“Kau tahu masa laluku...?” Yun Yao mengerutkan alisnya, “Kau juga tahu kisah Tian Tian?”
“Bukan cuma itu……” Chen Junnan tersenyum, “「Kemujuran kuat」dan 「keterampilan」, bagi kita dua-duanya wajib.”
“Keterampilan...?” Yun Yao menunduk dan mencerna sejenak, lalu berkata: “Aku mengerti. Kali ini mari kita bersekutu. Mungkin kau bisa membantuku menemukan kembali motivasi untuk 「hidup」.”
“Ha!” Chen Junnan tertawa, “Nah, baru benar!”
“Tapi……” Yun Yao mengalihkan topik, “Meski sebelumnya aku berbohong padamu beberapa kali……tapi kali ini tidak.”
“Apa?!” Chen Junnan yang baru saja lega langsung tegang kembali.
“Pertanyaan yang baru kuterima memang ini.” Yun Yao berkata, “Ular Bumi sepertinya benar-benar ada di sebelah kanan kita.”
“Jika begitu……” Chen Junnan menyahut, “Berarti si pencuri tua Ular Bumi itu jauh lebih bodoh dari perkiraanku. Dia benar-benar anjing terpojok yang nekat melompati tembok.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan?”
“Kali ini kita harus memilih 「Tidak」, kalau tidak bola besi tidak bisa kembali, kamu akan dalam bahaya.” Chen Junnan berkata, “Serahkan padaku.”
Keduanya menutup telepon. Chen Junnan menghitung posisi bola besi, lalu langsung menekan 「Tidak」.
Sekarang koordinat bola besi adalah 「2」, harus dikembalikan ke 「3」, jika tidak ronde berikutnya terlalu berisiko,
Soalnya Yun Yao adalah 「0」.
Chen Junnan merenung sejenak, lalu menelepon Xu Qian.
“Noona Qian……” Chen Junnan berpikir, “Apakah kamu sudah meneruskan pertanyaan tadi?”
“Bukan omong kosong apa ini?” Xu Qian balas bertanya kesal, “Aku tadi benar-benar melihat 「Ular Bumi」 ikut 「game」! Mana mungkin aku tidak meneruskannya?”
“Benar juga.” Chen Junnan merasa dirinya agak berlebihan, tapi setelah kejadian Yun Yao tadi, semua orang terlihat seperti sedang 「berbohong」 di matanya.
Andai saja Qi Xia ada di sini sekarang, pasti dia bisa langsung menembus semua 「kebohongan」 orang sekilas pandang.
“Noona, tolong sampaikan pesan ini ke bawah...” Chen Junnan merenung sejenak lalu berkata, “「Pilih 'Tidak', biarkan 「Ular Bumi」 「mati」」.”
“Ini... Bukannya terlalu vulgar?” Xu Qian bertanya.
“Vulgar itu buruk apa?” Chen Junnan membalas, “Sekarang yang terpenting adalah memberitahu semua orang soal partisipasi 「Ular Bumi」 di 「game」, lalu 「membunuh」nya.”
Di ujung telepon terdiam lama, akhirnya Xu Qian membuka mulut: “Kurasa pemikiranmu agak 「ekstrem」.”
“Apa?”
“Apa kamu tidak berpikir... mungkin tidak semua orang di sana ingin 「Ular Bumi」 mati?”
Kalimat ini bagai jarum yang menusuk balon, membuat pikiran Chen Junnan tiba-tiba meledak.
Ya!
Dia melakukan kesalahan besar!
Sekarang ini adalah permainan taruhan antara dia dan Ular Bumi, ini seperti pertandingan 「taruhan besar/kecil」. Hasil pertaruhan nyawa antara dia dan Ular Bumi bagai dadu dalam cangkir, para peserta memiliki pemikiran masing-masing tentang 「besar」 dan 「kecil」. Mereka akan memilih pihak yang menurut mereka paling mungkin menang untuk bertaruh.
Tidak semua orang akan bertaruh pada kemenangan Chen Junnan.
Jika mereka bersama-sama menyerang Ular Bumi tapi gagal membunuhnya, maka waktu berikutnya akan sangat sulit.
“Rupanya begini……” Chen Junnan tertawa, “Laozi mengerti sekarang. Awalnya kupikir semua orang di sini adalah pria berdarah panas, ternyata masih banyak pengecut.”
“Apa?”
“Noona Qian, bisa bantu aku?” tanya Chen Junnan.
“Bantu apa?”
“Nanti jangan angkat telepon, aku mau bicara dengan orang di sebelah kirimu.”
“Ah?” Xu Qian bukan pertama kalinya terkejut oleh ide Chen Junnan, “Apakah ini bisa berhasil? Aku... aku belum mati, kalau tidak mengangkat telepon...”
“Pertanyaanku sudah selesai, kamu tidak dianggap「melanggar aturan」, hanya tidak ingin mengangkat telepon saja, tenang saja.” Chen Junnan tertawa.
