Chu Tianqiu yang sedang mengenakan jaket hendak menuju pemakaman di tengah malam, tiba-tiba dihadang seorang remaja.
Kim Wonhoon berdiri dengan wajah cemas di hadapannya, menatap Tianqiu lama-lama tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Ada apa?” Tianqiu tersenyum「bertanya」, “Ada yang perlu dibicarakan?”
“Kak…” Kim Wonhoon menunduk「mengabaikan」ucapannya, “Apa kakak akan membunuhku untuk menutupi rahasia?”
“Membunuhmu?” Celah senyum Tianqiu memperlihatkan gigi putihnya, “Alasannya?”
“Karena aku melihat itu…” Kim menelan ludah gugup, “Kak, sebenarnya apa yang kau lakukan di bawah sana?”
“Tentu saja aku ingin meninggalkan tempat sialan ini.” Chu Tianqiu berkata dengan wajah serius,「Aku hanya melakukan eksperimen... berbagai macam eksperimen saja.」
“Topeng-topeng itu... dan mayat Kak itu... semuanya eksperimen?” Kim Wonhoon bertanya dengan ekspresi 「masih ragu-ragu」.
“Tentu.” Chu Tianqiu mengangguk,「Sebelumnya sudah kukatakan padamu, aku adalah doktor biologi.」
Kim Wonhoon tidak berani menatap mata Chu Tianqiu, hanya memalingkan kepala ke sisi lain sambil bertanya muram:「Kak, pernahkah kamu membunuh orang?」
“Pertanyaanmu ini... Bagaimana mungkin aku membunuh?” Chu Tianqiu tersenyum riang,「Sejak aku memiliki ingatan, kedua tanganku tak pernah sekalipun ternodai setetes darah.」
“Benarkah……?”
“Kenapa, tidak percaya padaku?” Chu Tianqiu maju dan 「menepuk」 bahu Kim Wonhoon,「Dalam ingatanmu, apakah Kak Chu ini iblis yang membunuh tanpa berkedip?」
Kim Wonhoon menghela nafas:「Kak, aku tidak ingat kejadian masa lalu.」
“Oh, aku hampir lupa.” Chu Tianqiu juga menghela napas, “Kim Wonhoon, intinya kamu tenang saja. Jika suatu hari aku bisa meninggalkan sini, kalian semua akan ikut mendapatkan keuntungan.”
“Ikut mendapatkan keuntungan?”
“En.” Chu Tianqiu tersenyum bahagia, “Bahasa Han-mu tidak bagus, jadi mungkin tidak tahu... Kita punya pepatah kuno 「Satu orang mencapai Dao, ayam dan anjing pun naik ke langit」.”
“Mencapai Dao... naik ke langit?” Kim Wonhoon mengangkat kepala dan berkedip, “Apa artinya itu?”
“Artinya jika seseorang menjadi Dewa, orang-orang di sekitarnya juga akan ikut naik ke langit.” Chu Tianqiu tersenyum lembut, “Kamu mengerti sekarang?”
“Kak... aku percaya padamu...” Kim Wonhoon mengangguk pelan, “Selain mempercayaimu... aku tidak punya cara lain.”
“Pintar, pulanglah tidur.”
Kim Wonhoon pergi dengan wajah rumit, berjalan dalam kegelapan malam. Ia merasa dirinya mirip dengan pria bernama Qiao Jiajin, tapi tidak sepenuhnya sama.
Mereka memiliki sifat asli yang sama, tapi mengikuti 「otak」 yang berbeda.
Jalan siapa yang sebenarnya benar?
Setelah berpamitan dengan Kim Wonhoon, Chu Tianqiu menuju ke pemakaman, menemukan nisan ketiga dari kiri, lalu turun ke lorong rahasia.
Ini adalah gudang kecil yang ditemukannya secara kebetulan, setelah diperbaiki sederhana, kini menjadi tempat persembunyiannya.
Hanya saja sekarang tempat persembunyiannya terbongkar, harus segera dipindahkan.
Chu Tianqiu menuruni tangga, mendorong pintu kecil gudang, bau anyar menyengat langsung menyerang hidung.
Dengan sedikit kemabukan, ia menarik napas dalam-dalam lalu tersenyum masuk, mengeluarkan korek api dari saku dan menyalakan lilin di dinding.
Secara bersamaan, topeng-topeng hewan di rak-rak barang dalam ruangan terpapar cahaya, mata-mata kosong bermunculan di depan pandangan.
“Makan malam mewahku……”
Chu Tianqiu tanpa ragu mengambil pisau penguliti tulang dari dinding, lalu berjalan menuju meja makan.
“Di atas meja tergeletak mayat Qi Xia.”
“Tidak hanya banyak organ yang telah dipotong, kini kulitnya juga terpotong berkeping-keping.”
