Kim Wonhoon melenturkan otot-ototnya, melompati Li Xiangling dan memandang Chu Tianqiu di belakangnya.
Tatapan Chu Tianqiu bertemu dengan Kim Wonhoon, tersenyum lembut: “Aku tidak akan menyerah. Hati-hati, dia lebih sulit dihadapi dari yang kau bayangkan.”
Kim Wonhoon berpikir sejenak, melihat mayat Chen Junnan di tanah, lalu menengadah bertanya: “Kak, meskipun aku mati, kau pasti akan menyelamatkanku, kan?”
Chu Tianqiu terdiam lama setelah mendengar, kemudian menyeringai: “Kim Wonhoon, tidak semua hal bisa kau andalkan padaku. Kau harus mengandalkan dirimu sendiri.”
Ekspresi Kim Wonhoon sedikit muram, lalu mengangguk: “Aku mengerti, Kak.”
Saat dia hendak maju, Lao Lü tak bisa lagi diam.
“Tunggu、tunggu sebentar……” Lao Lü menggaruk bagian belakang kepalanya yang gemuk, membuka mulut bertanya,「Kalian ini ngapain sih? Dua lelaki dewasa bersiap menangkap cewek kecil?」
「Bangsat.」 Kim Wonhoon berkata,「Chu Ge mau dia tinggal di sini.」
「Apa、apa maksudnya 「Bangsat」?」 Lao Lü jelas-jelas mulai marah,「Lu keliatannya baru 15-16 tahun kan? Begini cara bicara sama orang tua?」
Tante Tong yang mendengarkan di samping akhirnya membuka mulut pelan:「Lao Lü, lebih baik kita jangan ikut campur...」
「Gak boleh!」 Lao Lü bersikap tegas,「Jangan lihat aku Lao Lü sehari-hari gak neko-neko, tapi di saat penting aku juga bisa bedain yang benar salah!」
「Paman, niat baikmu aku terima.」 Li Xiangling menatap tajam Kim Wonhoon, lalu berkata serius:「Kemampuan orang ini sangat spesial, lebih baik Paman jangan ikut, nanti terluka.」
“Cewek kecil jangan sok jagoan!” Lao Lü menggulung lengan bajunya dan melangkah maju beberapa langkah. Meski terlihat penuh aura, suaranya gemetar, “Hari ini aku ingin lihat, apakah anak muda ini bisa membunuh kita semua?”
Kim Wonhoon tersenyum meremehkan, lalu menutup matanya dan menghilang lagi di tempat.
「Detik berikutnya」 dia muncul di atas sebuah meja di samping Lao Lü, mengulurkan kaki untuk menendang 「kepala」 Lao Lü.
Tubuh gemuk Lao Lü tak bisa menghindar, dengan rintihan dia langsung terjatuh tersungkur.
Tapi sepersekian 「waktu」 ini memberi kesempatan pada Li Xiangling untuk bertindak.
Dengan refleks cepat, dia langsung menyepak meja dengan tendangan samping. Saat meja terbalik, Kim Wonhoon melompat ke udara lalu menghilang di tengah lompatan, kemudian muncul lagi di meja lain.
Li Xiangling tegas menyerah bertahan, mengejar lawan untuk menyerang balik.
“Dalam keadaan normal, kaki manusia lebih kuat daripada lengan. Kim Wonhoon jelas tahu Li Xiangling bukan lawan mudah, jadi terus melancarkan tendangan ke arahnya.”
“Li Xiangling ternyata lebih lincah dari perkiraan semua orang. Daripada menahan langsung serangan tendangan Kim Wonhoon, dia menghindar lalu membalas dengan menendang meja lawan.”
“Dalam pertarungan indoor jarang ada yang melompat tinggi. Kehilangan keseimbangan mudah terjadi jika pijakan diserang, tapi Kim Wonhoon sama sekali tak peduli. Dia selalu menghilang tepat sebelum meja terbalik.”
“Pertarungan mereka berlangsung lebih dari tiga menit. Li Xiangling mulai kehabisan tenaga, sementara Kim Wonhoon masih segar-bugar karena terus bergerak lincah di udara, berbeda dengan Li yang harus berlari ke sana kemari.”
“「Cukup.」” Chu Tianqiu berbisik, “「Jatuhkan dia.」”
Kim Wonhoon setelah mendengar langsung menghindar, tiba-tiba muncul di meja terdekat dari Li Xiangling. Saat Li Xiangling sedang terengah-engah, ia baru saja mengulurkan kaki untuk menendangnya, namun merasakan guncangan di bawah kakinya. Meja yang tak tersentuh siapapun tiba-tiba 「Bang」 patah salah satu kakinya.
Dengan refleks ia menutup mata rapat-rapat, seluruh tubuhnya tiba-tiba berpindah ke meja lain. Sebelum sempat mantap berdiri, kaki meja itu kembali patah.
Kali ini Kim Wonhoon tak bisa menghindar, seluruh tubuhnya terjatuh bersama serpihan meja sambil mengeluarkan dengusan berat.
Seluruh ruangan hening, hanya terdengar nafas terengah Li Xiangling. Ia tampak bingung, bagaimana mungkin Kim Wonhoon yang tadi melompat-lompat seperti monyet bisa jatuh karena meja rubuh?
Chu Tianqiu mengerutkan alisnya. Matanya menyapu seluruh penghuni ruangan, bibirnya bergetar pelan: "Ada master di sini...?"
