Chen Junnan tak berniat 「membuka hati」 dengan Tikus Tanah, dan Tikus Tanah pun membalas dengan sikap yang sama.
Dia hanya memberi tahu Chen Junnan bahwa 「tangan kanan Tianlong」 ada delapan orang, dan menunjukkan lokasi salah satunya.
Sebuah 「monyet」.
Tikus tanah memberitahu Chen Junnan, apakah dia akan membocorkan informasi tujuh orang lainnya selanjutnya, sepenuhnya tergantung pada sikap Chen Junnan terhadap 「monyet」 ini.
Setelah bicara, dia mematikan radio dengan sengaja mengakhiri percakapan kali ini.
Chen Junnan dan Qiao Jiajin juga tahu tempat ini memiliki 「telinga」 sendiri, lalu mereka pun berhenti bicara. Setelah terdiam selama sepuluh menit, Chen Junnan berdiri.
Dia mengulurkan tangan mengambil sebuah persik merah menyala di meja dan menyerahkannya ke Qiao Jiajin, lalu sendiri mengambil segenggam jeruk kumquat.
"Tikus besar, terima kasih **Anda** sudah mentraktir kami dengerin lagu." Dengan santai dia melemparkan jeruk kumquat beserta kulitnya ke mulut, mengunyah beberapa kali lalu berkata, "Kalau nggak ada urusan lain, kami berdua duluan pergi ya."
"Dua pemimpin tidak mau duduk-duduk lagi?" Tikus tanah kembali menunjukkan senyum palsunya, "Buah di sini banyak kok."
"Nggak usah, kami pergi."
Wajah duo itu pucat pasi sambil mendorong pintu meninggalkan ruangan.
Berjalan di jalan, mereka hanya merasa benar-benar kehilangan arah untuk melanjutkan.
“Garis-garis hitam di luar sedang ditarik dalam jumlah besar, hanya menyisakan potongan mayat merah segar di mana-mana.”
“Mereka tidak hanya tidak tahu harus pergi ke mana sekarang, tapi juga tidak tahu tujuan masa depan.”
“Junnan-zai, kamu mau mencari si 「monyet」 itu?”
“Aku ingin melihat dulu.” Chen Junnan berkata, “Aku merasa ada keanehan yang sulit diungkapkan dalam hal ini.”
“Di mana?”
“Jumlah orang.” Chen Junnan menjawab tegas. Dia terdiam beberapa 「detik」, menghindari kata-kata kunci tertentu, lalu berkata pada Qiao Jiajin, “Mengapa harus tepat delapan orang untuk 「shio」 ini?”
“Apa masalahnya dengan delapan?”
Chen Junnan terdiam sejenak, lalu berkata: “Aku punya pemikiran yang tidak realistis, mungkin sangat tidak masuk akal, tapi ini memang sesuatu yang selalu kupikirkan...”
“Coba katakan.”
“Misalkan kita adalah tim yang dibentuk ulang...” Chen Junnan menghentikan langkahnya, menoleh ke arah ruangan Tikus Tanah, “Lalu kemana perginya delapan orang yang sebelumnya selalu mendampingi Lao Qi?”
“Mie……？” Qiao Jiajin seketika mengerutkan alis, “Bangsat……Junnan-zai, pemikiranmu ini benar-benar hebat……Apa maksudmu delapan ini……”
“Jadi aku ingin pergi melihat.” Chen Junnan menghela napas, “Sebenarnya lebih ingin mencari Lao Qi, tapi sama sekali tidak tahu arahnya. Sekarang hanya bisa ke「Di Monyet」dulu. Bukan untuk 「pertaruhan nyawa」, coba lihat bisa berteman atau tidak.”
“Mengerti.” Qiao Jiajin mengangguk, “”
Keduanya memastikan arah, sambil melahap buah-buahan manis di tangan, menuju area permainan「Di Monyet」.
……
Tian Tian mendekap kedua kakinya sambil berjongkok di sudut ruangan, menempelkan wajahnya dengan lembut di tempurung lutut, memandangi pria yang sedang membalut lukanya.
Pemuda bernama Xiao Cheng ini memang agak aneh, padahal lukanya sendiri lebih parah, tapi ketika Tian Tian tiba di sini, dia menemukan bahwa Zheng Yingxiong sudah dibalut dengan perban, baru sekarang mulai mengurus luka mengerikan di telapak tangannya sendiri.
Untungnya di basis pertahanan kecil ini ada beberapa kain bekas dan perban, yang bisa digunakan untuk menghentikan pendarahan kedua orang ini.
Zheng Yingxiong mengeluarkan sepotong kue berbentuk aneh dari tas ranselnya, lalu memecahnya di bagian tengah dan menyerahkan kepada Tian Tian.
