Mendengar suara malas Chen Junnan, gadis itu semakin kesal.
“Aku bilang……apa kamu nggak bisa sedikit tegang? Sekarang kapan aja kita bisa 「mati」……”
“Kalau tegang bakal nggak mati?” Chen Junnan menggaruk telinganya, “Gadis, nama kamu siapa?”
“Aku……” Gadis itu menghela napas, “Xu Qian.”
“Hei, aku punya teman sekelas lama yang juga bernama Xu Qian, kebetulan banget kan?”
Xu Qian diam sejenak, lalu berkata dengan putus asa: “Namaku memang umum, kalau nggak ada bahan obrolan ya jangan dipaksa. Mau bilang apa sebenarnya?”
“Cuma merasa game ini bikin ngantuk.” Chen Junnan menghela napas, “Ayo kita coba cara bermain yang lebih menarik?”
“Menarik?” Xu Qian tampak bingung, “Di saat yang bisa mati kapan saja ini, kamu masih mikirin seru atau nggaknya?”
“Tentu saja.” Chen Junnan tersenyum, “Kamu kan perempuan, jadi kamu bisa memanggil Ular Bumi ke sini, bukan?”
“Nggak gitu juga...” Xu Qian tertegun, “Ular Bumi bilang sebelumnya kita hanya bisa memanggilnya saat merasa akan 「mati」...”
“Minta tolong.” Chen Junnan menyela, “Iya, minta aja.”
“Minta hantu apa?!” Xu Qian sudah kesekian kali ingin menutup telepon, “Ngapa aku harus minta tolong ke dia?!”
“Biar bisa bantu aku memanggilnya ke sini dong!”
“Ngapa kamu sendiri yang nggak panggil?!”
“Aku kan laki-laki!”
Dua orang yang baru beberapa kali bertelepon ini nyaris bertengkar.
“Laki-laki kenapa?!” Xu Qian tampak geram, “Memanggil wasit ada aturan gender?!”
“Si tua bejat itu mana mau dengar aku? Noona Qian, tolonglah bantu aku.”
“Kamu sendiri yang bilang dia itu si tua mesum!” Xu Qian berteriak, “Dan Ular Bumi tadi juga bilang, selama 「berperilaku baik」dia akan membantu perempuan, jelas-jelas ini bukan perkataan baik kan? Ngapain aku harus memanggilnya?”
“Hah! Tenang aja!” Chen Junnan tertawa, “Setelah kamu panggil dia ke sini, biar aku yang ngobrol. Pasti nggak bakal ada masalah.”
“Tapi kamu keliatannya sama sekali nggak bisa dipercaya...” Xu Qian menghela napas, “Kamu aja nggak bisa keluar dari 「pintu」, jaminan apa yang bisa kamu kasih?”
“Terus mau aku jamin gimana?” Chen Junnan juga mulai kehabisan akal, “Sekarang cuma kamu yang bisa aku hubungi.”
“Gini deh... Tunggu beberapa ronde lagi.” Xu Qian berkata, “Kalau kamu bisa jamin keselamatanku, aku akan bantu panggilkan Ular Bumi.”
“Yah, baiklah...” Chen Junnan mengangguk kecewa, “Udah dulu ya, sering-sering telepon.”
Xu Qian langsung mematikan telepon tanpa basa-basi, Chen Junnan juga dengan berat hati meletakkan gagang telepon.
Dia mendekati kursi dan duduk, dua tangan dengan natural bertumpu di kedua sisi layar.
Saat kedua tangannya menyentuh dua tombol, perasaan aneh perlahan muncul.
“Hah……？”
Dia menempatkan kedua jempolnya di atas dua tombol, terasa pas sekali.
“Ini… ini……”
Di tengah keraguannya, telepon tiba-tiba berdering.
「Dring-dring——！！！」
“Aduh!” Chen Junnan kaget lagi，“Kakekmu, Laozi cepat atau lambat bakal copet kabel teleponmu...”
Dia mengangkat telepon：“Hei? Kantor Ular Bumi Junnan, ada perlu apa?”
“Ada masalah apa di situ, Chen Junnan?” Yun Yao bertanya bingung，“Tadi kenapa sibuk terus?”
“Sibuk? Ah, telepon spam.” Chen Junnan geleng kepala，“Soal muncul?”
“Benar.” Yun Yao mengangguk，“Pertanyaan kali ini adalah「Apakah satu tahun ada empat musim?」”
“Ini… Dasar kakek-kakek, lagi nina-bobokin anak ya?” Chen Junnan menggerutu，“Aku pengin ngobrol serius sama si pencuri tua ini, dia punya pendidikan atau enggak sih?”
