Aku menyetujui permintaan Chu Tianqiu.
Jika dipikir-pikir sungguh mengerikan, aku sambil menyetujui permintaan Qinglong, sambil berusaha menyusup ke dalam pertarungan Chu Tianqiu dan Qi Xia. Apakah kemampuan empat orang kita dalam langkah strategis ini terlalu timpang?
Aku bagai menjilat darah di ujung pisau, atau seperti membawa sebuah pisau kecil usang yang menerjang ke tengah beberapa monster kuat. Saat mereka saling mengoyak tanpa sengaja melukaiku, aku akan remuk redam seketika.
Dalam pusaran tak berbentuk ini, bagaimana caranya aku bisa keluar tanpa cedera?
Untungnya sejauh ini, sebagian rencana Chu Tianqiu dan Qinglong saling 「terhubung」.
Qinglong ingin Chu Tianqiu dan Qi Xia saling melawan, sedangkan Chu Tianqiu juga berharap aku sengaja memperlihatkan celah (dalam jurus) kepada Qi Xia.
Dengan demikian... Selama aku melakukan hal yang diharapkan oleh dua orang itu, seharusnya bisa bertahan dalam situasi ini.
Perasaan ini benar-benar membuat bulu kudukku merinding.
Baik itu Qi Xia maupun Naga Hijau, aku sama sekali tidak bisa memahami keduanya.
Sekarang bahkan kedua mata Chu Tianqiu telah tertutup kabut tipis.
Seperti yang kukatakan, dari awal sampai akhir aku hanyalah manusia biasa yang sama sekali tidak mampu bersaing dengan orang-orang yang terlahir sebagai monster, tapi aku akan melakukan segalanya dalam batas kemampuanku.
Entah aku yang mencari cara menghancurkan tempat ini, atau tempat ini yang akan menghancurkanku.
Di hari-hari berikutnya, aku terus berusaha memerankan Chu Tianqiu dengan baik, sementara Chu Tianqiu pergi bersembunyi di tempat perlindungan yang dibangunnya di dalam makam.
「Surga Firdaus」 juga telah berubah dari sebelumnya.
Orang-orang di sini meski masih bertindak sesuai instruksiku, tapi sepertinya mereka sudah kehilangan 「jiwa」. Dua tahun lalu 「Surga Firdaus」 sama sekali tidak seperti ini, saat itu setiap orang memiliki motivasi untuk maju, dan cahaya terlihat di mata mereka.
Sekarang cahaya itu sudah hilang.
Bahkan Zhang Shan juga tidak lagi bersemangat seperti dulu.
Meski banyak orang tidak ingat kejadian yang pernah terjadi, perasaan 「keputusasaan」 yang tersembunyi di kedalaman hati tetap tersimpan, terus-menerus melayang di benak setiap orang tanpa pernah sirna.
Jika ditanya anggota 「Surga Firdaus」 saat ini, siapakah yang masih memiliki 「cahaya」 di matanya?
Tentu saja Yun Yao.
Cahaya di matanya lebih menyala daripada siapapun, keinginannya untuk 「keluar」 lebih membara dari siapapun, dan tekadnya tak tergoyahkan.
Di ronde kedua, sesuai petunjuk Chu Tianqiu, aku menunggu di tempat kemunculan Qi Xia dan rombongannya, lalu langsung mengundang mereka bergabung ke 「Surga Firdaus」.
Rencana ini berjalan lebih mulus dari yang kubayangkan.
Bagaimanapun, pemeragaan karakter Chu Tianqiu yang kulakukan benar-benar sempurna tanpa 「celah」, dengan senyum khas dan daya pikat elegan yang kuhadapkan pada setiap orang.
Saat mereka tiba di 「Surga Firdaus」, segera kusuruh Zhang Shan mengendalikan Qiao Jiajin, dan berhasil memicu kemarahan Qi Xia.
Hanya saja tak kusangka Qi Xia juga telah 「berubah」.
「Qi Xia」 yang dulu, meski cerdas di atas rata-rata, selalu berusaha mengulurkan bantuan pada orang di sekitarnya. Dalam ingatanku, 「Qi Xia」 pasti takkan langsung membanting lawan ke tanah hanya karena perbedaan pendapat.
Bahkan dia pertama kali mengangkat batu bata, ingin membunuhku sepenuhnya sebagai 「Chu Tianqiu」.
Pada diri 「Qi Xia」 terpancar aura putus asa yang belum pernah ada sebelumnya. Aura ini membuatnya menjadi kejam yang menusuk hingga tak terkira. Sekadar tatapan matanya yang membelalak padaku, sudah bisa membuatku merasakan putus asa yang menusuk tulang.
Apa yang terjadi padanya?
Beberapa hari lalu saat duduk di mobil, seluruh tubuhnya berlumuran darah, dia masih bertanya padaku「Apakah sekarang kau sudah sadar?」?
