Aku mencatat permainan malam itu dalam bentuk tulisan dan mempostingnya di forum untuk minta bantuan. Meski sedikit yang merespons, ada yang memberikan perspektif berbeda.
Seorang netizen menyebutkan 「host permainan mungkin juga pembohong」 yang berhasil menarik perhatianku.
Harus diakui kekuatan netizen tak terbatas, aku sama sekali belum pernah memikirkan arah ini.
Setelah merapikan 「hubungan logis」 yang kira-kira, aku kembali memasuki mimpi dengan memanfaatkan kekuatan gempa bumi.
Malam ini aku harus memecahkan kutukan ini.
Setelah semua orang selesai menceritakan kisah masing-masing, aku mengetuk meja lalu berbicara penuh keyakinan: "Semua, menurutku si 「Manusia Domba」 ini adalah Pembohong."
Tampak jelas semua orang terkejut dengan pernyataanku. Tujuanku hampir tercapai.
"Ta...tapi alasannya apa?" Pria Lengan Bunga itu bertanya dengan wajah bodoh.
"Ala...alasan?" Aku tertegun, "Emang perlu alasan? Aku udah gila ya coblos semua orang, tapi salah semua!"
Melihat sorot mata bingung mereka, aku sadar telah salah bicara.
Mereka sama sekali tidak punya ingatan!
Apa yang kulakukan?!
Maka dengan bangga, malam itu aku terpilih sebagai 「Pembohong」 dengan suara terbanyak.
Mungkin ini memang hukuman yang layak kudapatkan.
Setelah bangun, kurenungkan lagi. 「Aturan」 game ini sangat ketat: Semua harus memilih Pembohong yang sama. Salah satu saja salah memilih, kita akan 「mati」.
Jadi tugasku adalah meyakinkan semua untuk memilih kandidat yang sama, idealnya si Manusia Domba. Baru begitu kita bisa kabur dari ruangan, dan aku terbebas dari kutukan.
Jadi aku memposting permintaan bantuan lagi, berkat bantuan netizen akhirnya aku paham 「aturan」nya.
Lalu aku menyusun ulang logika 「game」 ini dan kembali memasuki Ruangan.
Kali ini aku tetap menyarankan untuk memilih 「Manusia Domba」, alasannya jelas karena kuduga semua kartu di tangan kalian adalah 「Pembohong」, jadi 「Manusia Domba」 sudah berbohong sejak menjelaskan aturan.
Dialah 「Pembohong」 pertama, semua orang berbohong karena kebohongannya, karena itu kita harus memilih dia.
Aku benar-benar jenius, hanya dengan kurang dari seratus siklus aneh sudah menemukan jawaban ini.
Kali ini jelas-jelas aku berhasil meyakinkan mereka.
Akhirnya tiba momen voting yang mendebarkan!
Saat kubalik kartu 「Manusia Domba」 yang kutulis, rasa percaya diriku melambung, lalu kulihat polisi, dokter, pengacara, preman, guru TK, dan hostess minuman - semua membalik jawaban mereka, semuanya 「Manusia Domba」!
Bagus sekali!
Aku segera terbebas dari kutukan!
“Sekarang di ruangan hanya tersisa pria tampan bermuka putih itu. Dia sejak tadi hampir tidak bicara, terlihat tidak punya pendirian. Meski aku tidak pernah suka orang yang tampan, tapi kali ini... dia akan menjadi juruselamatku!”
Lelaki itu membalik kertas perlahan-lahan, memperlihatkan tulisan di atasnya.
Saat itulah aku sadar orang ini bukan juruselamat, tapi orang bodoh yang dungu sampai berak sembarangan.
Di kertas tertulis jelas tiga karakter 「Chen Junnan」, bahkan di akhir ada gambar hati kecil yang detail.
“Chen Junnan apaan sih?!” Aku berteriak tak terkendali.
“Aku ini Chen Junnan,” orang itu tersenyum.
Apa-apaan ini?!
Apa orang ini benar-benar paham situasi sekarang?!
Kamu pikir diri sendiri selebriti? Siapa yang gila ya peduli nama kamu?!
Malam itu aku dibunuh lagi, dengan gesit, tanpa basa-basi.
Benar-benar hebat.
Setelah bangun, aku sangat marah. Aku sama sekali tidak punya mood untuk melakukan hal lain.
Pria bernama Chen Junnan ini terlalu bodoh. Ternyata Tuhan itu adil, pria tampan otaknya memang payah. Aku harus cari cara untuk meyakinkannya.
