“「Tumbuh Liar」 apa...” Dokter Zhao mengerutkan alisnya bertanya, “Bukankah katamu ini rambut?”
“Apakah 「rambut」 tidak bisa 「Tumbuh Liar」?” Chu Tianqiu bertanya, “Ketika 「rambut」 seseorang diberi 「Pengerasan」 dan 「Pelacakan」, hanya perlu 「Tumbuh Liar」 untuk menjadi senjata mematikan.”
Chu Tianqiu meniup bubuk di tangannya beberapa kali, lalu berjalan ke jendela menatap matahari kuning tanah di langit.
Matahari di belakangnya mengeluarkan ribuan garis hitam kecil yang kini menutupi seluruh langit. Rambut-rambut aneh ini tidak hanya memiliki kelenturan yang tinggi, bahkan ketebalannya juga bertambah.
Jika tidak pernah menyentuhnya langsung, mustahil menganggapnya sebagai rambut, hanya akan menyangkanya sebagai benang hitam.
Chu Tianqiu memicingkan matanya memandang matahari yang tidak menyilaukan itu, bergumam pelan: "Rambut yang tumbuh dari matahari... Jadi kaulah 「Ibu Dewi」 yang disebut Tante Tong?"
「Ibu Dewi」 bagaikan bola raksasa yang dipenuhi garis-garis hitam, kini melayang di udara sambil mengayunkan ribuan helai rambut di kepalanya, membantai semua rakyatnya.
Gumaman pelan Chu Tianqiu terdengar oleh Han Yimo. Ia pun perlahan menengadah, memandangi matahari di langit.
"Ada yang aneh dengan matahari di langit?" tanya Han Yimo.
"Apakah dia cantik?"
Pertanyaan singkat Chu Tianqiu membuat Han Yimo terhenti sejenak.
“Aku……sudah lama merasa Matahari di sini sangat indah……” Han Yimo seolah kerasukan, sama-sama bergumam dengan suara rendah, “Ia sepertinya……sepertinya……”
“「mata」。” Dokter Zhao membuka mulut, “Ia seperti sebuah mata raksasa.”
Tiga orang serentak mengangguk, matahari kuning tanah itu dikelilingi garis-garis hitam tipis, kini merambat ke dalam, terlihat persis seperti bola mata besar. Garis-garis hitam itu menyerupai pembuluh darah raksasa yang berlapis-lapis di permukaan bola mata.
Bola mata yang seharusnya putih murni itu, di bawah pantulan 「Langit」 merah gelap di 「Tanah Akhir」, justru memancarkan warna kuning tanah yang aneh.
Tapi kapan semua ini dimulai?
Sejak kapan langit di sini tak lagi biru, bola mata kuning tanah aneh yang besar itu terangkat ke angkasa?
“Jadi, setiap gerakan kita diawasi oleh bola mata raksasa.” Han Yimo bergumam pada diri sendiri, “Ini adalah「Mata Dewa」... Apa yang ada di balik mata itu?”
“Tapi bagaimana dengan「pupil」……？” Dokter Zhao bergumam, “Mata sebesar ini ternyata tidak memiliki pupil.”
Sebenarnya tidak aneh, jika mata raksasa ini memiliki pupil, mungkin para「peserta」sudah menyadari sejak lama bahwa itu bukan matahari.
Justru karena ini adalah bagian putih mata berwarna kuning tanah, menggantung di langit persis seperti matahari.
Keduanya merasa Chu Tianqiu benar-benar membuka logika gila bagi mereka—begitu mengetahui segalanya di sini bisa dijelaskan dengan「Gema」, maka memang tidak ada yang「tidak mungkin」.
.
“Mata raksasa tanpa pupil……” Chu Tianqiu memicingkan mata seolah merenungkan sesuatu, “「Mata Dewa」…… Apakah ini「jalan」ku……”
“Jalanmu……?”
Keduanya serentak menatap Chu Tianqiu.
“Jalan kehancuran yang indah……” Chu Tianqiu tersenyum pahit, “Inilah jalan「menjadi Dewa」……”
“Menjadi dewa……”
“，Aku ingin 「menjadi Dewa」.” Chu Tianqiu membuka mulut, “Aku akan mengumpulkan semua 「Gema」 di sini, lalu menapaki jalan tertinggi.”
Perkataan Chu Tianqiu membuat raut wajah keduanya berubah. Alasan mereka bergabung dengan 「Surga Firdaus」 sebenarnya untuk melarikan diri, tapi pemimpin organisasi ini sama sekali tidak ingin kabur.
