Wei Yang merasakan sesuatu yang tidak beres dalam sekejap.
Suara dalam pikiran Qiao Jiajin sangat besar, bahkan gerakan tinju yang dibayangkannya sudah mencakup adegan mengenainya.
Sensasi krisis tiba-tiba berkecamuk di hati Wei Yang, dia merasa seperti bertemu pembunuh sejati, belum sempat takut, garpu jerami di tangannya sudah menusuk keluar.
Dia selalu merasa jika kali ini tidak bertindak lebih dulu, dirinya benar-benar akan dipukul terbang olehnya.
Garpu jerami bagai senjata panjang yang terlepas, menusuk ke arah perut bawah Qiao Jiajin. Wei Yang sengaja menggenggam ujung garpu jerami. Begitu muncul pikiran untuk menghindar di benak lawan, dia akan segera mengubah arah tusukan dengan cepat. Tak terhitung orang telah tewas di bawah serangan jurus ini.
「Membaca Pikiran」tetaplah 「Membaca Pikiran」, sebuah 「Gema」yang mampu menekan semua teknik bela diri.
Ketika garpu jerami hampir menembus perut bawah Qiao Jiajin, tiba-tiba tak ada suara sama sekali yang terdengar di telinga Wei Yang.
"Bocah... Kau tidak menghindar...?"
Garpu jerami melesat maju, namun tepat saat berjarak sejengkal dari tubuhnya, Qiao Jiajin hanya melangkah ke samping dengan wajah tanpa ekspresi, menghindari serangan mematikan itu.
Wei Yang memandang mata Qiao Jiajin dengan tak percaya. Saat melakukan gerakan penghindaran krusial ini, pemuda di hadapannya sama sekali tak memikirkan apapun.
Tubuhnya sepertinya bergerak sendiri, otaknya dari awal sampai akhir tidak memberikan instruksi apa pun.
「Detik berikutnya」, Qiao Jiajin kembali melangkah dua langkah ke depan, jaraknya dengan Wei Yang sudah sangat dekat, kemudian mengayunkan pukulan kanan ke pinggang, tangan kiri mengulurkan untuk menangkap kerah baju Wei Yang, menstabilkan postur lawan, lalu tangan kanannya seperti roket melesat ke「Langit」.
“Kamu……！”
Wei Yang baru saja hendak bicara, dagunya sudah terkena pukulan berat, gigi atas dan bawah tiba-tiba terkunci bersamaan, mengeluarkan suara keras.
Dia hanya merasakan matanya gelap seketika, belum sempat merasakan sakit, kedua kakinya sudah terangkat dari tanah, langit merah gelap「detik berikutnya」masuk ke pandangan, benar-benar dua tiga detik kemudian baru merasakan ada benda yang menabrak punggungnya, debu beterbangan.
Rasa sakit hebat yang datang dari dagu bercampur dengan sensasi pusing perlahan menyerang Wei Yang. Dengan panik ia mengulurkan tangan untuk meraba, baru menyadari dirinya sudah terbaring di atas 「」 yang kotor.
Sudah berapa tahun tidak ada yang berhasil mengenainya?
Sejak Wei Yang menguasai kemampuan 「membaca pikiran」, ini pertama kali ia benar-benar terpukul hingga terlempar.
Sekitar dua puluh 「detik」 lebih, barulah Wei Yang bisa sedikit melihat pemandangan di depannya. Matahari kuning tanah itu di 「Langit」 perlahan mengerut.
"Langit di sini sungguh indah..." Darah perlahan mengalir dari sudut mulutnya, "Lagu ini dipadukan dengan langit... Betapa memukau hati."
"Petani brengsek." Qiao Jiajin menendang garu jerami di sampingnya lalu berjongkok di sebelah pria itu, menunduk dan berkata, "Dengar suara hatiku?"
"Dengar... tapi tak bisa hindari..." Wei Yang terbaring sambil tersenyum pahit, merasakan giginya sudah goyah, "Tinju yang dahsyat..."
“Pukulan ini benar-benar tidak dihitung.” Qiao Jiajin berkata, “Dibandingkan lubang yang kamu tinggalkan di tubuh 「Penduduk asli」, ini masih jauh lebih ringan.”
“Dulu sepertinya aku pernah merasakan tinjumu... hehe... Sekarang aku lebih kuat dari sebelumnya, bahkan bisa menghindar beberapa kali berturut-turut...” Wei Yang tertawa sambil berkata, “Benar-benar tidak menyimpan memori, akan semakin melemah ya...”
