“Apa maksudnya?” Chen Junnan dengan tajam menangkap nuansa dalam ucapan Xiao Cheng, “Di mana tidur lagi kenapa?”
“Ah tidak……” Xiao Cheng dengan cemas melirik Qi Xia, lalu menggelengkan kepala, “Tidak ada apa-apa.”
“Kamu tahu apa yang terjadi……?” Tian Tian bertanya penuh tanya.
“Aku……” Xiao Cheng terlihat ragu-ragu, seolah memiliki segudang pertanyaan yang belum terjawab.
“Jujur saja……sepertinya aku pernah melihat Kak Qi dalam kondisi seperti ini, tapi tidak bisa memastikan.” Xiao Cheng dengan wajah serius berkata, “Terus terang, dulu aku juga pernah……menjerumuskan seseorang sampai seperti ini.”
“「Merugikan」……apa maksudnya?” Chen Junnan tak mengerti, “Dasar kau ini pengedar narkoba?”
“Bukan, bukan……” Xiao Cheng cepat-cepat menggeleng, “Kak Chen omonganmu terlalu menyeramkan, tidak ada hubungannya. Kalau dipikir-pikir ini lebih terkait dengan 「Gema」ku……”
“Aku belum bertanya……” Chen Junnan berkata, “Barusan ada suara lonceng di luar, itu 「Gema」mu?”
“Ya, kemampuanku bernama 「Mimpi」, sebenarnya kemampuan yang tidak terlalu berguna...” Xiao Cheng menggelengkan kepala dengan kesal, “Kebanyakan waktu aku bisa mengontrol mimpi seseorang lebih awal, membuatnya memimpikan hal yang ingin ia impikan...”
“「Kebanyakan waktu」?” Chen Junnan mengerutkan alis, “Lalu saat tersisa?”
“Aku...” Xiao Cheng terlihat sulit mengatakannya, sorot matanya menghindar sejenak sebelum berkata, “Ada seorang paman satu ruangan yang terus menyasariku. Aku punya firasat dia ingin membunuhku, jadi saat tidur malam itu... aku 「menginvasi」 mimpinya.”
“Invasi...?”
Kata ini membuat semua orang merasa aneh, 「mimpi」 seseorang ternyata bisa 「diinvasi」?
“Bangsat...” Chen Junnan mengumpat dengan ekspresi tak percaya, “Baku monyet pemakan mimpi?”
Tian Tian juga mengangguk di samping: “Agak mirip film fiksi ilmiah...”
“Sama sekali bukan seperti yang kalian pikir……” Xiao Cheng menggelengkan kepala, “Entah karena keterbatasan kemampuanku, atau memang pengaturan kemampuan ini sejak awal... Mimpi orang lain meski sudah kumasuki「invasi」, pada dasarnya tidak akan memberikan efek apa pun pada mimpi tersebut.”
“Apa maksudnya?”
“Setiap orang memiliki「pertahanan psikologis」.” Xiao Cheng membuka mulut, “Dan bagi dunia mimpi semua orang, aku adalah pendatang asing. Segala sesuatu dalam mimpi akan menolak eksistensiku, kemampuan pengaruhku terhadap mimpi juga sangat terbatas, bahkan sehelai rumput kecil di tanah pun tidak bisa kucabut.”
“Ini benar-benar sesuatu yang baru...” Chen Junnan menggaruk kepalanya, “Lalu apa gunanya kamu「invasi」itu?”
“Hari itu... Aku menghabiskan seluruh tenagaku dalam mimpi paman itu, menggosok kedua tangan sampai berdarah-darah, baru akhirnya membuat retakan muncul pada sehelai rumput di permukaan tanah...”
Ekspresi Xiao Cheng terlihat tidak natural saat mengucapkan kalimat ini, tidak diketahui apakah dia menyembunyikan sesuatu.
“Kamu pergi ke dalam mimpi orang itu untuk mencabut rumput?” Chen Junnan bertanya.
“Bukan sesederhana itu……” Xiao Cheng membuka mulut, “Setelah dia bangun, kondisinya mirip dengan Kak Qi, tapi dia tidak ‘kehilangan kesadaran’, hanya terus-menerus dalam kebingungan, akhirnya mati dalam sebuah 「game」. Seolah ada semacam 「reaksi penolakan」 di dalam tubuhnya.”
Semua orang mendengar perkataan Xiao Cheng, terdiam lama.
Setelah jeda lama, Tian Tian akhirnya membuka mulut bertanya: “Jadi kamu terhadap Qi Xia……”
“Tidak, tidak……” Xiao Cheng buru-buru melambaikan tangan, “Kakak-kakak semua jangan salah paham, aku sebelumnya sama sekali tidak kenal Kak Qi. Aku hanya bilang kondisi ini mirip dengan yang pernah kubicarkan dulu…… Bukan berarti kondisi Kak Qi ini ulahku……”
“Pasti bukan dia.” Qiao Jiajin juga mengangguk, “Kalau benar-benar cowok cakep ini yang bikin Si Penipu jadi begini…… Buat apa dia mengaku?”
“Benar.”
“Jadi……？” Chen Junnan mengerutkan alis bertanya, “Anak muda, kamu bisa yakin kondisi Lao Qi sekarang ini adalah efek 「mimpi」nya yang diserang?”