“Tak perlu tegang.” Chu Tianqiu melanjutkan, “Begitu aku menjadi eksistensi tertinggi di sini, aku bisa memutuskan nasib kalian. Tapi sebelum 「menjadi Dewa」, aku masih butuh bantuan kalian berdua.”
Dokter Zhao mengerutkan alisnya sambil mencerna, lalu bertanya: “Mengapa kami berdua? 「Surga Firdaus」 punya begitu banyak orang berbakat, kenapa malah kami?”
“Karena aku terlalu berperasaan dengan mereka.” Chu Tianqiu tersenyum, “「Membunuh」 siapa pun aku tak tega, hanya bisa 「membunuh」 kalian berdua.”
“Apa...”
“「Jalan Menjadi Dewa」bagaimana mungkin berjalan mulus... Aku butuh yang sangat kuat.” Sorot mata Chu Tianqiu beralih dari Dokter Zhao ke Han Yimo, “Sedangkan kalian berdua adalah orang yang kupilih. Aku akan menginjak-injak tulang remuk kalian untuk melangkah di jalan menuju puncak ini.”
“Kamu gila...” Dokter Zhao berkata dengan lesu, “Apa kamu sadar sedang bicara apa? Ini sikapmu untuk 「bekerja sama」? Kamu jadi 「Dewa」tapi harus menginjak tulang remuk kami? Seberapa gila kami harusnya sampai mau menyetujui permintaanmu?”
“Jangan takut 「mati」.” Chu Tianqiu berkata, “Di sini kalian boleh takut apapun, kecuali takut 「mati」.”
Melihat keduanya diam, Tianqiu mengulurkan kedua tangannya dan meletakkannya di bahu masing-masing:
“Orang normal saat memilih 「alat」 biasanya memilih tombak dan perisai. Tapi aku berbeda, aku suka meriam dan bahan peledak. Kalian berdua adalah meriam dan peledakku. Hancurkan semua yang bisa dihancurkan. Jika bertemu yang tak bisa dihancurkan, kita habisi musuh bersamanya.”
Han Yimo tersenyum pahit setelah mendengar, berkata: “Chu Tianqiu, awalnya kukira kau adalah 「juruselamat」, tapi ternyata kau adalah 「penghancur」.”
“Pemikiran yang bagus.” Chu Tianqiu tertawa, “Hanya dengan menjaga pikiran ini, aku bisa bersaing dengan Qi Xia di momen paling krusial. Sudah kukatakan, kalian tak perlu takut 「mati」, tapi harus takut padaku.”
Usai bicara, dia mengulurkan tangan ke saku baju, perlahan mengeluarkan untaian benda berdarah-darah.
Han Yimo dan Zhao Haibo langsung menarik napas kedinginan saat melihatnya, tanpa sadar mundur setengah langkah.
Tingkat kegilaan Chu Tianqiu di mata mereka seolah naik ke level baru.
Di tangan Chu Tianqiu, terdapat untaian bola mata yang mengeluarkan bau busuk dahsyat, membusuk dan bernanah.
Bola-bola mata ini terlihat berasal dari orang yang berbeda-beda, dengan perbedaan ukuran dan penampilan, namun sama-sama berdarah dan membusuk. Semuanya dirangkai dengan seutas tali membentuk kalung, jumlahnya sekitar belasan butir.
Dia mengulurkan tangan menyentuh kalung bola mata itu, mengotori telapak tangannya dengan darah hitam kental, lalu menyisir rambutnya ke belakang hingga memperlihatkan dahinya yang berlumuran darah. Kemudian dengan jari telunjuk, dia menggoreskan garis darah di tengah dahinya.
Setelah rambut kusutnya perlahan tertata rapi berkat darah yang lengket, Chu Tianqiu melepas kacamatanya dan membuangnya sembarangan.
Aura yang terpancar darinya mulai menunjukkan perubahan.
Awalnya hanya terasa kegilaannya dalam sikap, namun kini penampilan fisiknya pun menjadi semakin absurd.
Belum sempat Han Yimo dan Dokter Zhao membuka mulut, Chu Tianqiu telah memasang kalung bola mata di lehernya sendiri. Kemeja elegannya kini ternoda oleh darah kotor, membuat penampilannya sangat sesuai dengan gambaran 「Sang Penghancur」 yang digambarkan Han Yimo.
