「Chen Junnan.」 Qi Xia memanggil lalu duduk di antara dia dan Qin Dingdong.
Ekspresi Qin Dingdong terlihat tidak senang, tak diketahui apa yang baru saja mereka bicarakan.
「Lao Qi... Ada yang mau kamu tanyakan?」 Chen Junnan bertanya, 「Laozi lagi baik hati hari ini, tanya apapun akan kujawab.」
Qi Xia pun tak sungkan, mengangguk dan berkata: 「Chen Junnan, pernahkah kau melihat 「tingkat langit」?」
「Tentu.」 Chen Junnan mengangguk, 「Bukan cuma aku, kamu, noona di sampingmu, Lao Qiao, kita semua pernah melihatnya.」
Dua kata 「tingkat langit」 itu membuat Qin Dingdong di sebelahnya teringat pemandangan mengerikan, wajahnya langsung pucat.
「Tapi aku tidak ingat.」 Kata Qi Xia, 「Andai saja aku ingat... Setidaknya tahu cara menghadapi mereka.」
Qin Dingdong menghela napas: “Qi Xia, kamu memang tidak ingat.”
“Hmm……？” Qi Xia mengerutkan alis, menatap wanita ini.
“Hal yang paling kutunggu setiap kali… adalah kesempatan menggoda dirimu saat muncul.” Qin Dingdong tersenyum pahit, “Qi Xia, kita telah berpapasan puluhan kali, reaksimu selalu menggemaskan.”
Qi Xia merasa perkataan Qin Dingdong mengandung implikasi menyeramkan.
“Berpapasan puluhan kali……？” Qi Xia menoleh ke Chen Junnan, “Apa maksud kalimat ini？”
Chen Junnan menghela napas pelan: “Lao Qi, sebelumnya kamu selalu menjadi 「Orang Malang」, kami harus memperkenalkan diri kembali setiap kali.”
“Hmm……？” Qi Xia terhenti, “「Orang Malang」……？”
Qin Dingdong menjelaskan di samping: “Yakni mereka yang tak bisa memunculkan 「Gema」, jenis orang seperti ini tidak sedikit di 「Tanah Akhir」.”
“Cuma kali ini kelakuanmu kayaknya aneh…” Chen Junnan dan Qin Dingdong serentak menatapnya, “Aku justru pengin tanya… Lao Qi, apa kau pernah punya 「Gema」?”
“Benar.” Qi Xia menjawab.
Satu kata pendek itu membuat alis keduanya berkerut.
“Kau benar-benar 「Gema」?!” Chen Junnan bangkit berdiri, bertanya dengan tak percaya, “Pantasan aku selalu merasa ada yang janggal… Lao Qi, 「Gema」mu apa?”
“Mungkin disebut 「Kehidupan Abadi」.” Qi Xia mengangguk.
Chen Junnan dan Qin Dingdong saling pandang dengan wajah pucat.
“Apa katamu?” Chen Junnan mengorek kupingnya dengan kelingking, “Barusan kotoran kupingku menyumbat, ulangi lagi.”
“「Kehidupan Abadi」.” Qi Xia mengulangi.
“Dasar kau bohong sama aku ya?” Chen Junnan menghela napas lalu duduk di samping, “Kehidupan Abadi… Nyari alasan aja nggak bisa?”
“Apa?” Qi Xia bingung melihat keduanya, “「Kehidupan Abadi」kenapa lagi?”
“Tidak mungkin ada orang yang 「Gema」-nya berupa idiom.” Chen Junnan menggelengkan kepala, “Ini terlalu kacau balau, konsep empat karakter itu apa? Empat karakter mungkin bisa membuat kaca bergetar……”
Sebelum sempat menyelesaikan ucapan, ekspresi kedua orang itu berubah.
Orang yang dicari Kuda Langit dan Harimau Langit……ditemukan.
“Lao Qi……kamulah 「Gema Besar」 itu……” Chen Junnan memandangnya dengan tak percaya, “Kau bilang kamu……「Kehidupan Abadi」……? Apa kemampuan dari empat karakter ini?”
Qi Xia mengingat perkataan Chu Tianqiu, lalu berkata: “Aku tidak sepenuhnya paham, soalnya saat 「Gema」 muncul kesadaranku sudah hilang. Tapi dari perkataan Chu Tianqiu……kira-kira aku bisa membuat orang 「hidup」.”
“Membuat orang……hidup?” Chen Junnan mencerna, “Maksudmu mengubah mereka jadi abadi?”
“Tidak……” Qi Xia menggeleng, “Menurut perkiraanku, 「hidup」 di sini arti harfiah. Meskipun dia mati, dia harus tetap hidup.”
Chen Junnan dan Qin Dingdong setelah mendengar ini serentak menatap ke arah lapangan olahraga.
Di sana terdapat gunungan mayat hitam legam, di antaranya mayat Qiao Jiajin dan Li Xiangling menempati lebih dari tiga puluh buah.
“Meski sudah mati... harus tetap 「hidup」...” Chen Junnan menelan ludah, lalu menunjukkan senyum pahit tipis, “Lao Qi, dengan kemampuan ini... sepertinya kau sudah tak butuh aku lagi.”
Qi Xia belum sempat bicara setelah mendengar itu, kepalanya langsung diserang rasa sakit. Setelah beberapa 「detik」 barulah ia mulai beradaptasi.
