Setelah memakan sebutir obat penenang, Di She menengadah melihat 「Xuanwu」.
“Aku……sekarang harus bergabung ke ruangan mana?”.
“Sudah ada dua yang mati……” Xuanwu memandang sekeliling lalu berkata, “Pilihlah ruangan salah satu yang sudah mati.”
Setelah berkata demikian, dia mengayunkan tangan dengan lembut dan pintu Ruangan Xu Qian tertutup.
Xu Qian yang selama ini akhirnya duduk terjatuh di lantai.
Sangat menakutkan, orang level seperti 「Xuanwu」 tadi muncul hanya beberapa langkah darinya, aura bahaya yang terpancar jelas terasa.
Ini juga pertama kalinya dia terlibat dalam lokasi pertaruhan nyawa 「tingkat bumi」.
“Kakak Qian, kamu tidak apa-apa?” Chen Junnan bertanya.
“A-Aku tidak apa-apa……” Xu Qian menarik napas panjang, “Aku baru sadar kamu benar-benar sakit……Apa kamu tidak merasa situasi sekarang sudah cukup berbahaya?”
“Berbahaya?” Chen Junnan bertanya balik dengan ambigu, “Menurutku game ini dari awal sampai akhir memang selalu berbahaya.”
“Lalu kenapa kamu harus menarik 「Ular Bumi」 masuk sebagai Peserta?!” Xu Qian bertanya dengan marah, “Dia sangat menguasai 「aturan」 game ini, bagaimana kita bisa melawannya?”
“Hei, baru sampai di sini saja sudah panik?” Chen Junnan tertawa, “Jangan lupa, yang mengumumkan taruhan nyawa adalah aku. Kalau kalah, yang menerima hukuman juga hanya aku.”
“Ini...”
“Jangan ragu, cepat bantu aku lihat Ular Bumi masuk ke Ruangan mana.” Chen Junnan berkata serius, “Barusan Xuanwu menyuruh si bejat tua itu memilih Ruangan orang mati... Sekarang satu mayat di 「belakang」ku, satu mayat di 「depan」ku. Pilihan Ruangan si pencuri tua ini akan mempengaruhi taktikku selanjutnya.”
“Aku juga tidak bisa melihat sekarang...” Xu Qian menghela nafas, “Mereka menutup pintu Ruanganku.”
“Oh...?” Chen Junnan terhenti, “Secepat itu...?”
Selain Chen Junnan dan Xu Qian, banyak Peserta lain di dalam Ruangan juga mulai bergumam.
Game yang berlangsung hingga saat ini, sepertinya ini pertama kalinya terjadi 「istirahat tengah permainan」.
「Pertanyaan」 tidak terus diteruskan, juga tidak ada dering telepon dari siapapun. Berkat kedap suara yang baik, ruangan mereka sangat sunyi, membuat suasana hati setiap orang sedikit tertekan.
Selama itu Yun Yao juga mencoba menelepon Chen Junnan beberapa kali, tapi anehnya setiap kali menunjukkan sibuk.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Mengapa setelah kematian orang kedua ada waktu kosong yang begitu lama?
Setelah menunggu sekitar beberapa menit, tiba-tiba telepon Yun Yao berdering.
「Ding ling ling——！！」
“Halo……？”
“Ah!” Seorang gadis berteriak, “Aku sudah mati-matian menunggu, Aku... akhirnya menerima pertanyaan!”
Yun Yao mengangguk: “Kenapa bisa berhenti begitu lama? Apa kamu tahu apa yang terjadi?”
“Aku tidak tahu... Aku menunggu sangat lama baru dapat telepon.”
“Kalau begitu... pertanyaannya apa?”
“Ini……” Gadis yang panik itu mencerna sejenak, lalu membuka mulut, “Masalah ini diceritakan oleh paman suaranya berat di depanku tadi, meski dia menyampaikannya dengan jelas……tapi aku tetap merasa aneh.”
“Coba kamu ceritakan.”
“Kalau begitu perhatikan baik-baik……” Gadis gugup itu mengingat sambil berkata, “「Aku、jeruk、pembunuh、di atas Gunung Taihang、buah tidak dimakan」.”
“A……？” Yun Yao tak menyangka pertanyaan ini absurd seperti deretan 「password」, “Orang di depanmu benar-benar bilang begitu?”
“Iya, kakak itu bilang ingatannya bagus, hanya butuh beberapa 「detik」 untuk menghafal kata-kata ini, tapi dia tidak paham maksudnya, jadi dia mengajarkannya padaku dengan detail, berharap ada yang bisa memecahkannya.”
