Saat ini, sebuah 「pemikiran berani」 tiba-tiba muncul di benak Qian Wu.
Jika sudah tidak mungkin membawa lawan pergi, bisakah tubuhnya sendiri diubah menjadi 「Xuanwu」?
Meski tindakan ini akan menimbulkan konsekuensi tak terduga... Misalnya dirinya tak bisa lagi menghilang bersama 「akhir」, atau berubah menjadi 「Makhluk Suci」 alih-alih tetap sebagai 「peserta」.
Tapi kini 「Rencana Besar」 Qi Xia telah dimulai. Dari sudut pandang manapun, dibutuhkan karakter semacam ini.
Dengan pemikiran itu, Qian Wu segera mengulurkan 「tangan kanan」nya dan mencengkeram telapak tangan Xuanwu.
“Serahkan tubuhmu padaku...”
Namun yang tidak disangka oleh Qian Wu, meski dia menggenggam telapak tangan Xuanwu, tubuhnya sama sekali tidak mengalami perubahan sedikit pun, seolah-olah 「Bunga Kembar」-nya saat ini sudah tidak berlaku.
“Apa……？”
“Permainan apa lagi yang kau lakukan?” Xuanwu bertanya dengan wajah dingin, “Jika masih belum bisa membunuhku... Aku akan sangat kecewa...”
Saat ini Qian Wu akhirnya menyadari bahwa semua usahanya sia-sia. Berhadapan dengan wanita yang bagaikan dewa di depannya, dirinya seperti belalang mencoba menghentikan roda kereta, bahkan sempat mengira bisa 「menukar nyawa dengan nyawa」dengan orang hebat seperti ini.
Dari sudut pandang mana pun, sangat jelas bahwa... nyawanya... dan nyawa「Xuanwu」, bagaimana mungkin bisa setara?
“Sepertinya aku benar-benar tidak bisa...” Qian Wu tersenyum pahit, ekspresinya suram sampai ke puncak.
Mendengar kata-kata ini, Xuanwu jelas-jelas menunjukkan ekspresi tidak senang. Dengan kuat dia menarik tangannya kembali.
Pada saat yang sama, semua luka di tubuh Qian Wu berubah dari warna gelap gulita menjadi merah darah, bagian lehernya bahkan seperti bendungan yang jebol, tiba-tiba memuntahkan darah.
Sebenarnya dia punya kesempatan untuk menyembuhkan lukanya dengan menyentuh Chou Er Shi, tapi dia tidak mengulurkan tangan. Bagaimanapun, dia tahu Xuanwu tidak akan berhenti begitu saja. Akhir kali ini sudah ditakdirkan.
Melihat Qian Wu dan Luo Shiyi sama-sama tumbang tak bernyawa, ekspresi Chou Er Shi justru menjadi tenang.
Kini dia tak perlu lagi melawan. Dia juga sadar mustahil baginya untuk menjadi lawan tiga orang di depannya.
Maka dia hanya perlahan membuka kedua lengannya, menyambut kematian yang menjadi bagiannya.
Xuanwu juga tak tinggal diam, langsung mengambil jantung Chou Er Shi dari udara dan segera meremukkannya di genggaman.
Membunuh trio di depannya bukan hal sulit bagi Xuanwu, tapi sorot matanya memancarkan 「kesedihan」 yang mendalam.
“Tugas tercapai.” Dia menghela napas ringan, kemudian tiba-tiba menghilang di tempat.
Di samping, Kuda Langit dan Harimau Langit yang telah lama berdiri menyaksikan Xuanwu menghilang, perlahan menghela napas lega. Beberapa 「detik」 kemudian, kemarahan perlahan muncul di wajah Kuda Langit.
Dia memalingkan kepala ke arah penjara, ekspresinya terasa dingin mengancam.
“Kalian pembunuh langit... Bisa sebegitu beraninya menindas Lao Renjia?” Dia melangkah maju beberapa kali, kemudian perlahan mengeluarkan jam saku dari dalam bajunya, “Momenku hampir tiba... Kalian semua 「mati」...”
Semua orang di dalam penjara menatap gugup melalui celah pintu ke arah Kuda Langit. Bagaimanapun, mayoritas pertama kali mengalami 「Momen Kuda Langit」, sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Saat ini mereka semua menahan napas dan menunggu dalam diam.
“Tiga…… Dua…… Satu……” Kuda Langit tersenyum tipis, menutup jam saku dengan bunyi 「klik」.
「Momen Kuda Langit」 turun ke lokasi.
Di langit, Matahari tiba-tiba menyusut dengan hebat setelah 「Kuda Langit」 menyelesaikan hitungan mundurnya.
Sudah beberapa 「detik」 berlalu sejak 「Kuda Langit」 menutup arlojinya, namun bencana yang dibayangkan tak kunjung muncul. Di seluruh penjara, selain desau angin halus, hanya tersisa suara napas semua orang.