Kim Wonhoon perlahan bangkit dari lantai, juga dengan hati-hati memandang semua orang di ruangan, lalu melontarkan pandangan bingung ke arah Chu Tianqiu.
Kaki meja yang patah dua kali berturut-turut... Jika ini bukan ulah 「Gema」, maka ini terlalu kebetulan belaka.
Chu Tianqiu memahami 「Gema」 mayoritas orang yang hadir, jadi dia cepat menyingkirkan sebagian besar target, hanya menyisakan dua orang mencurigakan.
Xu Qian, Dokter Zhao.
Gadis pertama ini belum pernah dia temui, juga belum mengobrol dalam sebelumnya. Mungkinkah dia memiliki 「Gema」 aneh? Tapi jika punya kemampuan sekejam itu, mungkinkah Chen Junnan yang ikut game bersamanya bisa mati begitu mengenaskan?
Jadi...
Chu Tianqiu kembali menoleh memandang Dokter Zhao.
「Ya, ini benar-benar hal yang menarik.」
Dalam berbagai data yang dikumpulkan sebelumnya, tak pernah tercatat 「Gema」 orang ini. Dirinya selalu mengira ini hanya seorang 「Orang Malang」.
“Dokter Zhao mengangkat kepala, sorot mata tak sengaja bertemu dengan Chu Tianqiu, tapi dia segera berpura-pura melihat ke tempat lain dengan santai.
Chu Tianqiu mengangkat sudut bibir, bangkit berdiri dan berjalan mendekati Dokter Zhao sambil bergumam: "Memang agak menarik... Ternyata bisa bersembunyi sampai sekarang?"
Dokter Zhao menelan ludah, sorot matanya tak terkendali mengembara. Han Yimo di sampingnya juga merasakan suasana tidak beres, dengan sigap geser ke samping.
Dokter Zhao tahu tak bisa menghindar, tersenyum pahit sambil menengadah bertanya: "Apa yang kamu katakan?"
“Dokter...” Chu Tianqiu membungkuk mendekati mata Dokter Zhao, “Pekerjaan utamamu adalah 「memperbaiki」, tapi pekerjaan sampinganmu 「merusak」 ya?”
“Apa yang kamu bicarakan... Aku tidak paham...?”
“Tidak perlu mengerti.” Chu Tianqiu tersenyum, “Kurasa kamu belum melihat jelas situasi sekarang? Sudahkah kamu hitung, dari pagi sampai sekarang... berapa banyak orang Qi Xia yang tersisa di ruangan?”
Dokter Zhao tertegun sejenak setelah mendengar, baru menyadari bahwa situasi memang tampak agak tidak beres.
Qi Xia, Qiao Jiajin, dan Li Shangwu bertiga mengikuti 「Kucing」 pergi. Lin Qin, Zhang Chenze, Su Shan, Qin Dingdong pergi bersama untuk ikut game. Beberapa menit lalu Chen Junnan juga pergi.
Tidak lama lagi, Tian Tian juga akan pergi bersama Yun Yao. Seluruh anggota Qi Xia di Ruangan hanya tersisa dia sendiri dan...
Han Yimo?
"Ka-kamu... kamu bicara apa?" Dokter Zhao bertanya dengan gagap, "Mereka semua cuma ada urusan mendadak, malam ini pasti kembali."
"Benarkah?" Chu Tianqiu meletakkan satu tangan di bahu Dokter Zhao, "Tapi sekarang sudah mendekati senja. Maukah kamu 「bertanya pada hatimu sendiri」, siapa dari mereka yang akan kembali malam ini?"
Dokter Zhao menunduk mencerna.
「Ya」, belum pasti.
Tidak ada satu pun yang dipastikan akan kembali.
Mereka sepertinya punya target jelas masing-masing, tak ada yang 「mau」 tetap tinggal di sini.
“Kalian berdua sudah benar-benar sendirian, Qi Xia meninggalkan kalian, masih belum mengerti?!”
Mendengar kalimat ini, ekspresi wajah kedua orang itu sedikit berubah.
“Hal ini memang tidak bisa disalahkan padanya, bagaimanapun juga meninggalkan rekan setim yang tidak mampu adalah bentuk 「seleksi alam」 di tempat ini.” Chu Tianqiu melihat ekspresi Dokter Zhao, tahu perkataannya telah membuat yang bersangkutan bimbang, “Jadi pertimbangkan baik-baik, selama kalian adalah 「Pemilik Gema」, 「Surga Firdaus」 bersedia menerima.”
Sebelum Dokter Zhao sempat merespons, Han Yimo yang berdiri di samping perlahan bangkit, wajahnya dipenuhi ketakutan.
“Apa bangsat yang kau katakan……?” Pupil mata Han Yimo berkedip-kedip tak karuan, seolah dirinya berada di ambang kehancuran, “Kau bilang Qi Xia…… dia menyerahkanku?!”
Gema bergulung-gulung dari kejauhan, suara lonceng tiba-tiba menggema.
Chu Tianqiu mengerutkan alisnya, menatap tajam ke arahnya.
“Tidak ada Qi Xia bagaimana bisa……？” Bibir Han Yimo terus menggigil, suaranya juga menjadi serak, “Kalau tidak ada Qi Xia…… kita semua harus bagaimana?! Bagaimana jika kita semua mati?!”