「Kak, makanlah.」
「Terima kasih adik.」 Tian Tian tersenyum padanya, menerima kue itu, lalu menggigitnya perlahan.
Tekstur kue ini sangat aneh, butiran biji-bijian di dalamnya sangat besar, saat dikunyah terasa seperti terbuat dari kacang tanah besar yang keras.
Setelah memakan beberapa gigitan dengan wajah kesakitan, Tian Tian teringat sesuatu, lalu menoleh bertanya pada Zheng Yingxiong: 「Adik, sebelumnya kamu bilang kemampuanku disebut 「keterampilan」, apakah kamu mengerti kemampuan ini?」
“Aku tidak mengerti.” Zheng Yingxiong menggelengkan kepala, “Aku hanya tahu namanya, tidak tahu fungsi konkretnya.”
Tian Tian menyadari ada yang aneh dari Zheng Yingxiong. Remah kue yang satunya masih tergenggam di tangannya, tidak dimakan maupun disimpan.
“Adik, kemampuanmu adalah bisa mengenali 「Gema」orang lain?” Tian Tian membuka mulut, “Bukankah itu seperti layar di luar?”
“Benar.” Zheng Yingxiong mengangguk, “Nama 「aroma harum」setiap orang sudah tetap, baik berupa suara maupun bau, namanya tetap sama.”
Tian Tian mengangguk setengah paham setelah mendengar penjelasan itu.
Xiao Cheng di sisi lain sudah selesai membalut telapak tangannya. Tampaknya prosesnya memakan waktu cukup lama, sekarang wajahnya pucat karena kehilangan banyak darah.
Zheng Yingxiong menatap Xiao Cheng, lalu menyerahkan separuh kue yang tersisa di tangannya.
“Kakak, makanlah.”
Xiao Cheng dan Tian Tian terdiam serentak mendengar kalimat itu, merasa ada yang tidak biasa.
Xiao Cheng tidak menerima kue itu, hanya mendekat dan berjongkok di samping Zheng Yingxiong, bertanya: 「Adik kecil, kamu tidak makan? Kamu memegang kue ini terus menungguku?」
「En.」 Zheng Yingxiong mengangguk, 「Kalian saja yang makan. Aku adalah 「Pahlawan」, tidak perlu makan.」
「Logika macam apa itu?」 Tian Tian merasa kesal sekaligus geli, 「Siapa yang bilang 「Pahlawan」 tidak perlu makan?」
「Rakyatku.」 Zheng Yingxiong memalingkan wajah dengan sangat serius menjawab, 「Sebagai 「Pahlawan」 yang bisa menyelamatkan semua orang, aku harus membagi makanan untuk kalian. Selagi bisa menolong orang, meski aku mati kelaparan juga tidak masalah, karena nanti aku akan hidup kembali dengan ingatan yang utuh.」
「Omong kosong!」 Tian Tian mengerutkan alisnya memaki ringan, 「Menurutku rakyatmu itu sudah gila. Kalau kamu benar-benar 「Pahlawan」, seharusnya merekalah yang memberi kamu makanan enak, mana mungkin kamu yang memberi mereka?」
「Benarkah?」 Zheng Yingxiong bertanya dengan ragu.
「Benar, sangat benar.」
Tian Tian tersenyum dan mengangguk, lalu membagi kue pipih di tangannya menjadi dua bagian yang lebih kecil, kemudian menyerahkan satu bagian kepada Xiao Cheng: "Lihat, sekarang kita berdua punya makanan. Bagian yang ada di tanganmu itu makanlah sendiri."
"Ini bagaimana bisa…?" Zheng Yingxiong terlihat panik, "Bagianku ini besar sekali, bagian kalian kecil begini. Kalau seperti ini…"
"Jangan meniru Kong Rong saat seperti ini." Tian Tian tersenyum seperti guru kecil sambil mengelus kepala Zheng Yingxiong, "Perutmu sudah keroncongan, sebenarnya kau paling ingin makan. Kali ini tidak perlu mengalah lagi, Kakak-Kakak sudah memaafkanmu. Cepat makanlah."
Zheng Yingxiong tertegun sejenak setelah mendengar, kemudian menunduk memandang kue pipih di tangannya, lalu mengangguk gembira seolah mendapat harta karun.
Xiao Cheng yang mulai merasa tak enak bertanya pelan pada Tian Tian: "Noona, makan sedikit begini apa tidak apa-apa?"
Tian Tian setelah mendengar menjulurkan lidah, berbisik: 「Xiao Cheng, kue berbentuk aneh ini jujur tidak enak, bantu aku makan sedikit lah.」
