Song Qi pertama-tama melihat pintu ruangan yang terkunci di depannya, lalu menoleh ke arah orang-orang di sebelah kiri, akhirnya memutuskan untuk mendekati Chen Junnan.
Meski 「Di Kelinci」 bisa mendengar diskusi mereka, tapi kalau bahkan dirinya sendiri tidak tahu rencana, bagaimana permainan ini bisa berlangsung?
“Ketua tim…” Song Qi berjalan mendekati Chen Junnan dan berbisik, “Kamu tahu pendengaran kelinci berapa kali lipat manusia?”
“Jangan lebay.” Chen Junnan menyeringai dingin, “Kalau ingatanku benar, pendengaran kelinci paling tiga kali manusia. Ada masalah?”
“Tiga kali…?” Song Qi terdiam sejenak, “Lalu kenapa dia bisa mendengar semuanya?”
“Mendengar…?” Chen Junnan mengerutkan alis setelah mendengar, “Maksudmu pendengarannya…”
“Benar.” Song Qi mengangguk, “Jadi mulai sekarang pilihlah kata-katamu dengan bijak. Setiap kalimat yang kita ucapkan bisa menyebabkan kegagalan.”
Raut wajah semua orang menjadi serius setelah mendengar perkataan Song Qi.
Pria bertubuh tinggi… tapi malah memiliki pendengaran seperti kelinci?
Chen Junnan menunduk dan terdiam sejenak setelah mendengar, lalu menunjukkan ekspresi acuh tak acuh: 「Aku sudah memikirkannya dengan seksama. Semua aturan game ini sudah sangat transparan. Saat ini tidak ada Aturan Tersembunyi yang belum kita ketahui. Menghadapi game jenis ini, strategi kita paling-paling cuma dua tiga macam... Meski Di Kelinci tahu, kita tetap harus lakukan. Kalau tidak, sama sekali tidak ada harapan menang.」
Meski terdengar sangat berbahaya, semua orang tahu ucapan Chen Junnan memang tidak ada masalah.
Game jenis kabur tidak mengutamakan 「strategi」, pasti ada momen harus berkonfrontasi langsung dengan pengejar.
「Benar.」 Song Qi mengangguk setelah berpikir, 「Jika begitu... lebih baik kita bicarakan secara terbuka.」
Chen Junnan mengangguk, lalu berkata pada Song Qi: 「Sekarang aku butuh kalian melepaskan kelinci itu.」
Di sisi lain, Cui Shisi juga menyampaikan pesan yang sama kepada Jiang Shi.
Hanya saja Song Qi terlihat sangat terkejut, sedangkan Jiang Shi hanya menguap.
“Alasannya?” Song Qi berkata, “Taktik sebelumnya tidak berhasil lagi?”
Chen Junnan mengangguk, menjelaskan secara singkat 「aturan tersembunyi」 dari 「Delapan Dewa Menyeberangi Laut」 kepada Song Qi. Song Qi juga memperhatikan berbagai yang dibawa oleh beberapa orang.
“Maksudmu... 「seruling」 yang tergantung di leher Di Kelinci adalah wajib untuk kita 「kabur」?”
“Tepat seperti itu.” Chen Junnan menyetujui lalu menengadah dan berteriak, “Aku tidak salah kan, Kak Bocah sialan?”
Di Kelinci berdiri di dalam ruangan, bersandar di dinding dengan senyum dingin, tidak menghiraukan Chen Junnan.
Meskipun mereka menemukan aturan 「Delapan Dewa Menyeberangi Laut, Masing-masing Menunjukkan Keahlian」, lalu apa?
Orang yang pantas mati tetap akan mati. Game ini mustahil mengembalikan enam orang tanpa cedera.
“Itu memang cukup rumit.” Song Qi dengan raut wajah serius berkata, “Ruangan Xiao Jiang Shi jangan dibuka pintu dulu. Biarkan dia lewat dari sini.”
“Lewat kamu?” Chen Junnan melihat sikap Song Qi yang siap tempur, merasa sepertinya dari awal dia sudah ingin mengakhiri di sini.
“Benar.” Song Qi berkata, “Ketua tim, ini kesempatan bagus. Aku belum pernah menggunakan kemampuanku untuk melawan「shio」. Ingin kucoba kemampuanku. Sebagai「Gema」tipe serangan terkuat di「Tanah Akhir」, jika bisa membunuh tingkat bumi...”
