Tapi jika partisipannya lima puluh satu orang... mengapa 「Domba Bumi」 mengontrol jumlah orang selanjutnya?
Ini adalah kesimpulan yang berbahaya sekaligus mendebarkan.
Kipas yang dibagikan pertama kali sama sekali bukan 150 buah untuk 50 orang, juga bukan 153 buah untuk 51 orang.
Karena termasuk Domba Bumi, di lapangan berdiri 52 orang, dan ke-52 orang ini semua menerima kipas.
Jadi secara teori, kipas di ronde pertama berjumlah 156 buah.
Tapi 156 buah tetap bukan jumlah kipas yang dibagikan di ronde pertama.
Sebelum game dimulai, saat Domba Bumi memberi demonstrasi ke orang-orang, dia memasukkan 4 buah kipas ke dalam 「Mesin Pencocokan」 di depan semua orang.
Ditambah dengan 4 buah ini, barulah game resmi terbentuk.
Total kipas di ronde pertama adalah 160 buah, masing-masing jenis memiliki 40 buah.
Dengan begini, semua logika menjadi lancar.
Domba Bumi membunuh bukan untuk 「Sanksi」, melainkan dia membunuh hanya karena keinginannya sendiri untuk membunuh.
Dia jelas-jelas salah satu Peserta.
Soalnya 「Mesin Pencocokan」 sejak awal sudah menampilkan foto Domba Bumi, membuktikan dia tercatat dalam kasus.
Dengan kata lain, 「aturan」 di sini tidak peduli apakah peserta saling membunuh. Ini akan membuat masalah semakin rumit, karena Domba Bumi juga peserta yang bisa membunuh sesuka hati.
Tapi kekuatannya terlalu hebat. Jika benar-benar bertarung, tak ada satu pun di sini yang bisa menjadi lawannya.
Memang, selama Domba Bumi menjadi peserta, sekalipun 51 orang sisanya bersatu, tetap tak berguna.
Dia akan langsung mengamuk membantai.
Ini membuat konsep tim dalam 「game」 menjadi lelucon belaka.
Qi Xia menggelengkan kepala, di hati bergumam: Domba Bumi... kau benar-benar lawan yang menarik...
Untuk merasakan langsung 「game Penipuan」, apakah kamu sengaja ikut setiap kali?
Sorot mata Qi Xia perlahan dipenuhi keraguan...
Awalnya dikira lawannya 50 orang biasa, paling-paling beberapa 「Pemilik Gema」. Tapi siapa sangka malah berhadapan langsung dengan Domba Bumi?
Dia akan membunuh peserta lain sesuai kebutuhan dan keinginannya sendiri.
Kasino raksasa ini... bagaikan rumah jagal pribadinya.
Tapi situasi saat ini agak aneh, kenapa Dia mengizinkan orang kabur padahal bisa langsung membunuh semua orang di lokasi?
“Apakah yang kau inginkan adalah game yang relatif adil...? Kau membunuh si tukang kekerasan karena tak menyukai cara menang seperti itu?”
Qi Xia kembali menatap sosok berkepala kambing hitam di tengah arena. Kebetulan saat itu Domba Bumi juga menoleh ke arahnya.
Pandangan kedua pria itu bertemu di udara.
Setelah lama, Domba Bumi memalingkan wajahnya seolah tak melihat apapun, matanya kembali menatap lurus ke depan.
Qi Xia pun tersadar. Ia mendekati jenazah pria tua itu dan mencabut pisau tajam dari dadanya. Kemudian dengan masih membawa pisau itu, ia menghampiri jenazah pria besar yang dibunuh Domba Bumi.
Pria besar ini tewas dalam posisi berdiri. Kepalanya berputar 360 derajat, membuat lehernya terpelintir seperti pretel dari daging dan darah yang terkoyak.
Kipasnya sudah 「disita」 oleh Domba Bumi, karena itu tak ada seorang pun yang datang memeriksa mayatnya.
Qi Xia mengangkat pisau tajam sambil memandangi 「orang kaya」 yang tulang rusuknya tertusuk pria besar berpisaunya, lalu membongkar kipas di saku mayat tersebut. Sayangnya, tak ada satu pun 「Duka」.
“Hei!” Teriak Domba Bumi dari kejauhan, “Kipas peserta yang sudah 「kabur」 tidak boleh diambil lagi.”
“Tidak boleh diambil lagi?” Qi Xia menoleh bingung memandang Domba Bumi, sama sekali tak bisa menyimpulkan kebenaran pernyataan ini.
“Benar.” Kata Domba Bumi, “Sebenarnya dia harus menukar kipas ini untuk 「Dao」, tapi karena sudah mati, kipasnya jadi tidak berlaku.”
“Tidak berlaku……?”
“Ya.” Domba Bumi mengangguk.
Qi Xia menyeringai, mengambil semua kipas dari mayat orang kaya itu lalu menyobeknya satu per satu hingga remuk.
“Kalau sudah tidak berlaku…… lebih baik dimusnahkan, agar 「game」 ini tetap adil.”
Domba Bumi membuka mulut sebentar, namun tak berkata apa-apa.
Setelah merobek kipas, Qi Xia mencampur semua serpihan dan memastikan sudah tidak bisa digunakan sama sekali sebelum pergi membawa pisau tajam.
