“Bahkan jika dia menjadi 「Dewa」 tetap tidak bisa keluar...?” Yun Yao memastikan.
Bai Hu mengangguk: “Pada hari Qi Xia menjadi 「Dewa」, Empat Makhluk Suci akan memimpin semua 「shio」 bersama seluruh 「peserta」 di sini untuk menyambut kehancuran. Inilah 「nasib」 yang seharusnya kita terima.”
“Bukankah kalian terlalu egois……？” Zhang Chenze membuka mulut, “Kami semua di sini berjuang mati-matian, kalian suruh datang ya datang, suruh hancur ya hancur…… Ini juga tidak adil bagi Qi Xia kan? Dia juga sangat ingin kembali ke kehidupan nyata, tapi kalian memaksanya menjadi 「Dewa」 dalam keadaan 'terpaksa'?”
“Kami yang menyuruh kalian datang……? Kami egois……?” Bai Hu menyunggingkan senyum dingin, “Bukankah aku sedang mengingatkan kalian dengan baik untuk melupakan semua ini? Kalian cuma manusia biasa…… mana bisa mengerti perasaan kami? Obsesi Qi Xia sendiri, mana bisa menandingi obsesi kami?”
Zhang Chenze hanya merasa perkataan ini sangat menggelikan. Setiap orang punya obsesinya sendiri, tapi orang-orang tingkat tinggi ini hanya mementingkan perasaan mereka sendiri.
“Kira kami akan menyerah begitu saja?” Yun Yao mengerutkan alisnya, “Kalian dan 「shio」 itu satu tim. Perkataanmu sekarang juga berdiri di posisi 「shio」. Semakin banyak yang kami lupakan, semakin banyak kesempatan 「shio」 untuk 「membunuh」 kami. Karena itu aku tidak bisa mempercayaimu.”
Bai Hu mengangguk: "Ada benarnya juga yang kamu katakan."
"Jadi kita akan lanjutkan." Yun Yao berkata, "Aku akan terus membunuh semua 「shio」, membuat tempat sialan ini lumpuh total. Ketika kalian bahkan tak bisa menciptakan 「Dewa」, masih adakah artinya tempat ini bagi kalian?"
Bai Hu mendengarkan lalu menghela nafas dalam: "Sudah lama tak berkomunikasi dengan 「peserta」... Tak kusangka kalian kini jadi se-radikal ini... Kondisimu sekarang mirip dengan wanita itu tahun lalu..."
"Apa?"
"Namanya apa ya...?" Bai Hu mengusap dagunya, "Dulu pernah membuat keributan besar di sini, akhirnya menerima sanksi yang semestinya. Namanya..."
Semua orang menunggu cukup lama, baru Bai Hu perlahan mengucapkan nama itu.
"Sepertinya Qiao Yun..." Setelah itu ia menepuk dahinya, "Ah... Sudah terlalu lama. Berapa tahun ya... Kalian bisa pergi lihat sendiri."
"Pergi lihat sendiri...?"
“Bai Hu” setelah mendengar mengulurkan satu jari, menunjuk ke sebuah jalan tak jauh: “Di sana ada toko serba ada, dorong pintu masuk dan kamu akan melihat sang 「Pemimpin」 yang pernah bersinar gemilang. Kini dia hidup lebih sengsara daripada mati, sepanjang hari ditemani makanan busuk dan kotorannya sendiri, bagaikan 「mayat hidup」.”
“Apa……？” Lin Qin terhenti sejenak setelah mendengar.
“Bukankah ini contoh yang bagus?” Bai Hu berkata, “Kalian semua manusia biasa, tapi berkhayal melawan Dewa dengan tubuh fana... Tidakkah lebih baik hidup tenang di sini? Bukankah wanita bernama Qiao Yun itu pelopor kalian? Dia pernah membunuh 「shio」, menjadi 「shio」, akhirnya berakhir seperti ini... Justru membuktikan semua jalan buntu.”
Beberapa orang memandang Bai Hu dalam diam, tak bersuara, tapi dalam hati sudah kacau-balau.
“Aku merasa Qi Xia sedang menempuh jalan lama yang pernah dilalui Qiao Yun……” Bai Hu berkomentar dengan haru, “Di setiap generasi kalian, selalu muncul seorang 「Pemimpin」. Qi Xia pernah menghilang selama beberapa tahun, percaya telah melewati fase kedua... Kini saatnya dia menemukan akhirnya sendiri……”
Bai Hu kemudian menatap beberapa orang itu: “Jadi... Yang bisa kalian lakukan hanyalah menunggu. Jika terus mengambil risiko, semua 「mayat hidup」 di sini akan menjadi contoh bagi kalian.”
Begitu ucapannya selesai, seluruh tubuh Bai Hu perlahan mengambang ke udara lalu lenyap seketika.