“Makhluk Suci sialan ini tidak meninggalkan banyak untukku...”
Chu Tianqiu memegang pisau tajam, seolah mengamati bahan makanan premium.
“Bagian mana yang harus dimakan hari ini...?” Senyumnya semakin tidak waras, “Memakan jantung pun tak berpengaruh... Apakah 「Gema」tersimpan di otak?”
Chu Tianqiu mencerna beberapa detik, lalu membuat keputusan.
Dia mengambil pisau tajam dan mencari sebuah palu.
Dengan memegang pisau terbalik, dia menekankan mata pisau ke ubun-ubun mayat, lalu mulai memahat perlahan dengan palu.
Andai mayat ini bukan Qi Xia, dia pasti takkan memilih memakan benda 「putih」ini.
Bagaimanapun juga, tanpa bumbu penyedap, bau amis bagian ini sulit diurus dan teksturnya terlalu lembek saat dimakan.
“Sebaliknya, dia lebih menyukai jari.”
Terutama jari-jari yang indah.
Jari sebaiknya tidak direbus terlalu lembek, tujuh atau delapan matang sudah cukup.
Kulit yang kencang menempel rapat pada tulang, cukup angkat jari itu, mengangkat kuku dengan lembut, robek sepotong kulit dan daging dengan gigi, maka tulang bisa terlepas seluruhnya.
Kalian pernah makan cakar ayam yang hampir lepas dari tulangnya?
Mengunyahnya di mulut「kresek-kresek」, sangat kenyal.
Baik enak dipandang maupun lezat dimakan.
Setelah makan, kunyah kuku indah itu di mulut, barulah ini disebut makan malam yang elegan.
“Sayangnya kamu sudah tidak punya sepuluh jari lagi ya.” Chu Tianqiu menggelengkan kepala pasrah, melanjutkan membuka tengkorak mayat Qi Xia.
Dengan ritme teratur dia memukul palu, bersenandung Nocturne Op. 9 No. 2 Frédéric Chopin, membuat seluruh pemandangan terlihat semakin aneh.
Hampir setengah jam kungfu, sepotong tulang berdarah diambil dengan hati-hati.
Chu Tianqiu melihat bagian dalam tengkorak yang kemerahan, perlahan tersenyum, lalu mengeluarkan sendok dan menyodokkannya ke dalam.
Seperti mengorek daging paling manis di tengah semangka yang dibelah, dia memutar sendok sekali lalu mengambil benda merah putih mirip tahu.
Kemudian menyalakan api dengan kayu bakar, mengeluarkan mentega tua untuk menggosok wajan, lalu dengan puas menggoreng bahan-bahan di atasnya.
「Czila」——
Aroma harum menyengat langsung tercium saat otak yang sedikit membusuk menyentuh wajan.
"Bagaimana kalau hari ini kita buat panggang keju mentega...?" Chu Tianqiu membuka-buka lemari sambil menunjukkan ekspresi kecewa, "Sayangnya keju habis, cukup digoreng biasa saja."
Dia memegang sendok, menekan bahan makanan di dalam panci dengan lembut, sehingga panasnya merata dan bentuknya lebih mendekati persegi.
Untuk membuat makanan lebih elegan, perlu membentuknya selama proses memasak.
Setiap sisi digoreng selama tiga puluh detik hingga permukaannya berwarna keemasan.
Ketika asap putih sudah tidak muncul lagi, hidangan siap disajikan.
Chu Tianqiu menata bagian tubuh Qi Xia di piring besar, lalu menggelar serbet di pangkuannya sambil mengambil pisau dan garpu.
Dengan hati-hati dia memotong sudut kecil yang berwarna keputihan, menusuknya dengan garpu, mengendus di depan hidung, lalu memasukkannya ke mulut.
Permukaan luar sedikit keras, bagian dalam lembut dan lembek.
Dengan tekanan lidah yang pas, kelezatan itu menyebar di mulut, aroma harum bergerak bebas - rasanya jauh lebih baik dari yang dibayangkan Chu Tianqiu.
“「Gejolak」 ah……” Chu Tianqiu menunjukkan ekspresi puas, “Besok mungkin setelah bangun tidur… Aku akan menjadi 「Sang Gejolak」……”
Dia mengeluarkan secarik kertas keriput dari dalam baju, lalu menghamparkannya di atas meja.
Di atasnya masih terlihat tulisan tangannya sendiri.
“Asalkan kau memakannya, kau akan mendapatkan 「Gema」 orang itu.”
Ekspresinya segera meredup, dalam hati bergumam: Tianqiu ah Tianqiu, kau benar-benar sok pintar, mengapa waktu itu tidak menulisnya lebih jelas?
Sebenarnya harus memakan apa?