Tindakan Qi Xia menarik perhatian semua orang. Bukankah "pembunuhan" sudah dilarang di arena ini? Mengapa masih ada yang mengambil pisau?
Dan jelas-jelas dia sedang memprovokasi Domba Bumi...
Apakah orang ini tidak takut 「mati」?
Qi Xia membawa pisau ke sudut lokasi, lalu duduk perlahan.
Waktu selanjutnya hanya menunggu.
Menunggu hingga 「Ai」 di arena terkonsumsi habis.
「Ai」 yang dikeluarkan di ronde pertama ada 40 buah. Lalu... berapa sisanya nanti?
Domba Bumi menghabiskan 1 untuk demonstrasi, dua tim yang kabur menghabiskan 2.
Qi Xia memegang tiga buah. Secara teori, 「Ai」 yang masih 「beredar」 di "pasar" maksimal tersisa 34...
Lalu... berapa banyak Domba Bumi menambahkan tadi?
Bagaimanapun dia pernah mengatakan 「menjamin setiap orang memiliki kesempatan untuk menambah kipas」, artinya jumlah kipas yang dia keluarkan kedua kali sama dengan jumlah peserta saat itu, yaitu 52 buah, sehingga ada kemungkinan semua orang bisa menambah kipas.
Angka 52 kebetulan habis dibagi empat, setiap jenis motif mendapat 13 buah.
Satu-satunya kabar baik adalah 13 buah 「Ai」 tambahan ini semuanya diambil oleh 「orang kaya」.
Jadi kipas jenis lain semuanya ditambah 13 buah, hanya jumlah 「Ai」 yang tidak berubah, hingga kini terus berkurang.
Tiga tim 「orang kaya」 ini tidak hanya mengambil 13 buah 「Ai」, tapi juga menggunakan 3 buah 「Ai」 untuk kabur, menyisakan 31 buah 「Ai」.
Sebelum pergi, Qin Dingdong mengeluarkan 1 buah 「Ai」 lagi untuk dirinya sendiri, membuat jumlah 「Ai」 di 「pasar」 kembali berkurang.
Saat ini di 「pasar」 maksimal hanya ada 30 buah 「Ai」 yang beredar, syarat ini pun berdasarkan asumsi 「semua yang kabur hanya menggunakan 1 buah Ai」.
“Tidak……” Qi Xia tiba-tiba teringat, kartu as asli Qin Dingdong adalah「Xi, Nu, Ai」.
Dia membawa tambahan satu「Ai」saat pergi.
Sisa「Ai」di lapangan tinggal 29 buah.
Jika kasus Qin Dingdong bukan pengecualian... artinya jumlah「Ai」yang tersisa akhirnya akan kurang dari 29, bahkan mungkin mendekati 20.
Lalu... bisakah jumlah「Ai」di lapangan benar-benar kurang dari 20?
40 orang perlu kabur, secara teori masih membutuhkan 20「Ai」, apakah dirinya bisa bertahan sampai detik terakhir?
Apakah semua orang akan kabur duluan... atau「Ai」habis duluan?
Qi Xia menyadari game aneh ini sama sekali tidak memiliki「titik ekuilibrium Nash」, terus duduk diam hanya mencari「mati」.
Untuk memastikan rencana sukses... harus mengkonsumsi「Ai」dalam jumlah besar.
Tapi sekarang bagaimana cara mengkonsumsi「Ai」di tangan orang lain?
Qi Xia merenung sejenak, tak kuasa tersenyum.
Masih perlu dipikirkan?
Langsung tinju acak bunuh guru, pakai cara Qin Dingdong saja.
Sekarang dia bisa aktif mencari "pasangan" dengan orang lain, sementara pisau di tangannya bisa berperan sebagai "tukang pukul".
Qi Xia menengok, lalu melihat tiga tim "orang yang kabur" lagi, jumlah peserta berkurang enam orang, tersisa 34 orang.
「Ai」berkurang tiga lagi, maksimal tersisa 26.
Sebelum Qi Xia menemukan mangsa, pria bermuka persegi yang pernah dilihatnya sebelumnya mendekat sambil tersenyum: "Hah! Saudara! Saudara!"
Qi Xia memandangnya dengan bingung.
Dia menganggap negosiasi mereka sudah gagal.
"Saudara... aku setuju!" kata pria bermuka persegi dengan gugup.
"Apa?"
"Aku akan kasih kipas ekstra, kau mau berpasangan denganku!"
Qi Xia menunduk melihat saku pria itu yang menggembung, teringat sesuatu.
“Baik!” Qi Xia mengangguk, “Berikan aku satu kipas dulu, aku akan berpasangan denganmu.”
“Tidak masalah!” Pria itu terlihat buru-buru, langsung mengeluarkan kipas dari saku dan memberikannya ke Qi Xia.
Qi Xia menunduk membuka dan melihat, adalah 「Kegembiraan」.
“Boleh, ayo kita berpasangan.” Kata Qi Xia.
Pria berwajah persegi mengangguk, mereka berdua datang ke depan 「mesin pencocokan」.
“Aku harus keluarkan apa?” Pria berwajah persegi tertegun, “Kamu punya apa?”
“Selain 「Kesedihan」, sisanya ada semua.” Jawab Qi Xia.
“Kalau begitu aku keluarkan 「Kesedihan」 dan 「Kesenangan」, kamu keluarkan 「Kegembiraan」 dan 「Kemarahan」!”
“Baik.”
