Kondisi saat ini membuat Qi Xia sangat dilema. Di waktu biasa, dia tidak akan membiarkan dirinya terjun ke dalam situasi berbahaya seperti ini. Tapi kali ini situasinya terlalu spesial.
Perasaan aneh itu melingkupi sekelilingnya, membuatnya sama sekali tidak bisa berpikir tenang.
Mungkinkah Yu Nian'an benar-benar ada di 「Tanah Akhir」, hanya saja dia kehilangan ingatan?
Di gang gelap ini, jangankan garis hitam gadis berbaju putih, bahkan garis hitam Qi Xia sendiri juga tidak terlihat.
“Bagaimanapun, aku harus membuka simpul di hati ini hari ini...” Sorot mata Qi Xia secara bertahap menjadi dingin, kembali menyelam ke dalam kegelapan itu.
Qi Xia berusaha menjauh dari sebelah kirinya, melangkah dengan tempo sedang. Kecepatan ini seharusnya bisa menyamai garis hitam di belakang, tapi Qi Xia sama sekali tidak tahu seberapa jauh jarak garis hitam miliknya.
Setiap langkah yang diambilnya sekarang semakin mendekati kematian. Sekali ada jalan buntu di depan, dirinya pasti tidak punya harapan keluar tanpa cedera dari hutong ini.
Gadis itu jelas-jelas masuk ke gang gelap gulita ini, tapi kemana dia sekarang?
Saat itu sebuah pikiran muncul dalam benak Qi Xia.
Jangan-jangan dia... mati?
Jika dia benar-benar Yu Nian'an, sangat mungkin melakukan hal gegabah seperti ini.
Dia akan seperti lalat tak berkepala yang nekat masuk ke jalan buntu, akhirnya terpojok oleh benang hitam di sudut mati, lalu mati diam-diam di tempat yang tak terlihat siapa pun.
Di hati Qi Xia bergema pikiran buruk. Jika dia benar-benar mati, maka jalan ini akan menghantarkan pada hasil terburuk. Dirinya tidak hanya tidak bisa melihat wajah gadis itu, bahkan mungkin ikut terseret, mati tanpa kejelasan di tempat seperti ini.
Setelah melangkah beberapa langkah lagi ke depan, Qi Xia menemukan area di depannya semakin gelap gulita. Dia merasa situasi ini agak aneh. Dirinya sudah berada dalam lingkungan suram selama beberapa waktu, secara logika mata seharusnya perlahan beradaptasi. Tapi mengapa di depan tetap segelap ini?
Dia terus merasa ada sesuatu di depan matanya, akhirnya terpaksa menghentikan langkah, lalu mengulurkan tangan dengan hati-hati untuk memeriksa.
Tidak diperiksa tidak masalah, begitu diperiksa langsung kaget setengah mati.
Tangan Qi Xia baru saja terangkat, seketika ujung jarinya tersengat sakit. Garis-garis hitam milik gadis itu ternyata tanpa disadari telah membentang di hadapannya, saat ini tepat mengiris jari Qi Xia.
Andai saja dirinya tidak menghentikan langkah, sekarang lehernya mungkin sudah terputus.
Dia mencerna sejenak, lalu mengulurkan tangan lagi. Setelah menghindari garis hitam di depannya, jarinya meraba-raba ke depan. Tiba-tiba punggungnya terasa dingin, lalu matanya membelalak lebar.
Dalam kegelapan, telapak tangannya menyentuh bahu seseorang.
Orang itu diam-diam berdiri tepat di hadapannya, jarak antara mereka tak sampai setengah meter.
Saat ini, Qi Xia seolah berada di alam semesta yang gelap gulita. Keempat arah mata angin—depan-belakang-kiri-kanan—sama-sama diselimuti kegelapan. Di depan matanya masih saja berdiri seseorang dengan sunyi.
Orang itu tidak berbicara maupun bergerak, hanya berdiri membeku. Tangan Qi Xia yang terletak di bahunya pun bingung harus bagaimana.
Di sebelah kiri dan belakang masih ada garis hitam mematikan. Tiga arahnya terkepung bahaya secara tak terduga.
「Kamu... siapa?」 suara Qi Xia bergetar pelan.
Tapi sama sekali tidak ada reaksi dari sosok itu.
“Perasaan tidak aman terus-menerus menggelayuti hati Qi Xia. Dia merasa dalam hidupnya belum pernah sebegitu sulit mengambil keputusan. Biasanya dia selalu bisa membedakan mana yang perangkap, tapi kali ini benar-benar membuatnya gelisah.”
“Bahkan seandainya ini memang perangkap, dirinya sendiri 「」harus melompat masuk tanpa ragu.”
