“Gua pergi…” Chen Junnan berteriak lalu mendorong Yun Yao dan Xu Qian, terhuyung-huyung maju, “Hei! Lu ngapain?!”
Tapi Zhong Zhen seolah tak mendengar suara Chen Junnan, tersenyum dengan kemarahan: "Wanita ini... akhirnya kutangkap... ingat apa yang kukatakan?"
Yan Zhichun terus menggerakkan kedua tangannya, tapi tak bisa mengontrol gerakan Zhong Zhen. Dia tak menyangka pria ini bisa sekejam ini, langsung menusuk gendang telinganya sendiri.
Chen Junnan mendekat dalam beberapa langkah, meletakkan tangan di bahu Zhong Zhen: "Hei! Lu bicara baik-baik... lepaskan dia dulu..."
"Minggir!!" Zhong Zhen berteriak, menghantamkan tinju ke dada Chen Junnan. Kondisi tubuh Chen Junnan yang masih lemah tak bisa menghindar, langsung terjatuh.
"Kakekmu..." Chen Junnan sambil memegangi dadanya menarik napas berat, lalu perlahan bangkit, "Hari ini Laozi ketemu preman ya?"
Dia baru saja mau maju untuk protes, tapi Yun Yao langsung menekannya.
“Hm?” Chen Junnan tertegun, “Selebriti besar, mundurlah sedikit. Kalau nanti benar-benar berkelahi, darah Laozi mungkin akan muncrat ke wajahmu.”
Yun Yao menghela napas setengah tertawa setengah kesal: “Chen Junnan, maksudmu darahmu? Kalau mau jadi pahlawan, setidaknya biarkan lawan yang berdarah.”
“Hari ini kondisi Laozi tidak prima, terus mengeluarkan darah. Tapi tenang, Laozi pasti tidak akan membiarkan bocah itu tenang-tenang saja.”
“Sepertinya ini dendam pribadi, perlukah kamu ikut campur?” tanya Yun Yao.
“Laozi tidak peduli itu dendam pribadi atau bukan. Sekarang mereka berdua masih hidup kan? Game Ular Bumi tidak membunuh mereka, tapi setelah selesai malah berkelahi karena dendam pribadi. Sungguh tidak berharga. Lagipula, melihat pria dewasa ingin menghabisi gadis hidup-hidup di depan mata Laozi, Laozi tidak tahan melihatnya.”
Yun Yao merasakan obsesi aneh dari Chen Junnan. Sayangnya dia tidak memahami masa lalu pria ini, akhirnya membuka mulut: “Wanita itu jelas bukan orang sembarangan. Mungkin dia juga ingin membunuh Zhong Zhen.”
“Kematian Zhong Zhen sudah kulalui untuknya, bola besi dari awal sampai akhir tak pernah jatuh di kepalanya. Kalau dia sedikit lebih cerdas, mungkin takkan sampai ke tahap ini.” Chen Junnan berkata dengan wajah serius, “Lagipula urusan satu adalah satu, hal ini jangan sampai kulihat, kalau sudah kulihat pasti akan kaurusi.”
“Kamu…… Lupakan……” Yun Yao tak sanggup melawannya, hanya bisa menggelengkan tangan pasrah, “Kalau kamu mati bakal merepotkan, lebih baik serahkan padaku.”
Dalam kebingungan Chen Junnan, Yun Yao mengambil sebongkah batu kecil dari tanah, lalu melemparkannya sembarangan.
Batu itu tepat mengenai pelipis Zhong Zhen, tapi dengan tenaga yang sangat ringan.
Zhong Zhen menutup kedua matanya, baru saja hendak bangkit berdiri, kaki kanannya menginjak batu yang tidak kokoh. Beberapa langkah mundur kemudian, tersandung potongan daging di tanah, seluruh tubuhnya tak terkendali terjatuh ke belakang. Bagian belakang kepalanya membentur 「pintu」 yang terbuka.
“Eek！”Zhong Zhen menjerit kesakitan sambil menutupi bagian belakang kepala dan mulai berguling-guling di tanah.
“Heh...” Chen Junnan mengangguk, “Selebriti besar, ada bayangan diri masa lalu sedikit.”
Yun Yao melangkah maju dan berkata: “Zhong Zhen, game sudah berakhir, hentikan semua aksi.”
Zhong Zhen berdiri sambil mengumpat lalu memandang jahat ke Yun Yao: “Yo... kamu sudah 「kemujuran kuat」 ya?”
Chen Junnan mengamati darah di wajah Zhong Zhen dengan cermat, lalu berkomentar: “Kelihatannya Bro ini sudah tuli.”
“Tuli...?” kata Yun Yao, “Kalau bicara tidak mempan, buat dia mundur dengan sendirinya.”
Zhong Zhen juga perlahan melangkah maju: “Kamu sudah 「kemujuran kuat」, secara teori aku tidak boleh macam-macam. Tapi kalau sekarang kubunuh kamu, aku juga bisa dapat 「Gema」. Hari ini wanita ini harus mati, atau aku tidak bisa tidur.”
“Siap!” Chen Junnan tiba-tiba berteriak, “Tim Paman Setelan Jas sudah selesai ngomong kasar, sekarang kamera pindah ke Tim Idol Selebriti.”
