Setelah mengantar Tianma dan Tianhu pergi, penjara terjerumus dalam kesunyian. Qian Wu kembali merenung.
“Kak Lima...” Song Qi mendekat, membungkuk dengan raut ragu, “Perlukah berdagang dengan mereka? Dengan satu perintahmu kita bisa perang, tak peduli dia 「Kuda Langit」atau bukan, saudara seperjuangan kita...”
“Tidak perlu.” Kata Qian Wu, “Aku juga ingin tahu tentang 「Gema」raksasa itu. Sejak 「Kucing」didirikan, belum pernah ada suara seperti ini. Penting untuk tahu posisi mereka sebenarnya.”
“Aku mengerti, Kak.” Song Qi mengangguk.
“Ngomong-ngomong……” Qian Wu memicingkan mata melanjutkan, “Sepertinya Kuda Langit dan kawan-kawan tidak mengetahui urusan 「Surga Firdaus」……”
“「Surga Firdaus」……?” Song Qi mengerutkan alis, “Kak, maksudmu gema besar itu berkaitan dengan bisnis kita sebelumnya?”
“Kemungkinan besar.” Qian Wu mengangguk, “Serangan besar-besaran kita sangat mungkin memicu 「Gema」 orang lain. Apalagi 「Gema」 ini muncul tengah malam, pasti ada hubungannya dengan peristiwa itu.”
“Aku paham.” Song Qi mengangguk, “Kak, aku akan membakar Dua Puluh Satu sekarang. Malam ini kita istirahatkan pasukan, besok pagi langsung menuju 「Surga Firdaus」.”
“Baik.” Qian Wu mengangguk, “Lao Qi, sampaikan perintah: Jika benar menemukan orang itu… jaga kerahasiaan.”
……
Harimau Bumi melihat pintu cahaya di sampingnya menyala, perlahan bangkit berdiri.
Beberapa peserta sedang mendekatinya. Memanfaatkan waktu sebelum gelap total, mereka sepert ingin ikut permainan Harimau Bumi.
“Menggelinding.” Harimau Bumi 「Nu」 berteriak, “Langkah satu jempol lagi maju aku **gila ya** bunuh kalian.”
Beberapa peserta berhenti sejenak, perlahan mundur.
Hari ini adalah hari tanpa lembur lagi.
Harimau Bumi menggendong karung raksasa memasuki 「pintu cahaya」, beberapa level dalang 「shio」 serempak memberi hormat padanya, kemudian menghilang tanpa menoleh di ujung koridor.
Tapi Harimau Bumi tidak terburu-buru, perlahan mendekati 「pintu kayu」 seolah menanti sesuatu.
Tak lama kemudian, seorang pemuda bertopeng kepala kuda datang, lembut memanggil: “Guru, hari ini...”
“Kamu menggelinding dulu.” Harimau Bumi membuka mulut, “Sebentar lagi aku cari kalian.”
“Oh...” Topeng Kepala Kuda mengangguk hormat, sepertinya paham sifat Harimau Bumi, lalu pergi menyusuri koridor tanpa bicara.
Harimau Bumi menunggu dalam diam, sampai mulai tak sabar dan hendak pergi, akhirnya 「pintu kayu」 di depannya terbuka.
Di balik pintu kayu terdapat sebuah bar, Domba Bumi perlahan keluar. Dia sengaja datang terlambat, tapi tak menyangka Harimau Bumi sudah berdiri di hadapannya. Akhirnya dia hanya bisa memutar badan pergi.
"Yo……" Senyum tipis mengembang di wajah Harimau Bumi, tatapannya penuh harap pada Domba Bumi.
Domba Bumi pura-pura tak melihatnya, menyampingi Harimau Bumi dan berlalu.
Harimau Bumi agak kesal memandanginya, lalu bergegas mendekat ke depannya dan mengulang: "Yo!"
Domba Bumi yang merasa tak bisa lagi menghindari makhluk sial ini, hanya bisa menggelengkan kepala pasrah: "Yo apa?"
"Hari ini pulang telat ya!" canda Harimau Bumi, "Gimana? Banyak kerjaan? Menang atau kalah?"
"Apa urusanmu?"
"Kita kan teman sekelas dulu!!" raut Harimau Bumi berseri-seri, "Berbagi rezeki, dan jika ada masalah kau bisa ceritakan padaku!"
"Tak perlu." Domba Bumi menggeleng, "Urusanku akan kuselesaikan sendiri."