Xu Qian terpaksa mengikuti instruksi Chen Junnan, mengingat dia sudah menjadi「pembantu kejahatan」Ular Bumi dalam pertaruhan nyawa. Sekarang baginya, tidak membunuh Ular Bumi justru lebih berbahaya.
Untungnya dia bukan peserta pertaruhan nyawa, bahkan jika mati mungkin akan masuk ke siklus aneh.
Tidak lama kemudian, telepon Xu Qian berdering. Dia memilih tidak mengangkat, membiarkan bel berbunyi sepuluh kali berturut-turut.
Benar saja, pada kesebelas kalinya, dering tiba-tiba berhenti.
Tampaknya prinsip kerja telepon ini mekanis, terlepas dari apakah orang di ruangan itu mati atau tidak, selama sepuluh kali tidak ada yang mengangkat akan otomatis dialihkan ke orang berikutnya.
Chen Junnan dengan sabar menunggu sebentar, akhirnya telepon berhasil diangkat.
“Hei、Hei？” Di ujung telepon terdengar suara pria yang sangat tegang, sesuai deskripsi Xu Qian.
“Wah, Kak.” Chen Junnan tersenyum memberikan "sambutan",
“Apa?!” Pria itu kaget setengah mati, “Kamu... kamu siapa? Nona yang sebelumnya di sini mana?”
“Kak, kalau Anda tidak keberatan, saya bisa menggantikan Nona itu.”
Pria gugup itu diam lama, lalu bertanya dengan suara gemetar: “Dia... 「mati」?”
“Apa mungkin?” Chen Junnan menyadari si Kak ini sampai sekarang belum memahami「aturan」, “Mungkin dia tidak mati, hanya tubuhnya kurang enak, tidak mau mengangkat telepon. Jadi teleponnya langsung terhubung ke Anda. Tidak mengganggu, kan?”
“Sebenarnya kamu ingin apa?”
“Aku ingin berbincang denganmu...” Chen Junnan tertawa, “Kak, pertanyaan apa yang Nona tadi sampaikan ke kamu?”
Pria itu baru hendak menjawab, tiba-tiba menyadari sesuatu yang aneh.
“Ngapain kamu tanya itu?” baliknya bertanya, “Secara logika, kamu harusnya tahu pertanyaan yang dia ajukan, kan?”
“Hei, Anda cukup cerdas ya?” Chen Junnan tertawa, “Jujur saja, gadis di depanmu sudah kubunuh. Laozi bertaruh 「nyawa」 dengan Ular Bumi, sekarang aku dalam kondisi siaga tinggi, takkan melewatkan orang mencurigakan mana pun.”
“Apa?!” Pria itu kaget, “Bunuh... bunuh?!”
Ia melirik sekeliling ruang tertutup yang ditempatinya, tiba-tiba merasa tak aman.
“Tak percaya padaku?” Chen Junnan tersenyum, “Tahu kenapa sekarang Anda bicara denganku? Coba ingat-ingat 「aturan」.”
Pria itu mencerna, seingatnya 「aturan」 memang menyebutkan bahwa siaran hanya akan dialihkan ke orang berikutnya saat penghuni ruangan mati dan telepon tak diangkat.
“Apa... Anda benar-benar membunuh nona itu? Anda...” pria itu bergumam kesal, “Dia selalu baik, setiap kali memberi tahu situasi terkini...”
“Anggap saja aku salah bunuh orang.” kata Chen Junnan, “Kalau bisa salah satu, bisa salah dua. Kak, mau mati?”
“Aku... tentu tak mau.”
“Tapi sekarang ini adalah saat-saat genting taruhan nyawaku dengan Ular Bumi.” Chen Junnan membuka mulut, “Semua orang hanya punya dua akhir: kugunakan atau kubunuh. Bagaimanapun juga,「Gema」ku adalah「Menembus Dinding」bangsat.”
“Ah?!” Pria itu terkejut sampai melompat dari kursi, “Kau、kau bisa「Menembus Dinding」?!”
“Benar.” Chen Junnan berkata dengan wajah tak berubah dan detak jantung stabil, “Tunggu saja, Laozi sekarang akan menembus dan membunuhmu.”
“Sa、sah-sah saja…” Pria itu terkekeh kering, “Kurasa kau lebih mengerikan daripada Ular Bumi, pasti akan berpihak padamu.”
“Baik, aku bisa memberimu pengampunan.” Chen Junnan mendekatkan diri ke telepon, “Mulai sekarang kau adalah anak buahku.”
“Ah?”
“Nanti teleponku akan menelepon lagi, jangan mengangkat telepon.”
“Ini…tidak diangkat?”
“Atau kau mau mati?”
“Ah jangan jangan jangan…”
Chen Junnan tahu nyali pria ini sangat kecil, mustahil bisa mempengaruhi situasi permainan, praktis bisa diabaikan. Dengan tegas ia memulai panggilan telepon putaran ketiga.
