Sebelum Chen Junnan selesai mengumpat, karakter di layar sudah menghilang.
"Aku sialan..." Chen Junnan buru-buru menepuk layar, "Hah! Tunggu dong! Guru, aku belum selesai baca soalnya!"
Ular Bumi di lapangan bundar tengah mendengar teriakan redup Chen Junnan, tak bisa menahan senyum puas.
Chen Junnan menghela napas dalam, mulai mengelus dagu sambil mencerna.
Soal setan ini orang biasa mana ada yang tahu jawabannya. Kalaupun bisa jawab, gimana cara meneruskannya?
"Bodo amat, urusan belakangan." Setelah berpikir sebentar, Chen Junnan tiba-tiba tersenyum, "Yang penting keluarin pertanyaan, suruh semua orang jawab sama kayak aku."
Dengan tegas dia menekan 「Ya」, lalu mengangkat telepon untuk menghubungi ruangan berikutnya.
"Halo...?" Pria itu kembali mengangkat.
"Halo, apa kabar?" Chen Junnan berseloroh.
"Aku... aku baik..."
Keduanya lantas terdiam sejenak.
Pria yang mengangkat telepon seakan merasakan sesuatu yang tidak beres: “Kamu... pertanyaanmu?”
“Aku sudah selesai bertanya.” Chen Junnan berkata, “Aku bilang「apa kabar?」”
“Apa?!” Pria itu terlihat jelas tertegun, “Ini pertanyaan apa sih?!”
“Bukannya ini cuma pertanyaan benar/salah?” Chen Junnan menggaruk hidungnya dengan malu, “Pokoknya teruskan saja, pertanyaannya「apa kabar?」. Sudah, tutup.”
Setelah tegas menutup telepon, Chen Junnan bersandar di kursi sambil merilekskan diri. Ia merasa game ini agak aneh.
Kalau tidak ada pembagian benar/salah, apa artinya menjawab pertanyaan?
Kalau level sepertiku saja bisa membuat pertanyaan, apa gunanya membuat soal?
Sekitar beberapa menit kemudian, semua peserta telah menjawab, layar kembali menampilkan tulisan.
「Jawaban akhir untuk pertanyaan kali ini adalah——Benar.」
「Krek-krek——」
Suara rantai besar di atas kepala kembali bergemericik. Chen Junnan mendongak, merasakan ada benda raksasa yang bergerak di langit-langit.
“Anjing sialan apa ini?” Chen Junnan berdiri, menginjak kursi dan mengetuk langit-langit, namun mendapati materialnya tipis tak terduga, seolah hanya lapisan papan kayu yang tidak kokoh.
Langit-langit tipis ini kontras tajam dengan dinding kedap suara di sekelilingnya.
“Ini...” Chen Junnan turun perlahan dari kursi, memicingkan mata sambil mencerna situasi.
Tapi setelah beberapa 「detik」, dia menyerah.
“Susah bet...” Chen Junnan menggelengkan kepala, “Ribet mikir, gila ya cepat mulai ronde berikutnya...lah.”
Duduk menunggu belasan detik, layar menunjukkan telah masuk ke ronde berikutnya, tapi Chen Junnan tidak menerima pertanyaan.
Kali ini masalahnya ada di pihak siapa?
Ronde pertama Yun Yao, ronde kedua dirinya sendiri. Jika pola partisipan bergilir searah jarum jam sebagai 「Orang pertama」, maka dugaan logisnya sekarang pria di sebelah kirinya yang mendapat pertanyaan.
Dengan demikian dirinya akan menjadi orang terakhir yang menerima giliran.
Bagaimanapun pertanyaan disampaikan melalui telepon, bahkan kalimat sederhana seperti「kamu sudah makan 」juga bisa menimbulkan kesalahan dalam proses transmisi yang berulang ini.
Setelah menunggu sekitar tujuh delapan menit kungfu, telepon akhirnya berdering.
Meski Chen Junnan sudah bersiap, dia tetap terkejut oleh suara dering yang keras itu.
「Ding ling ling——！！」
“Hah, aku...” Chen Junnan kaget setengah mati, buru-buru mengangkat telepon, “Chen Junnan di sini, silakan bicara.”
Yun Yao berpikir sejenak, lalu membuka mulut: “Chen Junnan, aku tidak yakin apakah pertanyaan ini benar... Tapi yang kudengar memang seperti ini...”
“Katakan.”
“Pertanyaannya adalah「Haruskah duduk?」”
“Hah?” Chen Junnan tertegun, “Duduk?”