“Chen Junnan... Aku juga punya pertanyaan untukmu.” Qi Xia menutupi dahinya sambil berkata, “Sebenarnya kau punya kesaktian apa? Apa itu 「Pengganti Dosa」 milikmu?”
Chen Junnan tersenyum tipis setelah mendengar: “Ini simpel saja Lao Qi, selama dalam jangkauan pandanganku, asal kumau maka orang sial yang jadi sasaran ya Laozi ini.”
“Kedengarannya bukan 「Gema」 yang berguna.” Kata Qi Xia, “Kau bisa bertahan sampai sekarang hanya dengan 「Gema」 ini?”
“Aku... tak berguna?” Kilasan kekecewaan melintas di wajah Chen Junnan, “Jika kau benar-benar 「Kehidupan Abadi」, memang aku tak ada gunanya...”
“Qi Xia……” Qin Dingdong menyela, “Meskipun brengsek Chen Junnan ini benar-benar bukan manusia, tapi hanya kamu yang tidak boleh mengatakan dia tidak berguna.”
“Hmm?” Qi Xia menoleh ke arah Qin Dingdong, “Jadi kamu juga tahu banyak hal yang terjadi sebelumnya?”
“Benar.” Qin Dingdong berkata, “Orang bodoh ini terus mati menggantikanmu dan A Jin, jadi semua orang di dunia ini boleh mengatakan dia tidak berguna, kecuali kalian berdua.”
“Begitu…” Qi Xia mengangguk pelan, seolah teringat alasan sakit kepalanya, tapi segera memutus alur pikiran sambil menoleh, “Chen Junnan, aku ingin tahu seberapa tinggi levelmu?”
“Level…?” Chen Junnan tertegun.
“Aku ingin tahu performamu dalam 「game」.” Qi Xia menambahkan, “Dan juga sejauh apa kepercayaan yang bisa kuberikan padamu di masa depan.”
Pertanyaan ini sepertinya membuat Chen Junnan bingung.
Qin Dingdong tersenyum tipis setelah mendengar: “Begini saja, Qi Xia, brengsek ini tidak sepintar kamu, juga tidak sehebat A Jin dalam bertarung.”
“Kalimat ini keluar, Chen Junnan jelas-jelas tidak senang.”
“Noona, ucapanmu terlalu kasar.”
“Apa yang kukatakan salah?”
“Aku akan menyusun ulang kata-katamu.” Chen Junnan menoleh ke Qi Xia, “Lao Qi, begini saja, aku lebih jago bertarung darimu, juga lebih pintar dari Lao Qiao.”
Qin Dingdong di samping memutar bola mata sampai pupilnya menatap ubun-ubunnya.
“Oh……?” Qi Xia tersenyum tipis setelah mendengar, “Benarkah?”
“Tentu, Laozi juga punya sedikit Dao.” Chen Junnan mengangguk, “Kamu tidak percaya?”
“Aku percaya.” Kata Qi Xia, “Tapi aku butuh kamu membuktikan diri.”
“Boleh, katakan bagaimana caranya.” Chen Junnan mengangguk.
Qi Xia mengingat perkataan Harimau Bumi hari ini, lalu perlahan berkata: “Chen Junnan, besok ikut bertindak bersamaku. Aku perlu kamu ikut dalam sebuah game.”
“Ikut game bersama?” Chen Junnan berpikir sejenak, akhirnya menggelengkan kepala, “Lao Qi, tidak perlu, aku pergi sendiri.”
“Kamu…… pergi sendiri?”
Qin Dingdong merasa ada yang tidak beres: "Hei! Brengsek, jangan-jangan kamu lupa 「urusan penting」? Dua 「Langit」 itu……"
"Noona, sekarang bukan waktunya." Chen Junnan menyela dengan tersenyum, "Aku sedang membuat Lao Qi mengenalku kembali. Urusan apapun tunggu sampai aku kembali dari lokasi ."
"……?" Qin Dingdong langsung tertegun, "Sudah kubilang…… itu tidak perlu……"
"Tidak, dia berani mengganggumu, membuat kesalahan dengan orang yang salah."
Qi Xia mengangguk, bertanya: "Chen Junnan, kamu benar-benar tidak membawa rekan setim?"
"Lao Qi, izinkan aku memperkenalkan diri kembali." Chen Junnan berpikir sejenak, lalu tersenyum pahit, "Bagi ku, membentuk tim dengan orang lain adalah hal yang sangat berbahaya. Laozi terlalu mudah iba, bisa mati kapan saja karena dikorbankan orang bodoh. Begitu aku tidak ingin orang lain mati, yang mati justru aku."
Qi Xia setelah mendengar mengangguk: "Jadi……kamu yakin mau pergi sendiri?"
“Benar.” Chen Junnan mengangguk, “Lao Qi, besok usahakan jangan beraktivitas sendirian. Pagi nanti aku akan mencari Ular Tanah sendiri.”
Setelah berkata demikian, ia menatap Qi Xia dengan pandangan penuh makna.
Chen Junnan tak menyangka di tempat terkutuk ini masih ada eksistensi 「Kehidupan Abadi」. Jika begitu... seluruh 「Tanah Akhir」akan mengalami perubahan besar.
