.
Tak tahu berapa lama, Li Xiangling merasakan gatal di lengannya.
Dengan mata masih berkabut, dia membuka kelopak mata dan melihat bayangan hitam sedang mengelus lengannya.
Meski setengah sadar, dia tahu di ruangan ini hanya ada dirinya dan Qiao Jiajin.
Tapi tetap aneh, dulu saat menyentuh telapak tangan Qiao Jiajin terasa sangat panas, tapi tangan yang sekarang ini luar biasa dingin.
"Ka... Kak Qiao?" Li Xiangling memanggil pelan.
Bayangan hitam itu tidak menjawab, hanya terus meraba-raba lengannya seolah sedang mencari sesuatu.
“Hei……” Merasakan dua tangan yang semakin dingin, Li Xiangling mulai merasa takut, “Ka、kamu siapa?”
Sebelum sempat mendapat jawaban, Li Xiangling melihat sosok lain muncul dari kegelapan, lalu mengayunkan kursi dan langsung melemparkannya ke jendela.
「Wah-la」!!
Dentuman keras menggema, kaca ruangan remuk berkeping-keping. Bayangan hitam di depan Li Xiangling jelas terkejut, berbalik hendak kabur, tapi Qiao Jiajin sudah menunggu di depan pintu.
「Detik berikutnya」, beberapa sorot cahaya tiba-tiba menerobos dari luar jendela.
Jelas terlihat seseorang sedang menyorotkan senter ke dalam ruangan.
Seketika itu juga Li Xiangling bisa melihat jelas bayangan hitam di depannya.
Itu adalah Chu Tianqiu.
Di tangannya masih tergenggam sebuah jarum suntik yang kotor.
“Tianqiu, mau ngapain?” Qiao Jiajin bertanya sambil tersenyum, “Jenguk orang sakit?”
Orang yang memegang senter dari kejauhan perlahan mendekat.
Chu Tianqiu menoleh dan seketika menunjukkan wajah gelisah.
Yun Yao, Zhang Shan, Qi Xia, Lin Qin, Zhao Haibo, Han Yimo... Sepertinya seluruh kelompok ini tidak tidur dan sengaja menunggunya di sini.
"Kamu... kalian..."
Sebelum Chu Tianqiu sempat bicara, Qiao Jiajin langsung berteriak ke arah koridor: "Cepat datangi sini! Ada masalah besar!"
Hanya sekejap, berbagai ruang kelas mulai gaduh. Semua orang bergegas memakai baju dan menjulurkan kepala.
Ketika Chu Tianqiu sadar kembali, dia hampir dikepung seluruh anggota 「Surga Firdaus」.
Qi Xia perlahan mendekat, memandang Chu Tianqiu di depannya dengan tatapan bermakna.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Qi Xia.
"Aku menjenguk orang sakit." jawab Chu Tianqiu tanpa perubahan ekspresi.
"Oh? Lupakan dulu alasanmu menjenguk di tengah malam... Bagaimana dengan suntikan kotor di tanganmu ini?"
“Ini……” Chu Tianqiu menunduk melihat jarum suntik di tangannya, “Hanya antibiotik biasa untuk mencegah infeksi luka.”
“Aku menyarankanmu berpikir matang sebelum berbicara.” Qi Xia menarik seorang pria berbaju jas lab dari belakangnya, “Di tim kami ada dokter.”
Melihat situasi ini, Chu Tianqiu mengedipkan mata perlahan.
Qi Xia tahu tujuannya telah tercapai.
Xu Liunian, masalah kali ini sangat tepat, bagaimana kamu akan menyelesaikannya?