“Aku punya cara yang sudah jadi di sini!” Harimau Bumi melempar karung di punggungnya ke depan Domba Bumi, “Cepat lihat 「Jalan」 yang masih baru ini, benar-benar merepotkan…… Kok bisa sebanyak ini? Bagaimana aku harus mengurusnya?”
“Urus saja sesukamu.”
“Kamu mau? Kalau mau bisa kupinjamkan!” kata Harimau Bumi, “Bunga harian 9.5%, kamu takkan pernah menemukan pinjaman ilegal semurah ini lagi.”
Domba Bumi melihat karung di atas 「」, mengangkat kepala dengan tanpa ekspresi dan bertanya: “Harimau Bumi……Serius, orang yang kamu kirim hari ini, sebenarnya makhluk apa dia?”
“Makhluk apa?” Harimau Bumi mengerutkan alisnya sedikit, “Apa maksudmu?”
“Aku ingin tahu apakah kamu benar-benar bodoh……atau sudah melihat hal ini sejak awal.”
Harimau Bumi menunduk perlahan setelah mendengar, diam membisu.
Melihat ekspresi Harimau Bumi, Domba Bumi tentu sudah menebak sesuatu.
“Sorot matanya……kemampuan yang dia gunakan……” suara Domba Bumi gemetar, “Tidakkah kamu merasa kita pernah melihatnya sebelumnya?!”
“Aku……Aku mengerti maksudmu, tapi apakah itu mungkin?” Harimau Bumi mengangkat jari menunjuk ke belakangnya, “Dia seorang peserta yang bahkan tidak punya 「Gema」……Bagaimana mungkin dia……”
“Harimau, posisi 「Domba Langit」 kosong.”
“Apa?!” Harimau Bumi tertegun, “Lao Hei……Bangsat, apa yang baru kau katakan……?”
“Aku sudah bertemu Tianlong, dia yang bilang langsung padaku.” Domba Bumi berkata, “Meski seharusnya ini tidak diungkap……Sekarang kau mengerti?”
“Maksudmu Kakak Domba sama sekali tidak menjadi 「Domba Langit」……” Harimau Bumi berkedip, “Dia pergi sekitar lebih dari sebulan lalu……tapi kembali menjadi peserta?”
“Bukankah ini lebih mengerikan?” Domba Bumi menoleh ke Harimau Bumi, “Kita sama-sama tahu bagaimana Kakak Domba……Dia bisa membuat tempat ini porak-poranda. Berapa banyak 「shio」 di sini yang bisa menghentikannya?!”
Saat suasana antara mereka berdua sangat tegang, suara malas tiba-tiba bergemericik dari belakang.
“Mustahil.”
Mereka menoleh dan melihat orang yang datang tak lain adalah Ular Manusia.
“Dasar kau...” Harimau Bumi ingin maju memberinya tamparan, tapi teringat dirinya sudah naik pangkat menjadi 「tingkat bumi」, hanya bisa mendorong Ular Manusia dengan lembut, “Siapa suruh nguping?!”
Ular Manusia terdorong mundur selangkah, lalu tertawa: “Apa hubungan kita bertiga? Dengar-dengar gimana sih?”
Harimau Bumi merenung sejenak, bertanya pada Ular Manusia: “Kenapa kau bilang 「tak mungkin」? Dengan kemampuan Kakak Domba, seharusnya bisa menaklukkan semua game kita.”
“Huzi, kau memang selalu satu urat.” Ular Manusia tersenyum mendorongnya, tapi Harimau Bumi tak bergerak sedikit pun.
“Apa maksudku 'satu urat'?”
“Masih ingat...” Ular Manusia menoleh ke Domba Bumi, “Dulu Kakak Domba pernah bicara soal alasan dirinya bergabung dengan 「shio」.”
Kalimat itu membuat keduanya serentak teringat sesuatu.
“Kakak Domba sepertinya benar pernah mengatakan…” Harimau Bumi menunduk mencerna, “Karena dia termasuk 「yang tak beruntung」… Bagaimanapun caranya dia tidak bisa mendengar 「Gema」, sejak lama tidak bisa menyimpan ingatan… Jadi bergabung ke 「shio」 adalah satu-satunya jalan keluar.”
“Artinya… Meskipun Kakak Domba berubah menjadi Peserta, dia mustahil bisa menembus game…” Harimau Bumi perlahan menundukkan kepala, “Karena setiap kali dia seperti memulai dari awal lagi…”