“Zhong Zhen, lupakan saja.” Untuk memastikan Zhong Zhen mengerti, Yun Yao berbicara dengan mengeja setiap kata, “「kemujuran kuat」 tidak pernah kalah.”
“Hoh~~” Chen Junnan kembali berteriak, “Tim selebritas idol berbicara singkat dan padat, siapa yang akan menang dalam pertandingan ini masih belum...”
Sebelum kalimat selesai, sebuah tamparan bersih dan cepat mendarat di bagian belakang kepala Chen Junnan.
“Hah?”
“Bisa tidak kau diam sebentar...?” Xu Qian berkata dengan wajah kesal, “Kurasa lukamu masih kurang parah. Sudah kondisi begini masih cerewet, apa kau tidak khawatir dengan keselamatan gadis itu?”
“Dia?” Chen Junnan berjalan ke dinding dan bersandar perlahan, “Begitu dia mendengar 「Gema」, Laozi sama sekali tidak perlu khawatir.”
Begitu ucapan itu meluncur, Zhong Zhen sudah berlari mendekat. Dia mengayunkan tinju kekarnya ke arah pipi Yun Yao.
Yun Yao tidak menghindar, tetap berdiri di tempat tanpa bergerak. Namun Zhong Zhen tersandung kaki kirinya sendiri, tubuhnya miring dan pukulannya meleset.
“Bangsat…” Zhong Zhen mengumpulkan kesadaran dan mengulurkan tangan satunya, mengayunkan tamparan balik.
Dengan tenang, Yun Yao mengeluarkan cermin kecil dan lipstik dari tasnya, malah mulai merias wajah di depan cermin.
Sementara itu, Zhong Zhen terus mengayunkan tinju dan tamparan di sekitarnya. Anehnya, semua pukulan itu meleset tanpa terkecuali. Ia tersandung batu atau terhalangi daging berserakan. Setelah membersihkan daging, saat Zhong Zhen mengayunkan tinju lagi, langit-langit di atasnya tiba-tiba retak dan jatuh tepat menghantam lengannya.
“Kamu…” Zhong Zhen menutupi lengannya sambil terengah-engah, matanya seakan mengeluarkan api.
Dia tahu bahwa Yun Yao dalam kondisi 「kemujuran kuat」 pasti tak terkalahkan, bahkan 「Gema」-nya berhasil membunuh Ular Bumi.
Bagaimana cara memecahkan mantra perlindungan aneh ini sebenarnya?
Zhong Zhen berpikir sejenak, lalu mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sakunya. Ia menatap Yun Yao yang masih asyik merapikan lipstik di depan cermin, jari kelingkingnya mengusap perlahan sudut bibir yang tampaknya belum memuaskannya.
"Kalau metode membunuh tidak efektif..."
Ia mengarahkan mata pisau itu ke leher Yun Yao, bergerak perlahan. Asalkan pisau ini bisa menusuk lehernya, bahkan gerakan paling lambat pun akan membunuhnya.
Tapi saat pisau hampir menyentuh leher Yun Yao, tiba-tiba terdengar suara 「Bang」! Pisau itu patah menjadi dua di tengah jalan. Bilahnya bergetar lemah sebelum jatuh ke tanah, hanya menyisakan gagang pisau yang menempel di leher putih jenjang Yun Yao.
Yun Yao menutup cermin kecil yang selalu dibawanya dengan suara 「klik」, lalu menoleh dan bertanya: "Sudah puas main-main?"
Zhong Zhen terengah-engah, seluruh tubuhnya perlahan mulai gemetar.
Meski sama sekali tidak bisa mendengar suara, gerakan bibir Yun Yao berhasil dia pahami.
Di mata Yun Yao saat ini, dirinya terlihat seperti 「nak kecil rewel」 yang menggelikan.
Kini dengan bilah pisau patah di lantai, Zhong Zhen punya firasat: jika terus mengganggu, dirinya pasti akan terluka oleh bilah ini karena alasan konyol dan aneh.
Memikirkan ini, akhirnya dia menarik kembali tangannya, menghela nafas dalam dan berkata: "Kalian benar-benar ingin menyelamatkan wanita itu... Suatu hari kalian akan menyesali keputusan ini."
Usai bicara, dia melemparkan gagang pisau ke lantai, melirik Yan Zhichun sambil berucap datar: "Meski lautan manusia luas, aku sudah mengingat wajahmu dan 「Gema」-mu. Kau pasti takkan bisa kabur."
Dia tersenyum dingin, lalu berbalik pergi.
“Dang dang!” Chen Junnan yang bersandar di dinding tiba-tiba berteriak, “Pertarungan selesai, pemenangnya adalah...”
“Kamu diamlah!” Yun Yao dan Xu Qian berteriak serentak.
Chen Junnan mengangkat bahu pasrah, lalu menutup mulutnya.
Yun Yao maju ke depan, membantu Yan Zhichun bangkit, bertanya: “Kamu tidak apa-apa?”
Yan Zhichun hanya tersenyum tipis tanpa menjawab, lalu berjalan melewati Yun Yao mendekati Chen Junnan: “Kamu ini「Pengganti Dosa」bukan? Menarik, aku juga mengingatmu.”
“Makasih.” Chen Junnan membalas dengan nada tidak sakit tidak gatal, “Laozi belum tentu ingat kamu.”
