Malam ini pasti menjadi malam tanpa tidur.
Chen Junnan kesal memutar kepala, menatap langsung Han Yimo.
Sejak tiba di ruang kelas ini, pria ini terus mengawasinya dengan tatapan yang membuatnya tidak nyaman.
Kebetulan yang lain sudah berbaring tidur, Chen Junnan bermaksud mengadakan percakapan akrab dengan pria di hadapannya.
“Boleh tahu si kamu ini sebenarnya melihat apa?”
Han Yimo mengerutkan alisnya mati-matian dan berbisik, “Kamu sengaja bertanya? Aku yang belum bertanya, sebenarnya kamu mau apa?”
“Aku kurang paham.” Chen Junnan mengangkat bahu, “Bukannya kita sedang bersiap tidur?”
“Tidur kakekmu…” Han Yimo mengumpat pelan, “Dasar kamu gila…”
Han Yimo menggigit giginya, seolah punya sesuatu yang ingin diucapkan, tapi terlalu banyak orang di sekitarnya.
“Ikut aku keluar!”
Han Yimo membuka 「pintu ruang kelas」 menuju 「koridor」.
Tak lama berselang, Chen Junnan juga keluar.
“Gimana? Mau bertarung satu-satu denganku?” Chen Junnan perlahan menggulung lengan bajunya, “Kamu mungkin bukan tandinganku. Aku bisa saja 「membunuh」mu.”
“Chen Junnan, ya kan?” Han Yimo berkata kesal, “Kamu harus tahu betapa aku ingin 「membunuh」mu…”
“「Membunuh」ku? Karena apa?”
“Karena kamu membuatku tak bisa bergerak seinci pun!”
“Sampai segitunya?” Chen Junnan menghela napas setelah mendengar, 「Bukan hal yang besar juga.」
“Kamu...” Han Yimo terlihat sangat marah, 「Tadi ada banyak orang, aku kasih muka tidak mau membongkar kebohonganmu... Apa tujuanmu mengikuti kami ke sini? Mau terus mengacau lagi?」
“Tujuanku apa?” Chen Junnan memandang Han Yimo dengan bingung, 「Anda tinggal di tepi pantai? Urusannya luas sekali.」
“Aku...” Han Yimo mengerutkan alisnya, merasa amarahnya hampir tak terbendung.
“Lagipula cara bertanya mu juga tidak kusuka.” Chen Junnan menggelengkan kepala, 「Kau si penebar rumor mesum di Internet, berani menuduhku seperti Polisi?」
Kalimat ini membuat Han Yimo terkejut.
“Kamu... Bagaimana bisa tahu?”
“Hah.” Chen Junnan menaikkan alisnya, 「Laozi pikir ada apa, ternyata Anda lupa dengan Laozi dulu? Pantas berani macam-macam di sini.」
“Apa...?”
“Lao Han, aku juga tidak lebih baik darimu.” Chen Junnan tersenyum pasrah, “Selama tujuh tahun ini, giliranmu selesai lalu giliranku. Bunyiku habis lalu giliranmu. Kita berdua sebenarnya berada dalam 「situasi sulit」 yang sama...”
“Omong kosong!” Han Yimo menggenggam kerah baju Chen Junnan, “Situasi sulitku ini semua ulahmu! Karena kau... selama tujuh tahun ini aku sama sekali tidak bisa bergerak!”
“Bukankah ini bagus?” Chen Junnan bertanya, “Tidakkah kau merasa seperti 「manusia super」? Menguasai semua detail tentang hari itu?”
Han Yimo perlahan melepaskan genggamannya setelah mendengar itu, 「ekspresi」nya penuh kesakitan.
“Chen Junnan... kamu ini 「orang gila」, tapi aku tidak...” Suara Han Yimo gemetar, “Agar tidak ikut menjadi gila... aku harus terus mencari aktivitas berbeda...”
“Oh?” Chen Junnan tak bisa menahan tawa, “Lalu sekarang apa 「profesi」mu? Admin forum? Komentator 「game」? Pemilik situs? Atau profesi aneh lainnya?”
Han Yimo sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan itu.
“Chen Junnan, aku hanya berharap kamu jangan mengacau lagi……” Han Yimo menoleh ke arahnya, “Kali ini kita benar-benar punya harapan untuk kabur…… Qi Xia, tidakkah kamu merasa pria bernama Qi Xia ini seperti juruselamat yang turun dari langit?! Dia akan memimpin kita keluar……”
Mendengar kalimat ini, ekspresi Chen Junnan berubah.