「Tanah Akhir」 memang selalu seperti ini.
Mereka bisa datang dan pergi sesuka hati, melakukan "pembunuhan" atau menyelamatkan orang sesuka mereka.
Qin Dingdong dihancurkan oleh Tianlong dengan alasan absurd di tangannya. Apapun keinginan yang belum terpenuhi, harus menunggu reinkarnasi berikutnya.
Zhang Chenze juga merasa dirinya agak aneh, meskipun dua rekan setimnya sudah mati berturut-turut, tapi selama mengingat mereka bisa hidup lagi, dirinya sama sekali tidak khawatir. Mental seperti ini jelas-jelas agak patologis.
Seandainya suatu hari semua orang kembali ke dunia nyata dengan pola pikir seperti ini, pasti juga akan berpikir bawah sadar bahwa 「mati bisa menyelesaikan semua masalah」.
Sayangnya manusia bukanlah komputer yang menunggu restart. Kematian takkan menyelesaikan masalah apa pun.
“Selanjutnya harus bagaimana……?” Li Xiangling bertanya pelan dari belakang.
“Xiangling……” Yun Yao menoleh memandangnya, “Bawa dulu Lin Qin berobat lukanya, ajak juga Tian Tian dan Pengacara Zhang. Aku ingin melihat pelayan wanita itu.”
“Tidak…… Aku juga ingin melihat pelayan wanita itu.” Lin Qin membuka mulut, “Bawa aku…… Luka ini tidak perlu diobati juga tidak apa-apa, toh tidak akan hidup beberapa hari lagi.”
Yun Yao terdiam sejenak setelah mendengar, lalu mengangguk patuh. Kemudian memimpin semua orang menuju toko serba ada tersebut.
Lonceng Besar tidak terlalu jauh dari toko serba ada, meskipun Lin Qin kesulitan berjalan, semua orang hanya menghabiskan beberapa menit untuk sampai di depan pintu.
Sebelum sempat masuk, bau busuk menyengat dari dalam ruangan sudah menyebar keluar, membuat alis semua orang berkerut hanya dengan menghirup sedikit.
Lin Qin teringat hari pertama membentuk tim dengan Qi Xia, saat mereka secara tidak sengaja datang ke toko serba ada ini dan melihat sosok itu merebus anak kandungnya sendiri.
"Seharusnya aku menyadari ini sejak awal..." Lin Qin bergumam pada diri sendiri, "Saat itu dia menarik Qi Xia masuk ke dalam rumah, tiga pria dewasa pun tak bisa menghentikannya... Tubuhnya telah ditingkatkan..."
"Apakah tim kalian pernah menghadapinya?" Yun Yao bertanya sambil memandang Zhang Chenze dan Tian Tian.
"Aku tidak ingat." Tian Tian menggelengkan kepala.
"Aku juga..." Zhang Chenze menghela napas.
Yun Yao tidak melanjutkan pertanyaan, mendorong pintu masuk. Keempat gadis di belakangnya juga mengintip ke dalam dengan hati-hati.
Ruangan kosong, tapi baunya sangat kuat.
Di lantai terbaring sebuah mayat yang sudah mengering dan menghitam, dipenuhi belatung.
"Ada orang di sini……?" Yun Yao memberanikan diri bertanya.
Tak lama, suara gesekan terdengar dari dalam. Hanya beberapa 「detik」, seorang wanita kurus kering mendorong pintu ruang dalam keluar.
Dia terlihat mengalami malnutrisi parah. Pipinya cekung dalam, kulit di tubuhnya keriput seperti kulit pohon tua.
"Hmm……?" Matanya kosong menatap mereka, lalu menyunggingkan senyum tipis memperlihatkan gigi kekuningan kehitaman. "Selamat datang... silakan pilih sendiri……"
Yun Yao mengamati sekeliling ruangan, mengedipkan mata pasrah, lalu langsung menghampiri pegawai toko.
"Qiao Yun……?" panggil Yun Yao.
Pegawai toko itu tak bereaksi sama sekali mendengar dua patah kata itu. Hanya tertegun menatapnya, lalu membuka mulut: "Silakan pilih barang sendiri."
“Kami tidak mencari barang, kami mencari Qiao Yun. Apakah kamu Qiao Yun?” Yun Yao bertanya.
Dia juga pernah berinteraksi dengan penduduk asli, seringkali mereka bisa mengingat nama sendiri. Tapi wanita di depan mata ini sepertinya sudah terlalu lama gila, sama sekali tidak bereaksi terhadap dua karakter 「Qiao Yun」.
Atau mungkin... Bai Hu hanya mengada-ada?
“Di sini tidak ada benda bernama Qiao Yun...” pelayan wanita membuka mulutnya, “Semua barang sudah dipajang di rak. Jika tidak ada, silakan cek toko lain...”
