「Tentukan dalam satu ronde…?」
「Ya.」 Qi Xia menyetujui, 「Masih ada tiga ronde tersisa, tapi aku tidak mau repot lagi. Akan kuselesaikan semua dalam ronde ini.」
「Oh…?」 Di Monyet menggaruk kepalanya, sepertinya sedang mempertimbangkan kelayakan cara ini.
“Babak ini hanya aku sendiri.” Qi Xia menambahkan, “Kita juga tidak perlu mengambil 「Dao」 lagi, aku langsung mempertaruhkan nyawa enam orang kita.”
“Kamu tidak hanya ingin sekali babak tentukan pemenang, tapi juga langsung mempertaruhkan nyawa di sini?” tanya Di Monyet.
“Benar.” Qi Xia berkata, “Ini juga adil bagimu, lagipula chip kita sekarang hampir dua puluh butir. Begitu aku menang, uang yang terkumpul kemungkinan besar bisa membuat tiga orang kabur, kamu hanya dapat tiga nyawa manusia.”
“Bagaimana ini bisa adil bagiku?” Di Monyek balas bertanya, “Jika kamu bertaruh enam nyawa manusia, aku juga harus mempertaruhkan nyawaku sendiri.”
“Tentu saja tidak.” Qi Xia menggelengkan kepala, “Jika aku menang, kamu hanya perlu menambah 「Dao」 yang cukup untuk kami bertahan hidup. Kita enam orang, bersama-sama menukar 「nyawa」 dengan 「Dao」mu, apa ini tidak adil?”
Di Monyek mencerna dengan seksama sejenak, merasa perkataan Qi Xia tidak ada masalah。
“Jika benar berjalan normal, peluang Qi Xia menang tidak kecil,” setelah semua, dia sudah menembus sebagian besar 「aturan」, meski tidak bisa menjamin seluruhnya selamat, menyisakan tiga 「nyawa」 **dalang** masih lebih dari cukup.
Tapi jika dirinya bisa memenangkan ronde berikutnya, mungkin bisa mendapatkan enam 「nyawa」 **dalang** sekaligus.
Mendapatkan tiga 「nyawa」 **dalang** secara stabil, versus mempertaruhkan enam 「nyawa」 **dalang** yang mungkin didapat, sebenarnya harus memilih yang mana?
“Heh... Bagaimana lagi memilih?”「Di Monyet」 perlahan mengangkat sudut mulut, “Meski semua orang akan memilih tiga 「nyawa」 **dalang**, tapi aku ini 「penjudi」.”
“Jadi……?”
“Aku setuju.”「Di Monyet」 mengangguk, “Bagaimanapun tadi sudah kubilang, kamu sama sekali sedang berbohong. Kau tidak tahu apa 「kartu as」-ku, peluang menangmu akan turun drastis.”
“Bagaimana jika aku tidak berbohong?”
“Yaanggap saja aku kalah.”「Di Monyet」 mengerutkan alis, “HASIL TARUHAN HARUS DITERIMA.”
“Baik.”
“Tapi……”「Di Monyet」 perlahan menaikkan pandangan, “Aku ada syarat.”
“Syarat……？” Qi Xia mengerutkan alis, merasa situasi mulai memburuk, “Coba jelaskan.”
“Awalnya aku pasti menang, tapi mau mengalah sebesar ini untuk menentukan pemenang dalam satu putaran. Aturannya juga perlu kujelaskan ulang.”
“Apa……? Kau mau ubah aturan lagi?” Qi Xia bertanya.
“Tentu tidak.” Di Monyet membantah, “Kita akan main dengan aturan 「Bulan Purnama」 untuk taruhan terakhir, tapi harus kusampaikan dulu, 「seri」 aku menang.”
“Seri……?” Qi Xia memaksa otaknya yang hampir macet untuk berpikir cepat, “Maksudmu… jika jumlah titik kita sama, maka kau menang?”
“Bukan cuma 「jumlah titik sama」.” Di Monyet menggelengkan kepala, “Bahkan jika kita berdua sama-sama 「meledak」, tetap aku menang.”
Qiao Jiajin dan Chen Junnan yang diam sepanjang waktu akhirnya tak bisa tinggal diam mendengar ini.
“Bangsat, Kak Monyet, **lu** ini keterlaluan ya?” Chen Junnan membuka mulut, “Kenapa gak bilang aja begitu pegang kartu langsung lu menang?”
“Hah! Tunggu dulu!” Qiao Jiajin tiba-tiba teringat sesuatu, ia mengulurkan tangan menghentikan Chen Junnan, "Junnan-zai, mungkin kita semua salah paham maksud Monyet gendut. Dia bilang 「seri」 dihitung sebagai kemenangannya, kalau bukan 「seri」, semuanya jadi kemenangan Penipu!"