Dia mengira situasinya sama dengan Han Yimo, tapi tak menyangka keadaan Han Yimo jauh lebih mengenaskan.
Apa maksudnya 「pria bernama Qi Xia ini」?
Apakah Han Yimo melupakan Qi Xia?
Bahkan Qi Xia saja tidak ingat, pantas saja dia bisa bertahan.
“Juruselamat ya?” Chen Junnan mengangguk, “Kamu benar, Lao Qi memang mirip juruselamat, tenang saja, aku tidak akan mengganggu.”
“Benarkah……?” Han Yimo memandang Chen Junnan dengan ragu.
“Ya, kejadian masa lalu pasti tidak akan terulang lagi.”
Han Yimo mengangguk, mencerna beberapa detik, lalu berbalik kembali ke ruang kelas.
Melihat bayangannya yang pergi, Chen Junnan merasa sedikit bersalah.
Bagi semua orang di sini, 「Tanah Akhir」 tidak menakutkan, 「shio」 tidak menakutkan, 「game」 juga tidak menakutkan.
Yang menakutkan adalah 「menyerah」.
Chen Junnan melihat ke luar jendela, menggelengkan kepala, hendak kembali ke ruang kelas ketika melihat sosok manusia di tempat gelap.
Itu adalah Lin Qin.
"Yah..." dia tersenyum tipis, "Ini si cantik punya siapa, tengah malam tidak tidur menguping obrolan bapak-bapak?"
"Maaf..." Lin Qin melangkah maju, berdiri di tempat terang, "Meski merasa bersalah, tapi aku memang sengaja menguping."
"Wah, terus terang sekali ya." Meski bicaranya genit, sorot mata Chen Junnan sangat waspada, "Lalu berani tanya, mengapa Anda menguping?"
Dia tahu gadis di depannya ini sulit ditebak.
Ketika Qi Xia muncul untuk kedua kalinya, gadis ini ikut muncul bersamanya.
Saat itu Chen Junnan melihat Qi Xia, dia mengira dirinya sudah gila. Senyum putus asa tak terbendung muncul di wajahnya.
Tapi yang tak disangkanya, Qi Xia di depannya ternyata bukan halusinasi, melainkan manusia yang nyata.
Kalau begitu... lalu siapakah gadis di depan mata ini?
Orang yang bisa muncul sesuka hati di ruangan wawancara orang lain... apakah dia orang biasa?
"Chen Junnan, aku hanya ingin memastikan motivasimu." Kata Lin Qin, "Aku ingin tahu posisimu, lalu menentukan apakah kita akan bertarung setiap ronde atau bekerja sama setiap ronde."
"Lalu motivasimu sendiri?" Chen Junnan membalas bertanya.
"Aku perlu mengikuti Qi Xia mencari kesempatan untuk keluar."
"Kenapa kamu yakin mengikuti Lao Qi bisa keluar?" Chen Junnan menatap Lin Qin sambil tersenyum.
"Ini tidak bisa kukatakan..." Lin Qin juga waspada menatap Chen Junnan.
Lin Qin tahu orang ini menyimpan banyak ingatan. 「Gema」-nya sangat mudah terpicu, bahkan mungkin mengingat peristiwa tujuh tahun lalu.
Dari sini terlihat, setiap kali kemampuan 「Pengganti Dosa」 pria di depan mata ini terpicu, itu bukan karena 「pemicuan」 dariku.
Dia sengaja menyerahkan nyawanya.
“Tidak mau bilang ya sudah.” Chen Junnan mengangguk, “Tujuan keberadaanku sederhana... Setidaknya aku harus mengantar Lao Qi dan Lao Qiao 「keluar」.”
“Sebagian besar target kita ternyata bertemu.” Lin Qin mengangguk, “Semoga kau tidak 「berbohong」.”
“Santai, lagian aku bukan Lao Qi.”
Lin Qin mengangguk samar setelah mendengarnya.
“Ngomong-ngomong, aku Lin Qin sang 「Dao」, benar-benar belum pernah bertemu denganku sebelumnya?”
“Tidak.”
Lin Qin mengangguk, lalu berbalik pergi.
Chen Junnan memandang pemandangan malam di luar jendela, berkata dengan raut bingung: “Apa itu 「Dao」? Bertahun-tahun terkurung di Ruangan... Tak kusangka 「Tanah Akhir」 bisa berubah sejauh ini.”