“Benar...” Yun Yao ragu-ragu, “Aku curiga mungkin ada peserta di depan yang logatnya berat, membuat pertanyaan berubah...”
“Ssst——” Chen Junnan menarik napas panjang.
Kalau bicara logat... kalimat「Haruskah duduk?」ini punya kemungkinan variasi tak terbatas, terlalu sulit ditebak.
Apalagi……mungkin ini sama sekali bukan masalah「aksen」, melainkan ada orang yang sengaja mengubah pertanyaan, sama seperti diriku.
「Apa yang kamu pilih?」 tanya Chen Junnan.
「Ah? Bolehkah kita membicarakan ini?」 Yun Yao tertegun.
「Tidak bolehkah?」 Chen Junnan bingung,「Apakah「aturan game」menyebutkan hal ini?」
「Ini……」 Yun Yao mencerna sejenak, sepertinya memang tidak ada aturan seperti itu,「Aku memilih「Tidak」.」
「Oh?」
「Karena aku merasa pertanyaan ini telah diubah, jadi seharusnya tidak ada hubungannya dengan「kursi」. Apapun alasan orang sebelumnya mengubah pertanyaan ini, sepertinya ingin kita memilih「Ya」. Tapi aku tidak tahu motifnya, jadi untuk berjaga-jaga tetap memilih「Tidak」.」
「Kurasa pilihanmu sangat tepat.」 Chen Junnan mengangguk,「Kalau begitu aku juga pilih「Tidak」, mendukungmu satu suara.」
Keduanya menutup telepon. Chen Junnan duduk di kursi sambil mencerna.
「Duduk……?」
Meski sebelumnya hanya mengalami dua pertanyaan, setidaknya masih ada sedikit logika. Tapi「haruskah duduk」ini tidak memiliki subjek maupun arahan yang jelas.
Siapa sebenarnya yang harus duduk?
Apakah benar-benar 「duduk」?
Chen Junnan tahu dirinya adalah penjawab terakhir untuk pertanyaan ini. Begitu dia memilih, ronde ini akan berakhir, jadi harus lebih hati-hati.
Dua ronde sebelumnya berakhir begitu buru-buru, tapi di ronde ini Chen Junnan terus merasa ada firasat buruk.
"Bangsat, Lao Qi... cepat bantu aku." Chen Junnan mengusap dahinya, mencerna situasi sekarang dengan metode Qi Xia.
Dia meniru gaya Qi Xia sambil mengelus dagu, bergumam pelan: Menurut 「aturan」... pertama begini, lalu begitu, terakhir...
Setelah 「sepuluh detik」, dia menyerah lagi.
"Mantap, 「aturan」 macam apa ini, sama sekali nggak kebayang... persetanlah."
Chen Junnan menggelengkan kepala, dengan tegas menekan 「tidak」.
Siapapun yang harus duduk, biarkan dia tetap berdiri dulu.
Beberapa 「detik」 kemudian, karakter di layar berkedip-kedip.
「Jawaban akhir untuk pertanyaan ini adalah——ya.」
“Yah……” Chen Junnan tersenyum, “Sepertinya semua orang masih sangat enggan melepaskan kursi……”
Sebelum kalimatnya selesai, terdengar suara 「Boom」 yang mengguncang.
Seluruh ruangan bergetar hebat, tubuh dan kursinya langsung terlempar ke lantai. Rasanya seperti gempa bumi singkat yang intens.
“Makhluk apa itu?”
Setelah bangun, ia memandang sekeliling dengan perasaan bahwa sesuatu yang tak terduga telah terjadi.
Tiba-tiba dinding sebelah kirinya ditabrak keras, bau debu menyebar di udara.
“Tunggu……” Ia mengangkat kepala dengan bingung, menyadari tak ada bunyi rantai setelah sesi jawaban kali ini.
Yang muncul justru suara ledakan tadi.
“Jangan-jangan……”
Chen Junnan mengerutkan kening, detak jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
“Bangsatlah pertanyaan 「haruskah duduk?」 ini……” Ia mengumpat sambil bangkit berdiri, lalu mengetuk dinding ruangan sebelah kiri, “Siapa yang punya rencana licik, sudah mulai bertindak?”
Suara rantai jelas sedang mengaktifkan suatu mekanisme, ada benda besar tergantung di atas kepala semua orang. Pertanyaan tadi membuat benda besar itu jatuh.
Pertanyaannya bukan「Apakah harus duduk?」.
Seharusnya「Apakah harus dijatuhkan?」.