“Aku tidak bisa memastikan.” Xiao Cheng menjawab dengan wajah serius, “Aku hanya bilang rasanya mirip, tapi tidak sepenuhnya yakin. Bagaimanapun, akulah yang 「Mimpi」, orang lain seharusnya tidak bisa menciptakan kondisi seperti ini……”
Semua orang saling pandang setelah mendengar. Chen Junnan juga akhirnya membuka mulut setelah beberapa saat berpikir.
“Xiao Chen, bagaimana kalau kamu periksa?”
“Aku… marga Cheng…” Xiao Cheng agak canggung menjawab.
“Ah, kirain kita sedarah.” Chen Junnan menepuk bahu Xiao Cheng, “Xiao Cheng ah, kalau kamu punya kemampuan ini, kenapa tidak masuk sekarang saat Lao Qi sedang bermimpi? Kalau ada rumput yang tercabut, kamu bisa menaburnya lagi.”
“Ini……” Xiao Cheng terlihat ragu.
Sementara Qiao Jiajin di samping merasa cara ini kurang tepat.
“Junnan-zai……” dia mengulurkan tangan menarik Chen Junnan, membawanya ke samping dan berbisik, “Jujur saja kita tidak mengenal lelaki cakep ini. Lagipula dia juga bilang kalau 「invasi」 ke dalam mimpi berpotensi menyebabkan trauma pada kesadaran orang tersebut. Kalau begitu haruskah kita mengirimnya ke mimpi si penipu?”
“Takut apa?” Chen Junnan tersenyum nakal ke arah Xiao Cheng, “Bukannya kita berdua masih duduk di sini mengawasi? Masa dia berani langsung membunuh Lao Qi?”
Ucapan Chen Junnan bernada bercanda, tapi terselip ancaman di dalamnya.
“Semuanya…… mungkin kalian anggap aku tidak punya hati nurani.” Xiao Cheng berbisik, “Tapi hari ini aku benar-benar kelelahan, sungguh tidak bisa masuk ke mimpi Kak Qi… Mungkin kita bisa coba cara lain……?”
Zheng Yingxiong yang sudah berhenti mimisan melepas sobekan 「kain」 yang menyumbat hidungnya. Hidung pucatnya berkedut halus sebelum akhirnya perlahan membuka mulut: “Tapi Kakak, kamu sedang ketakutan.”
Xiao Cheng terhenti sejenak, kemudian menoleh ke arah Zheng Yingxiong.
"Kakak, aku mencium aroma 「takut」 dari tubuhmu." Zheng Yingxiong berkata.
Semua orang mendengar ucapan Zheng Yingxiong, kembali menoleh ke arah Xiao Cheng. Dia masih terlihat mencurigakan. Jika semua yang dikatakannya benar, mengapa dia harus takut?
"Aku..." Xiao Cheng menghela napas pelan, berkata, "Ya, baiklah. Sampai di sini, tak ada lagi yang bisa kusembunyikan... Sejak aku tahu diriku memiliki kemampuan untuk merusak pikiran orang, berkali-kali aku mencoba sengaja melakukan "pembunuhan". Tapi "Mimpi" ku punya kelemahan besar..."
"Kelemahan apa?" Chen Junnan bertanya.
"Jika dalam mimpi mengalami musibah, di dunia nyata aku akan langsung mati," jawab Xiao Cheng. "Jika Kak Qi sekarang sedang mengalami mimpi buruk, mungkin aku akan langsung terkena imbasnya. Ini juga alasan mengapa akhir-akhir ini aku jarang menggunakan kemampuan ini."
Melihat semua orang tak paham, Xiao Cheng kembali menjelaskan: “Pertahanan psikologisnya seperti「sel darah putih」di dalam tubuh, akan menelan semua「virus」yang menyerang. Ada kemungkinan aku akan ditelannya. Sekali aku tertelan, di dunia nyata aku akan langsung「kehilangan」nyawa.”
Baru sekarang semua orang mengerti betapa murninya「ketakutan」Xiao Cheng —— dia takut「mati」.
Selama dia memilih masuk ke mimpi Qi Xia, ada kemungkinan dia akan「terbunuh」oleh mimpi itu.
“Rupanya begini…” Chen Junnan menunduk merenung sejenak, lalu perlahan membuka mulut: “Kalau begitu lupakan saja. Kuyakin pertahanan psikologis Lao Qi sangat kuat, meski kita lima orang masuk berombongan belum tentu bisa keluar… Hal ini sendiri bukan ulahmu, tak perlu mengorbankan dirimu.”
Tian Tian dan Qiao Jiajin di samping juga terus menghela napas berkali-kali. Semua orang tentu tahu kemampuan Qi Xia. Menurut pengamatan mereka, selama berjalan di 「Tanah Akhir」, Qi Xia tidak pernah benar-benar kalah dari 「shio」 manapun. Pertahanan psikologisnya jauh melebihi orang biasa. Jika Xiao Cheng dengan level psikologisnya masuk, itu sama saja dengan 「mati」.
Saat beberapa orang masih ragu-ragu, Di Monyet di kejauhan sepertinya menemukan sesuatu. Ia perlahan bangkit berdiri dan berjalan mendekati mereka.