“Kamu……tolong ulangi sekali lagi.”
Gadis itu mengulanginya untuk Yun Yao, dan Yun Yao pun mencatat semua kata tersebut.
Dia masih belum mengerti, apa hubungannya kata-kata ini dengan pertanyaan penilaian?
「Ini lebih terdengar seperti beberapa kata benda acak yang diketuk anak kecil di komputer.」
Yun Yao hanya bisa memilih jawaban 「Tidak」 terlebih dahulu, lalu menelepon Chen Junnan.
Dia menceritakan beberapa kata ini kepada Chen Junnan secara detail.
「Pfft……」 Chen Junnan tiba-tiba tertawa setelah mendengar.
「Chen Junnan……」 Yun Yao menghela napas, 「Bisa tidak kamu serius? Barusan game berhenti begitu lama, mungkin ada perubahan tak terduga. Kata-kata ini mungkin menyembunyikan……」
「Bintang besar, jangan overthinking.」 Chen Junnan menyela, 「Ini baru permulaan yang sebenarnya.」
「Apa……?」
「Aku baru saja melakukan hal besar.」 Chen Junnan tertawa, 「Mau tanya, sejak 「Surga Firdaus」 berdiri sampai sekarang, berapa banyak 「shio」 tingkat bumi yang berhasil kalian bunuh?」
「Ini……」 Yun Yao diam sejenak lalu menghela napas, 「Nol. Dulu kami pernah mencoba, tapi hasilnya terlalu mengerikan. Sejak itu rencana ini selalu tertunda. Kami hanya bisa taruhan nyawa「shio」 level dalang.」
“Tidak ada sama sekali? Terlalu konyol, apakah kamu tertarik untuk ikut membunuh tingkat bumi bersamaku?”
“Apa?”
Yun Yao perlahan membuka matanya lebar-lebar, lalu menutupi telepon dan berbisik: “Chen Junnan... Kamu, kamu bertaruh nyawa dengan Ular Bumi?”
“Benar.”
“Terlalu berbahaya!” kata Yun Yao, “Tanpa keyakinan seratus persen, bertaruh nyawa dengan 「tingkat bumi」sangat riskan! Jika kalah, kamu akan berubah menjadi Penduduk asli.”
Chen Junnan terkekeh setelah mendengar: “Bintang besar, tahukah kamu arti 「taruhan」? Di dunia ini tidak ada permainan dengan 「keyakinan seratus persen」, bahkan Lao Qi pun tidak bisa melakukannya.”
“Ini...”
Ucapan Chen Junnan menyadarkan Yun Yao.
“Bintang besar, jika kamu terus menunggu kesempatan 「seratus persen」, lebih baik ganti jalan. Kalau tidak, seratus tahun pun kamu tidak akan bisa 「keluar」.”
“Sepertinya kamu benar.” Yun Yao tersenyum pahit, “Aku terlalu ragu-ragu di setiap langkah...”
“Sudah mengerti?” kata Chen Junnan, “Mari kita bunuh dia bersama?”
“Hm.” Yun Yao mengangguk setuju, “Jika ada yang perlu kubantu… katakan saja.”
Melihat Yun Yao menyetujui dengan mudah, Chen Junnan tertawa: “Sebenarnya ada satu hal yang perlu kau bantu.”
“Apa?”
“Jika aku mati, jangan lupa sampaikan kejadian hari ini ke Lao Qi, lebih baik ditambahi bumbu agar dia tahu Laozi ini bukan manusia biasa.”
“Apa yang kau bicarakan?” Keraguan langsung terpancar dari wajah Yun Yao, “Kau baru saja mengumumkan 「pertaruhan nyawa」 dengan Ular Bumi, kenapa langsung mulai berpesan layaknya orang sekarat?”
“Kenapa? Tidak boleh?”
“Aku tak akan menyampaikan pesanmu.” Kata Yun Yao, “Kalau mau bilang, sampaikan sendiri.”
“Hei, Laozi ini khawatir takkan hidup sampai saat itu.”
Yun Yao semakin merasa ada yang tak beres: “Chen Junnan… maksudmu sebenarnya apa? Kau sendiri yang memutuskan 「bertaruh nyawa」 dengan Ular Bumi, tapi sekarang sepertinya kau sama sekali tak punya keyakinan… Benarkah kau sanggup?”
“Laozi bukan sudah bilang？” Chen Junnan tertawa, “Aku murni melakukan 「taruhan」, peluang menangku paling tinggi tiga puluh persen.”