Mulai hari ini, aku memutuskan untuk menggunakan 「ketulusan hati」ku untuk menyadarkan seorang idiot.
Maka aku menyiapkan banyak retorika sebelumnya, berencana menjelaskan semuanya saat memasuki mimpi buruk kali ini.
Tapi ketika malam benar-benar tiba, setelah kubujuk dengan logika dan emosi sampai mulutku berbusa, akhirnya aku hancur juga.
Setelah Chen Junnan membuka kertas itu, tertera nama yang sama sekali tidak masuk akal.
Liu Dehua.
Kali ini tidak ada gambar hati kecil di belakangnya, malah ada gambar senyuman kecil.
Aku berusaha mengontrol emosi, menekan suara bertanya: "Chen Junnan, kamu jelaskan padaku... apa ini 「Liu Dehua」?"
“Oh? Kamu bahkan tidak tahu ini? Liu Dehua adalah artis Hong Kong.” Chen Junnan berkata dengan wajah polos, “Seingatku dia lahir tahun 1962, artis multitalenta film, TV, dan musik. Pernah nonton 「Infernal Affairs」? Di situ Liu Dehua berperan sebagai...”
“Peran kakekmu!” Aku membentak keras.
Sebenarnya tidak pernah kubayangkan, suatu hari aku akan mati karena Liu Dehua.
Liu Dehua tidak membunuhku, tapi aku mati karena Liu Dehua.
Bagus.
Chen Junnan, kau memang hebat.
Sejak saat ini, aku mulai berseteru dengan si idiot Chen Junnan.
Tujuanku menjadi sangat murni dan sederhana: membuat Chen Junnan memilih Manusia Domba.
Tapi entah kenapa orang ini keras kepala, semua orang dipilihnya kecuali Manusia Domba.
Berkali-kali dia membuka kertas: Aaron Kwok, Leon Lai, Jacky Cheung, Stephen Chow, Chow Yun-fat...
Setelah Empat Raja Langit, muncul berbagai selebriti lain dari Hong Kong-Makau-Taiwan sampai Tiongkok daratan, bahkan artis internasional.
Pengetahuannya tentang selebriti ternyata cukup luas.
Aku hampir 「mati」 sekali untuk semua selebriti dalam dan luar negeri.
Sampai aku melihat 「Guo Degang」 dan 「Yue Yunpeng」, baru akhirnya aku sadar, orang ini jelas-jelas sengaja gila ya!
Dia sama sekali tidak bodoh, sejauh ini nama yang dia tulis tidak pernah ada yang terulang, dia sengaja!
Dia sama sekali tidak ingin aku 「keluar」 dari sini, dia membuatku terjebak di sini tanpa bisa bergerak!
Dialah 「kutukan hidup」-ku yang nyata!
Mengapa demikian ada orang seperti ini di dunia? Kenapa dia harus mengacau?
Sayangnya aku tidak bisa 「melawan」, kalau tidak pasti akan kucari cara untuk 「membunuhnya」.
Chen Junnan ah Chen Junnan, permusuhan apa sebenarnya antara kita?
Mengapa kau menghalangi 「kehidupan」-ku?
「Kabur dari Ruangan ini」 sudah sama sekali tidak bisa diharapkan lagi.
Apalagi dengan kehadiran Chen Junnan, bagaimanapun juga aku tidak akan bisa 「kabur」.
Tapi setiap kali aku bangun di 「hari yang sama」, aku benar-benar akan 「gila」.
Setelah berpuluh kali mengalami siklus aneh ini, akhirnya aku menemukan ide bagus untuk menjaga akal sehat... Yaitu dengan mencari aktivitas berbeda setiap kali.
Dengan begitu aku akan menganggap setiap hari sebagai hari yang baru...
Lagipula di dunia nyata aku punya waktu sekitar satu setengah hari, secara teori bisa melakukan banyak hal.
Di masa-masa itu, aku pernah mencoba jadi streamer game, streamer barang, bahkan sesekali jadi streamer talenta.
Lalu jadi admin forum Tieba, bahkan sampai jadi penipu online.
Perlahan aku sadar diriku merasa hampa.
Hariku terus berkutat di hari yang sama, semua hal ini hanya bisa dilakukan sampai fase awal, sama sekali tak bermakna.
Kalau begitu... Adakah cara untuk membuat karyaku bisa diteruskan?
Meski aku harus mati di hari ini, tapi karyaku tidak akan terjebak di hari yang sama?
Apa yang bisa diwariskan?