“Kamu salah paham.” Qiao Jiajin tersenyum, “Kalau sekarang menggunakan tubuh asliku, mungkin pukulan pertama saja kamu sudah memang.”
“Kamu...”
“Tubuh ini tidak nyaman kugunakan.” Qiao Jiajin berkata, “Dua pukulan sebelumnya murni aku sedang beradaptasi, bukan karena keahlianmu hebat. Mengerti, bangsat?”
Chen Junnan melihat Qiao Jiajin mengalahkan Wei Yang, menoleh dan memberikan kode mata ke Qi Xia, lalu mereka berdua pun masuk ke dalam peternakan.
Orang gila di depan mata memang sangat berbahaya, dia tidak hanya memasang perangkap pembunuhan di sini, tapi juga menyiapkan garpu jerami yang bisa mengambil「nyawa」, ditambah dengan kemampuannya「membaca pikiran」, peserta biasa sulit bertahan hidup dari tangannya.
Melihat Qi Xia dan Chen Junnan mendekat, Qiao Jiajin mengangguk pada mereka dan bertanya: "Selanjutnya harus bagaimana?"
"Kamu pergilah memakai baju dulu." Kata Qi Xia.
"Iya, Lao Qiao." Chen Junnan juga menghela napas pasrah, "Kapan kebiasaan burukmu langsung buka baju setiap kali bertarung ini mau diubah? Kamu ini Xu Chu ya?"
"Hmm..." Qiao Jiajing agak canggung berjalan ke samping mengambil baju atasnya, menepuk-nepuk debu di atasnya lalu memakainya, "Mungkin kalian tidak tahu, dulu baju itu mahal, kalau rusak karena dipotong tidak bisa dipakai lagi. Aku juga miskin, jadi biasanya sebelum bertarung selalu buka baju dulu. Lama-kelamaan jadi kebiasaan ini..."
“Lelucon neraka apa……” Chen Junnan tertegun, “Baju dipotong rusak tak bisa dipakai, dagingmu dipotong bisa sembuh sendiri, bukan?”
“Meski agak lucu... tapi kenyataannya memang begitu,” Qiao Jiajin mengangkat bahu tak peduli, “Daging rusak bisa sembuh asal tahan sakit, tapi baju sobek ya tak bisa dipakai. Ngomong-ngomong, tubuh ini semuanya bagus, cuma rasanya bukan seperti yang biasa berjuang di jalanan.”
Saat mereka berbicara, Qi Xia sudah mendekati Wei Yang, sorot mata keduanya juga bertemu di saat ini.
Seketika itu, tidak hanya alis Wei Yang berkerut, Qi Xia juga merasa ada yang tidak beres.
“Domba Tak Bertanduk……?” Qi Xia bertanya pelan.
“Ha……haha……” Wei Yang terus menyeringai melihat sorot mata Qi Xia, senyumnya sangat tidak enak dipandang, “Tak berani, di hadapanmu mana mungkin aku domba? Kaulah domba......haha......domba......”
“Aku domba.” Qi Xia mengangguk, “Jadi kau juga domba?”
“Aku memang Domba……” Wei Yang membelalakkan matanya sambil tertawa, “Kau benar-benar hebat… sebenarnya tidak ingat apa-apa, tapi bisa menebak semuanya……”
“Kamu memang Domba.” Qi Xia bertanya lagi, “Domba dari periode apa? Dan jenis Domba apa?”
“Qi Xia… Ha ha ha ha……” Semakin Wei Yang menatap mata Qi Xia, senyumnya semakin tak terbendung, “Apa-apaan ini… penipu? Ha ha ha ha……”
“Kamu bilang apa?”
“Kau benar-benar kejam… Untuk kabur dari tempat sialan ini, kau bahkan tidak menyayangi dirimu sendiri?” Wei Yang perlahan bangkit dari tanah, lalu memuntahkan darah bercampur air liur, “Dulu takut rencanamu terbaca olehku… Langsung mengusirku pertama kali, sekarang malah sengaja datang mencariku… Betapa menggelikannya?”
“Menggelikan.” Qi Xia menyambar kerah baju Wei Yang, “Bahkan「Tianlong」pun berani kutatap, masa takut dengan kemampuan baca pikiranmu?”
“Ha ha ha ha!” Wei Yang tertawa terbahak, “「Tianlong」itu sampah macam apa? Dia bisa membaca pikiranmu sampai tuntas?”
“Jadi kamu yang bisa membaca tuntas?” Qi Xia mengangkat sudut mulutnya setelah mendengar, celah logika dalam ucapan lawan kembali berhasil ia temukan.
