Song Qi langsung membelalakkan mata setelah mendengar, buru-buru maju dan menutupi mulut Chen Junnan.
“Jangan sebut nama itu!” Song Qi memandang pria di depannya dengan wajah terkejut, “Bukan, kamu siapa?”
“Apaan sih…” Chen Junnan kesal melepaskan tangan Song Qi, “Ngapain nutup mulut aku? Aku bukan Huluwa, bangsat! Nyebut namamu juga nggak bakal nangkep kamu.”
Qiao Jiajin merasa ada yang aneh setelah mendengar, berkata: “Junnan, itu kayaknya Raja Sudut Emas.”
“Oh? Benarkah?” Chen Junnan juga ikut mencerna, “「Aku panggil namamu, berani jawab?」Bukan dialog Huluwa ya?”
“Hu… Huluwa itu apa?” Qiao Jiajing bingung bertanya, “Bukan perkataan Raja Sudut Emas?”
“Hai, Lao Qiao, lama nggak ngasihmu pengetahuan umum!” Chen Junnan sambil tertawa menepuknya, “Sini, aku kasih tahu, Huluwa itu harta budaya kita! Ceritanya tentang…”
“Tunggu, tunggu sebentar……” Song Qi merasa dua orang ini aneh, “Sekarang ini saatnya bahas Huluwa dan Raja Kertup Emas?”
“Oh iya……” Qiao Jiajin tiba-tiba teringat sesuatu, “Barusan ada yang bilang cari aku… Bangsat, kamu cari aku?”
“Aku……” Song Qi menggelengkan kepala pasrah, “Ada saudara di lokasi 「Domba Bumi」 yang butuh bantuan……”
“Bangsat!” Qiao Jiajin berteriak, “Penipu dipukulin orang?”
Chen Junnan juga tertegun: “Apa? Lao Qi digebukin orang?”
“Bukan……” Song Qi merasa sulit berkomunikasi dengan mereka, “Saudara itu minta tolong, dia spesifik minta 「Qiao Jiajin」 datang bantu.”
“Oke, aku berangkat sekarang.” Qiao Jiajin mengangguk, langsung bersiap pergi.
“Pelan-pelan.” Chen Junnan menahan Qiao Jiajin, berpikir sejenak lalu bertanya ke Song Qi, “Bocah brengsek itu menang atau kalah?”
“Menang.” Jawab Song Qi.
“Menang, tapi butuh bantuan?” Chen Junnan mengusap dagunya.
“Benar.” Song Qi mengangguk.
“Aku paham.” Chen Junnan menepuk bahu Qiao Jiajin, “Lao Qiao, kamu dan Xiao Chu masuk ambil dua karung.”
“Karung?” Qiao Jiajin tertegun, “Kenapa harus aku? Kenapa kamu tidak pergi?”
“Baju atas saja tidak kau pakai, cepatlah ambil.” Chen Junnan menghela napas.
“Hmm...” Qiao Jiajin menunduk melihat, ternyata dia memang tidak memakai baju atas, “Bangsat...”
Melihatnya berlari menjauh, Chen Junnan berteriak dari belakang, “Lao Qiao, sekalian bawa dua senjata yang enak digenggam!”
“Hah? Oke, aku paham!”
Song Qi memandang Chen Junnan dengan bingung, bertanya, “Kamu... apakah kita pernah bertemu sebelumnya?”
“Sebelumnya?” Chen Junnan berpikir sejenak, “Tidak, bukankah ini pertama kali kita bertemu?”
“Pertama kali...?” Song Qi menyeringai, “Tadi kamu jelas-jelas memanggil nama asliku... bagaimana kamu tahu?”
“Aku menghitung dengan jari.” Chen Junnan berkata datar, “Laozi meramal dengan jari, lima elemenmu kekurangan 「Ming」, takdirmu bertabrakan dengan 「Hui」, makanya namanya 「Song Minghui」.”
“Apa-apaan ini…” Song Qi merasa pusing bicara dengan orang ini, “Lalu bagaimana kau tahu margaku 「Song」?”
“Karena Laozi mau.” Chen Junnan mulai kesal, “Xiao Song, jangan banyak tanya, urusan duniawi jangan dicari tahu.”
Song Qi masih bingung memandang Chen Junnan, orang ini benar-benar aneh, sepertinya tidak ada yang bisa ditanyakan dari mulutnya.
Tak lama kemudian, Qiao Jiajin sudah memakai jaket dan datang berkumpul.
Di ketiak kirinya terjepit dua pipa besi yang bekas patahannya masih baru, seperti pipa air yang baru dipotong. Tangan kanannya membawa dua karun goni kotor.
“Junnan-zai, aku datang.” Qiao Jiajin tersenyum, “Apa kita mau memukul orang sampai pingsan lalu menyekapnya? Aku sengaja pilih dua karung goni besar.”