Sebelum sempat disetujui, suara menguap kembali terdengar dari sisi lain ruangan.
“Kak Qi...” Jiang Shi mengusap air matanya dengan lemah, “Aku juga berpikir begitu. Ingin kulihat apakah「shio」bisa membunuhku. Sebagai「Gema」tipe tahan pukulan terkuat di「Tanah Akhir」, aku juga ingin mencoba.”
“Ini...” Song Qi tahu ucapan Jiang Shi bukan nekat. Dia benar-benar ingin merasakan serangan「tingkat bumi」. Setelah berpikir beberapa「detik」, dia berkata, “Kalau begitu kita buka bersama, biar「Di Kelinci」pilih sendiri.”
“Baiklah baiklah.” Jiang Shi menyilangkan tangan, mengangguk dengan kuat. 「Dia kalau tidak memukulku aku akan tertidur……」
Setelah kedua orang memutuskan 「strategi」, Song Qi menoleh lagi, bertanya dengan suara sangat pelan pada Chen Junnan: 「Tapi ketua tim……」
「Bicara keras!」 Chen Junnan berkata. 「Sekarang masih takut apa? Takut si kelinci tidak mendengar?」
Song Qi tersenyum pahit sambil menggeleng: 「Baiklah... aku ingin tahu setelah melepaskan kelinci harus bagaimana? Kalau tidak ada taktik, bagaimana cara kita merebut 「seruling」?」
Chen Junnan menggaruk-garuk kepala, lalu membuka mulut bertanya: 「Xiao Song... saat kau benar-benar mengamuk... bisakah tidak melukai 「rekan setim」?」
Mendengar ini, Song Qi langsung paham maksud Chen Junnan, dan tahu jawabannya akan membuat sang ketua tim kecewa.
「Tak perlu menyebut 「rekan setim」...」 Song Qi tertawa. 「Jika aku benar-benar mengamuk, yang pertama 「mati」 justru diriku sendiri. Bagaimanapun, aku adalah 「meledak terbakar」, tapi tubuh manusia normal tidak bisa menahan ledakan.」
“Waduh? Begitu meledak?” Chen Junnan mengangkat alis, “Kalau begitu sepertinya kamu cocok bertindak sendiri...”
“Benar.” Song Qi mengangguk setuju, “Kalian bisa bergerak bersama, cukup sisakan satu orang di ruangan sebelahku.”
“Ruangan sebelah...?”
“Ya.” Song Qi mengangguk, “Tadi aku mencoba, kalau pintu ruangan terbuka... kita bisa melempar barang dari ruangan kita ke ruangan sebelah. Ini tidak dianggap 「pelanggaran」, kelinci juga tidak akan mengurus.”
“Hei...” Chen Junnan tersenyum nakal, “Kalau begitu aku rasa mengambil seruling akan lebih mudah...”
Dia menoleh sambil mencerna, lalu berkata ke semua orang: “Rencana sudah final. Selain aku, Xiao Song, Xiao Jiang Shi, sisanya semua cari 「sihir」 yang belum muncul.”
“Kau juga tinggal?” Jiang Shi di kejauhan melipat tangan lalu perlahan duduk lemas di tanah, “Apa kau berguna kalau tinggal?”
“Aku ikut denganmu.” Chen Junnan membuka mulut, “Aku ingin melihat seperti apa 「abadi」 si benda setan ini sebenarnya.”
“Bikin kamu mati ketakutan.” Jiang Shi mendengus dingin, lalu perlahan menguap.
Semua orang benar-benar memantapkan taktik. Kecuali tiga orang yang menghadang 「Di Kelinci」, sisanya harus pergi ke Ruangan 「10」 dan Ruangan 「14」 untuk mencari 「artefak terakhir」 yang belum menampakkan diri.
“Ketua tim...” Cui Shisi memandang Chen Junnan dengan kekhawatiran, “Kalau begitu kami berangkat... Kalian harus benar-benar hati-hati.”
“Tak masalah.” Chen Junnan mengangguk, “Selama ada aku, kamu sama sekali tak perlu merasa tenang.”
“Baik.” Cui Shisi mengangguk, beberapa 「detik」 kemudian baru menyadari keanehan, “Ketua, barusan bilang apa?”
“Cepat pergi.” Chen Junnan mengangkat alisnya, memberi kode mata ke Song Qi dan Xiao Jiang Shi. Keduanya menutup pintu untuk terakhir kali dan mengunci rapat.