“Kalau tidak, obsesi paling menyakitkan dalam hati akan terus menggerogoti, dan persimpangan jalan bercabang itu takkan pernah mencapai ujungnya.”
“Hanya 「kanan」yang bisa dilewati...”
Saat Qi Xia menatap kegelapan gulita di sebelah kanan sambil berpikir langkah selanjutnya, tiba-tiba ada sesuatu yang mengulur dari dalam kegelapan, seketika menangkap kerah bajunya.
Mata Qi Xia membelalak. Sebelum sempat bereaksi, seluruh tubuhnya 「」tertarik oleh sosok itu.
「Bang」!!
Gemuruh 「pintu」berat bergema, diiringi hembusan angin yang menggumpal.
Qi Xia baru hendak berkata sesuatu, tiba-tiba di depan matanya muncul kilasan cahaya redup. Sepertinya seseorang menyalakan korek api, barulah ia menyadari dirinya ternyata ditarik masuk ke sebuah toko kecil.
Di depannya berdiri tiga orang.
Pandangan Qi Xia sama sekali tidak bisa mengarah ke dua orang di 「kiri-kanan」, hanya terpaku pada gadis berbaju putih di tengah.
Aneh...
Benar-benar tidak masuk akal.
Gadis di depannya mengenakan gaun putih yang sama persis dengan Yu Nian'an, rambut panjangnya terurai dengan panjang yang tak beda sedikit pun, bahkan tinggi dan berat badan pun identik... Tapi wajah mereka justru berbeda.
Wajah gadis ini cukup cantik, tapi saat ini terlihat dingin dengan alis yang mengerut, di balik sorot matanya terpancar kedalaman.
Bibirnya terkunci rapat dengan serius, sepasang matanya terus mengamati Qi Xia. Hanya dari aura saja sudah sangat berbeda dengan Yu Nian'an.
Dia... siapa?
Qi Xia hanya merasa otaknya kacau, serpihan ingatan saling bertabrakan dalam imajinasinya, tapi tak satu pun bisa ditangkap.
Seorang gadis yang terlihat hanya berbeda wajahnya dengan Yu Nian'an...
"Kamu mengacaukan apa?" Gadis berbaju putih mengerutkan alis, "Tidak tahu situasi sekarang seperti apa? Berani-barinya lari ke hutong buntu?"
Kalimat singkat itu membuat Qi Xia sama sekali tak tahu harus menjawab apa.
"Aku... kamu..." Qi Xia melangkah lagi ke depan, sambil mengamati gadis ini dengan cahaya korek api yang redup, "Apa kita pernah bertemu?"
"Bertemu?" Gadis putih terdengar bingung, lalu tiba-tiba teringat sesuatu, "Jangan-jangan kau mengikuti aku ke sini?"
"Lho?!" Seorang pria berlogat timur laut di sebelahnya tiba-tiba terkejut melihat wajah Qi Xia, "Dasar kau ini!!"
Qi Xia menoleh ke sumber suara. Di sebelah kanan gadis itu berdiri seorang pria kurus yang memang terlihat familiar.
“Hah! Aku ini!” Pria itu mengulurkan tangannya, di telapak tangan muncul sebongkah batu halus, “「Benda Asal」! Aku marga Sun!”
Baru sekarang Qi Xia teringat pria yang pernah ditemuinya sekali ini. Dulu dia bersama Xiao Xiao, Luo Shiyi bertarung melawan Qiao Jiajin, Zhang Shan, Li Xiangling dalam permainan jembatan kayu Harimau Bumi, dan kalah.
“Kamu itu Lao Sun yang bisa menciptakan batu…” kata Qi Xia sambil mengerutkan alis.
“Hei! Taunya cuma buat ginian!” Lao Sun mengangguk, “Aku juga heran siapa yang nekat masuk buta ke hutong, ternyata kamu toh!”
Qi Xia mengerutkan alis lagi, memandang orang lain di sebelah gadis berbaju putih. Seorang paman gemuk pendek berwajah sangat ramah yang sedang memejamkan mata sambil bergumam. Qi Xia yakin belum pernah bertemu pria ini.
Tapi justru ini semakin tidak masuk akal. Di saat genting begini, trio ini malah bersembunyi di ruangan kecil kedap udara?
“Apakah kalian semua adalah「Jidao」?” Qi Xia seketika mendapatkan jawabannya.
Gadis berbaju putih setelah mendengar pupilnya menyempit, lalu menunjukkan senyuman tipis: "Waduh, rupanya kamu bukan「peserta」biasa, tahu cukup banyak ya."
Qi Xia merasa aneh, yang aneh bukan hanya tiga「Jidao」di depannya, tapi sejak masuk ke ruangan ini, garis-garis hitam di belakang juga berhenti.