Sekitarnya sunyi hingga menakutkan.
Beberapa saat kemudian, Qi Xia merasakan suara aneh di atas kepalanya. Dari udara terdengar gemerincing 「wah-la wah-la」, seperti gerimis kecil yang berjatuhan atau kawanan burung yang membelah langit.
Semua orang menengadah ke atas dan menemukan awan hitam yang tak pernah ada sebelumnya di langit yang biasanya selalu cerah.
Awan hitam itu muncul dari balik Matahari kuning tanah, perlahan membesar.
“Awan... di belakang Matahari?”
Tiba-tiba Qi Xia merasa menemukan celah (dalam jurus) yang nyaris tak terlihat, tapi saat ini sama sekali tak ada waktu untuk memikirkannya.
「Awan hitam」 itu semakin membesar, seolah hendak membungkus seluruh 「Matahari」, lalu berputar-putar di 「Langit」 layaknya makhluk hidup, tiba-tiba menjatuhkan diri ke 「」.
Baru saat ini Semua orang akhirnya melihat wujud asli 「awan hitam」 tersebut.
Itu sama sekali bukan 「awan hitam」, melainkan gumpalan besar 「garis-garis hitam」 yang menggeliat dan menari tak terkendali.
“Bangsat…” Qiao Jiajin merasakan keanehan tempat ini terus menerus melampaui batasannya, buru-buru mencoba menarik lengan Qi Xia di sampingnya, “Penipu, apakah kita harus kabur sekarang?”
“Kabur…” Qi Xia menyipitkan matanya memandang langit, “Tapi ke 「arah」 mana kita harus lari?”
Sebelum suara itu reda, gumpalan 「garis hitam」 yang turun hingga setengah langit tiba-tiba menyebar bagikan tinta yang larut dalam air, berpencar ke segala 「arah」.
“「keluar」 dulu!!”
Semua orang berlarian keluar dari 「pintu」 penjara, hanya untuk menyaksikan 「garis hitam」 itu sudah hampir mendarat di 「」.
“Semuanya！”Chen Junnan berteriak keras, “Jangan sampai disentuh garis-garis ini, mereka setajam pisau! Begitu menyentuh, langsung memotong-motongmu! Untungnya kecepatan garis ini tidak terlalu tinggi, selama kamu terus lari, pasti bisa melepasnya！”
「Kucing」 tim anggota bergegas mengangguk setuju, Chen Junnan juga saling pandang dengan Qi Xia dan Qiao Jiajin.
Waktu selanjutnya hanya bisa mengandalkan kemampuan masing-masing, tak ada yang bisa saling bantu lagi.
“Lao Qi.” Chen Junnan menatap Qi Xia, “Kukatakan lagi, kami berdua boleh 「mati」, tapi kamu tidak boleh.”
Qi Xia setelah mendengar mengangguk ragu-ragu.
Dia merasa meski sudah sadar dari mimpi buruk malam itu, entah kenapa masih agak bingung.
“Penipu, kelihatannya kamu tidak beres……” Qiao Jiajin bertanya, “Tubuh masih sakit？”
“「Aku tidak apa-apa」.” Qi Xia menggelengkan kepala, baru hendak mengatakan sesuatu tiba-tiba menyadari Petugas Li yang selama ini berdiri di belakang semua orang telah menghilang, “Petugas Li ke mana?”
“Di sana……!”
Zhou Mo menunjuk ke hamparan tanah kosong di kejauhan, di mana Petugas Li sedang berlari kencang menuju benda kemerahan di permukaan tanah.
“Hei! Da Lao Li!” Chen Junnan berteriak, “Kamu mau ke mana?”
“Kalian pergi dulu! Aku harus ambil sesuatu!” jawab Petugas Li.
“Ambil sesuatu?”
Semua orang tahu ini saat genting antara hidup dan mati. Meski Petugas Li benar-benar menghadapi bahaya, tak ada cara menjamin keselamatannya.
“Lupakan, lari dulu.” Qi Xia berkata, “Semua orang harus berpencar di hamparan tanah ini. Jika tidak, kita tak bisa bedakan 「garis」 mana yang milik sendiri. Sekali salah pilih akan 「mati」.”
“Mengerti!”
Para hadirin menyebar di lapangan kecil. Kini jalinan hitam itu telah mencapai ketinggian tiga hingga lima meter di atas kepala mereka.
“Semoga kalian semua 「hidup」... Adapun benda-benda ini...” Chen Junnan tersenyum pahit, lalu mengambil sebuah 「batu」 dari tanah dan melemparkannya keras-keras ke udara. Batu itu saat menyentuh garis-garis hitam di langit, langsung terpotong menjadi dua bagian, “Kuharap mereka takkan pernah menyentuh kalian.”