“Ukuran berapa pun boleh.” Chen Junnan tersenyum, “Kita berdua akan membantunya dengan ‘bantuan besar’.”
Setelah itu dia menoleh bertanya pada Song Qi: “Apa si brengsek itu bilang「Selain Qiao Jiajin, jangan ada yang ikut」?”
“Tidak ada.” Song Qi menggelengkan kepala.
“Nah, selesai.” Chen Junnan membuka mulut, “Lao Qiao, ayo, aku ikut denganmu.”
“Baiklah.” Qiao Jiajin mengangguk.
Keduanya menyuruh Song Qi memimpin jalan di depan, sementara mereka membawa pipa besi dan karung goni mengikuti dari belakang.
Song Qi merasa agak aneh, menurutnya kedua orang ini memiliki aura 「Kucing」 yang tak terdefinisi... Hanya saja tidak tahu apakah dua orang seperti ini mau bergabung dengan mereka.
……
Qi Xia benar-benar tidak punya cara lagi.
Wanita bernama Qin Dingdong di depannya bersikeras tidak mau pergi, sejak awal targetnya adalah mendekati dirinya.
Qi Xia pernah membayangkan ratusan skenario berbahaya, tapi tak pernah menyangka bahwa orang yang dicarinya adalah Chen Junnan.
Situasi rumit seperti ini mustahil diselesaikan, persis seperti menghadapi 「tingkat bumi」 lainnya...
“Siapa yang tahu apa yang dilakukan bocah Chen Junnan tahun lalu?”
Qi Xia hanya bisa berharap Chen Junnan jangan sampai datang, kalau tidak situasinya akan semakin rumit.
“Tujuh tahun……” Qin Dingdong mengatupkan gigi berkata, “Bajingan itu menghindariku selama tujuh tahun!”
Qi Xia diam-diam menutupi dahinya, kalimat ini sudah didengarnya puluhan kali tadi.
Untuk mengalihkan topik, dia hanya bisa menoleh dan berbicara dengan pria berambut panjang.
“Saudara, bagaimana panggilannya?”
Pria berambut panjang sedikit sopan menunduk ke Qi Xia, berkata: “Kak, nama saya Liu Ershiyi.”
Nama ini membuat Qi Xia merasa agak aneh.
“Liu……Ershiyi?” Dia tidak terlalu paham orang tua macam apa yang memberi nama seperti ini.
Tapi setelah dipikir, pria tadi bernama 「Song Qi」…… Apakah ini bukan nama asli?
Pakaian mereka berdua juga mirip, apakah ini semacam 「organisasi」?
Qi Xia menyadari pria berambut panjang ini sangat sedikit bicara, mustahil mengalihkan topik pembicaraan, sehingga dia memilih diam. Suasana di ruangan ini bahkan lebih aneh daripada saat mengikuti 「game」 Domba Bumi.
Tak lama kemudian, Song Qi kembali.
Liu Ershiyi melihat Song Qi, mengangguk pelan lalu mundur ke samping.
Qiao Jiajin langsung berjalan masuk sambil membawa tongkat, matanya waspada menyapu sekeliling ruangan.
Hanya ada empat orang di sini.
Pria kepala domba, pria jaket kulit, si Penipu, dan Noona cantik.
Qiao Jiajin merasa seperti 「mengangkat pipa besi, bingung memandang sekeliling」.
Siapa yang harus dihantam pingsan?
"Lao Qi... biarkan Laozi lihat kali ini..." Chen Junnan berjalan masuk sambil membawa karung dan pipa besi, namun suaranya terhenti mendadak begitu melangkah ke dalam.
Hanya karung dan pipa besi yang tergeletak di lantai, sementara pemiliknya sudah kabur jauh.
"Kura-kura sialan! Chen Junnan!!"
Qin Dingdong berteriak, lalu langsung menyusul keluar. Begitu sampai di dekat Qiao Jiajin, ekspresinya berubah dan dia segera tersenyum.
"Wah, A Jin, lama tak jumpa. Badanmu masih kekar seperti dulu."
"Hah?" Qiao Jiajin tertegun, "Kamu...?"
Qin Dingdong tak sempat menjawab, ekspresinya tiba-tiba berubah: "Chen Junnan bangsat kura-kura pengecut!"
Kemudian dia melesat keluar ruangan.
Beberapa orang di dalam ruangan saling pandang bingung.
"Penipu... situasi apa ini?" Qiao Jiajin tampak bingung, "Barusan makhluk apa yang berlari keluar itu?"
"Mungkin seorang 『dalang』." Qi Xia menggelengkan kepala, "Tinju, kemarilah. Ada urusan yang perlu kusampaikan."