“Dan……aku juga menyelidiki orang di depanku, gadis yang sifatnya buru-buru itu bilang, di depannya ada pria bersuara berat, tapi tak tahu siapa tepatnya.”
“Apakah itu 「Zhong Zhen」 yang kamu sebut?” Chen Junnan bertanya.
“Kemungkinan besar bukan.” Yun Yao menyangkal, “Kamu pasti pernah dengar suara pria itu, meski usianya 30-an tahun, suaranya masih terdengar cukup muda.”
Chen Junnan sambil menyetujui mengukir nama baru di kukunya 「pria bersuara berat」.
“Sebentar lagi, informasi posisi delapan orang sudah terkumpul.” Setelah selesai mengukir, Chen Junnan berkata pada Yun Yao, “Bintang besar, untuk pertanyaan ini kita pilih 「Tidak」.”
“Tidak……?” Yun Yao mencerna sejenak, lalu bertanya, “Chen Junnan, pertanyaannya 「Apakah setahun ada empat musim?」? Kamu yakin mau jawab 「Tidak」?”
“Yakin.” Chen Junnan menyetujui.
“Tapi ini kan jawaban salah?” Yun Yao merenung sejenak, “Tak apa-apa kalau salah menjawab?”
“Jujur saja, pertanyaan pertama langsung salah jawab.” Chen Junnan berhenti sejenak, lalu berkata, “Pertanyaan kedua bahkan nggak ngerti soalnya, kayaknya salah lagi.”
“Ah?”
“Pertanyaan pertama aku pilih 「Ya」, aku ngaku diri ini cewek, tapi nggak kena hukuman apa-apa.” Dia tersenyum sambil bilang, “Total ada lima gadis di lokasi, tapi jawaban akhirnya malah 「Ya」, ini artinya apa?”
Yun Yao mencerna logika Chen Junnan sejenak, lalu menjawab: “Ada dua kemungkinan, pertama setidaknya dua pria berbohong, kedua ada yang mengubah pertanyaan di belakang.”
“Bener.” Chen Junnan melanjutkan, “Seperti yang aku perkirakan dari awal, 「Benar」 atau 「Salah」 di game ini nggak penting. Soalnya waktu pertanyaan kedua aku langsung ubah soalnya, dan bikin mayoritas milih jawaban sama kayak aku. Kalau jawaban saat itu salah, sekarang kalian semua pasti udah salah.”
Yun Yao masih bingung: “Tapi alasanmu milih 「Tidak」 apa?”
Chen Junnan perlahan memiringkan 「kepala」nya, menjepit telepon di pipi, lalu menarik kabel telepon sambil berjalan ke sisi layar. Tangannya tertindih di tombol di setiap sisi layar.
“Sang Bintang, waktu kecil pernah main 「Xiao Ba Wang」?”
“Xiao Ba Wang……?” Yun Yao tertegun sejenak, “Maaf, bahkan tidak pernah mendengar.”
“Nah, jadi ada kesenjangan generasi ya?” Chen Junnan mencerna sejenak, “Aku ingat kamu kelahiran tahun 2000-an?”
“Kelahiran tahun 2000-an? Aku setua itu…?” Yun Yao menghela napas, “Aku lahir tahun 2011.”
“Oh, 2011 ya?” Chen Junnan mengangguk, “Kalau begitu kesempatanmu memang agak tipis melihat 「Xiao Ba Wang」, di zaman kalian ps saja sudah sampai generasi ke-4 kan?”
“Chen Junnan…… Maukah kamu bicara yang penting?”
“Hah!” Chen Junnan tertawa, “Sang Bintang, tiba-tiba saja muncul ide di kepalaku.”
Dia mengulurkan tangan dan menekan tombol 「Ya」 di sebelah kiri serta 「Tidak」 di kanan, lalu berkata: "Menurutmu dua tombol di layar kita ini, mungkin tidak salah satu adalah「ke kiri」dan satunya「ke kanan」? Setiap kali kita memilih「Benar」dan「Salah」, sebenarnya sedang memilih「kiri」dan「kanan」dari benda geometris raksasa itu?"
"Apa......?" Yun Yao mengerutkan kening sambil mencerna cepat, matanya tiba-tiba membelalak.
Tepat.
Arah pemikiran ini sepenuhnya benar.
Yun Yao cepat-cepat melakukan kalkulasi mental: "Misalkan aku adalah「0」, memilih「Ya」akan「-1」, memilih「Tidak」akan「+1」, maka yang mati sekarang seharusnya「-2」, bola raksasa kini sampai di「1」."
Chen Junnan terdiam lama setelah mendengar, akhirnya membuka mulut: "Bintang panggung, bicaramu pelan-pelan dikit, aku mulai ketinggalan."