「Qi Xia」 yang bahkan peduli pada orang asing, kini justru menatapku dengan mata dingin sambil mencengkram batu bata dan mencekik leherku.
Aku hanya tidak muncul selama dua tahun, mengapa semua orang berubah?
Apa yang terjadi pada 「Chu Tianqiu」?
Lalu apa yang terjadi pada 「Qi Xia」?
Dua pejuang sejati ini bisa membuat Qinglong turun tangan sendiri, mau melihat mereka bertarung?
“Chu Tianqiu, kau berpura-pura apa denganku?” Qi Xia bertanya.
“Berpura-pura...? Kau bilang aku berpura-pura...?”
Aku memaksakan senyum tipis, namun di hati sangat cemas, mengapa dia mengira aku berpura-pura?
Apa sebenarnya yang terjadi dengan pria ini? Apakah dia bisa menembus diriku?
Matanya dingin menatapku, melanjutkan: “Aku tidak peduli apakah kau pemimpin 「Surga Firdaus」 atau Dewa yang berkuasa di sini, mengapa kau mengusikku?”
“Aku... kapan aku mengusikmu?”
Ucapan singkat Qi Xia membuat bulu kudukku merinding, apakah dia benar-benar tahu sesuatu... atau sekadar omong kosong?
Mengapa dia tiba-tiba menyebut pemimpin 「Surga Firdaus」 dan Dewa penguasa tempat ini?
Otakku semakin kacau, sepertinya hanya aku yang tidak tahu apa-apa dalam langkah strategis ini.
Mereka bertiga benar-benar terlalu kuat, aku sama sekali bukan lawan. Ada firasat, sepertinya aku... sudah masuk ke dalam 「perangkap」 seseorang...
Tapi sekarang ini perangkap siapa sebenarnya?
Qi Xia?
Chu Tianqiu?
Qinglong?
Dia terus-menerus menimbang-nimbang 「batu besar」 itu di tangannya, sorot matanya penuh niat jahat. Aku merasa benar-benar akan 「dibunuh」 olehnya.
Tapi aku belum pernah bertemu Qinglong. Jika aku mati kali ini, mungkin tidak bisa hidup lagi.
Lagipula dia tidak menjanjikan identitas 「peserta」 dalam siklus aneh ini padaku. Jika aku mati, maka benar-benar 「mati」.
Lalu, apa yang harus kulakukan?
Berbagai pemikiran menerjang otakku, dan tiba-tiba muncul sebuah pikiran baru.
Sebentar... Mungkin masih ada satu jalan terakhir.
Yaitu mengaku terus terang pada Qi Xia sekarang juga.
Karena sudah tidak bisa bergerak bebas di antara langkah strategis beberapa orang lawan, aku sengaja menempel pada salah satu pihak. Jika Qi Xia bisa mengetahui rencana Chu Tianqiu dan Naga Hijau (Qinglong), dengan sifat aslinya, pasti akan membuat kekacauan besar di sini!
“Kamu... kamu tunggu! Dengarkan, semua yang kulakukan ini ada alasannya!” Aku buru-buru berteriak. Jika Qi Xia menunjukkan sedikit keraguan kini, akan kusampaikan semuanya.
Tapi Qi Xia tetaplah Qi Xia. Segala yang dilakukannya selalu melampaui perkiraanku.
“Sayangnya kau tidak memberitahukan alasannya lebih awal.” Jawab Qi Xia dengan tegas, “Hal yang paling kubenci sepanjang hidup adalah hal-hal di luar perkiraanku. Tak peduli seberapa mengejutkan 「kebenaran」 yang akan kau ungkap, kepalamu akan kuremukkan.”
Dia benar-benar akan membunuhku.
Untungnya Yun Yao di sampingnya segera menahannya, membujuk dengan berbagai nasihat.
Saat itu aku benar-benar ketakutan oleh Qi Xia... Dia menjadi tidak seperti dirinya dulu……
Jika ini adalah Qi Xia dari dulu, setiap kali muncul pasti akan disertai sekelompok besar pengikut, tapi sekarang sorot matanya begitu tajam, keluar hanya ditemani Qiao Jiajin. Pengikutnya berkurang drastis, mengapa bisa begini?
Awalnya kupikir Yun Yao sudah berhasil meredam Qi Xia, tapi tak disangka dia tetap mengangkat batu.
“Lagipula kita mati pun bisa hidup... Kali ini kuhancurkan kepalamu, agar kau ingat, 「kehidupan berikutnya」 jangan ganggu aku lagi.”
“Jangan... Aku belum bisa mati sekarang...”
Aku benar-benar tak boleh mati, Qi Xia, kau tak boleh melakukan ini.
Sekali ini bahkan Chu Tianqiu asli pun boleh mati, tapi aku tidak!!
Aku akan menghilang!!
Persis saat kepanikanku memuncak, batu itu mendarat di tanah sebelah telingaku, mengerakkan debu.