“Wah~~~!” Chen Junnan menepuk dahinya, "Lao Qiao, aku paling suka logikamu! Jadi begitu maksud Kak Monyet?"
“Kenapa tidak?!” Qiao Jiajin juga berseru, "Cepat bertaruh dengannya, Penipu! Peluangmu menang besar!"
Di Monyet mencubit meja dengan dua tangan, kilasan hawa dingin menyembur dari kedua matanya: "Ini pasti perlawanan terakhir kalian, ya? Bagaimanapun juga setelah permainan ini kalian akan mati."
Setelah berkata demikian, ia menoleh melihat Qi Xia: "Kamu sendiri yang putuskan. Mau ikut aturanku untuk taruhan terakhir ini, atau main normal sampai tiga ronde?"
Qi Xia mengerti, jika ingin semua orang bertahan hidup bersama, ini adalah kesempatan terakhir.
Jika bertaruh sampai tiga ronde sesuai 「aturan」 normal, tidak hanya setiap ronde membutuhkan 「keberuntungan」 yang sangat kuat, tapi juga memerlukan 「modal」 yang sangat tinggi. Di saat yang sama, Di Monyet sama sekali tidak boleh menyerah secara sukarela. Dia harus mengeluarkan lebih dari sepuluh butir chip setiap ronde. Asalkan ada satu syarat yang tidak terpenuhi, pasti ada yang tertinggal di sini.
Ada kemungkinan tertentu untuk seluruhnya selamat, versus kemungkinan 100% menyelamatkan tiga orang. Jika Qi Xia, pilihan apa yang akan dia ambil?
"Sayangnya, aku juga seorang 「penjudi」." Qi Xia berkata. "Aku setuju melakukan 「taruhan」 sesuai aturan 「Bulan Purnama」. Jika kedua pihak 「seri」, itu dianggap kemenanganmu."
"Haha! Mantap!" Di Monyet berkata. "Di ronde ini personil kita sangat cukup. Pilih seseorang untuk membantu kita membagikan kartu."
Qi Xia berpikir sejenak. Tian Tian yang berada di belakangnya tiba-tiba membuka mulut.
"Aku saja."
Semua orang serentak menoleh ke arahnya. Tian Tian sama sekali tidak memperhatikan tatapan itu, langsung berjalan ke meja bundar.
"Bolehkah aku?" Tian Tian bertanya lagi.
「Qi Xia」 melihat situasi itu, perlahan mengangguk, lalu menatap ke arah 「Di Monyet」.
“Orangku hanya dia yang tidak paham tentang taruhan. Kalau dia yang membagikan kartu, kamu tenang kan?”
“Tentu saja, siapapun yang membagikan aku tetap tenang.”
「Tian Tian」 memandangi sorot mata penuh tekad kedua orang itu, dengan hati-hati mengumpulkan semua kartu lalu memeriksanya satu per satu, membersihkan noda darah yang menempel di permukaan.
Semua 「nyawa」 telah terikat dalam permainan taruhan kali ini, sama sekali tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun.
「Qi Xia」 perlahan bangkit berdiri, melirik ke arah 「Qiao Jiajin」 dan 「Chen Junnan」 sambil berkata:
“Kalian berdua ikut aku sebentar.”
Setelah mengucapkan itu, dia langsung berjalan menuju meja di kejauhan tanpa menoleh kembali. Melihat hal tersebut, kedua orang itu pun buru-buru mengikuti.
「Di Monyet」 melihat tiga orang itu duduk perlahan di sebelah meja kecil di kejauhan. Bibir Qi Xia bergetar sambil berbicara dengan suara sangat pelan, sementara ekspresi dua orang di sampingnya terus berubah kilasan-kilasan, seolah mendengar sesuatu yang sangat luar biasa.
"Jadi mengerti...?" suara Qi Xia kembali normal saat bertanya dengan nada berat.
"Me... mengerti... lah?"
Keduanya saling pandang dengan ekspresi yang sangat menakjubkan.
"Kalau begitu aku akan memulai ronde ini." kata Qi Xia, "Mari kita berjuang berdampingan."
Saat Tian Tian sedang mencuci kartu, tiga orang itu duduk di sekitar meja bundar dengan ekspresi berbeda-beda. Tapi mereka mengatur posisi: Qi Xia di tengah, sedangkan Qiao Jiajin dan Chen Junnan duduk di kedua sisinya.
Tindakan ini membuat「Di Monyet」tidak puas.
"Hei..." 「Di Monyet」memukul meja, "Bukankah yang ikut permainan cuma kamu sendiri? Untuk apa dua orang di sampingmu itu?"
“Asistenku.” Qi Xia menjawab tanpa berpikir. 「Untuk mencegahku pingsan, juga agar aku bisa melihat kartu dengan jelas.」
