Pada saat memasuki Ruangan, Xiao Cheng merasa akal sehat yang hampir hilang itu sedikit pulih.
Ini adalah sebuah gubuk kecil yang sangat umum, hanya saja terlihat sudah lama tidak dibersihkan dan berdebu.
Meski dalam mimpi tidak bisa mencium bau apa pun, Xiao Cheng bisa merasakan bahwa bagian dalam dan luar rumah bagaikan dua dunia berbeda, seharusnya aroma di sini cukup hangat.
「Xia, aku sudah membeli sayur.」Gadis itu berkata lagi.
Begitu suaranya berhenti, sosok Qi Xia muncul dari ruangan terdalam. Dia menggaruk bagian belakang kepalanya dengan ekspresi kebingungan.
「An……?」Qi Xia memanggil pelan,「Aku ini……」
Melihat kemunculan Qi Xia, Xiao Cheng buru-buru maju:「Hei! Kak Qi, bisa dengar aku?」
Tapi Qi Xia jelas tidak mendengar perkataan Xiao Cheng, matanya hanya menatap tajam gadis berbaju putih di depannya.
「Kak Qi!」
Xiao Cheng maju ke depan menarik-narik Qi Xia, tapi baju Qi Xia yang terlihat lembut ternyata sekeras besi, tak peduli bagaimana Xiao Cheng menyentuhnya, sama sekali tidak berubah bentuk.
“Kak Qi, duniamu sakit!” Xiao Cheng terus berteriak kencang, “Kamu harus mencari cara menjaga hatimu tetap kuat!”
Tapi suara keras itu bahkan tidak menimbulkan gema di dalam ruangan.
“Xia, kamu terlihat lelah, ada apa?” Gadis berbaju putih bertanya.
“Aku... aku juga tidak tahu...” Qi Xia menggaruk-garuk rambutnya keras-keras, seolah ingin mengingat-ingat apa yang terjadi.
Tapi dari ekspresinya jelas terlihat dia sudah mulai terpengaruh, dia hampir menerima mimpinya sendiri.
“Tidak apa, Xia.” Gadis berbaju putih tersenyum sinis, “Jangan beri tekanan terlalu besar padamu. Hari ini aku beli sayuran, akan kubuatkan makanan untukmu.”
“Oh...” Qi Xia mengangguk lesu.
Gadis berbaju putih mengulurkan tangan mengambil dua kantong plastik, menunjukkan senyum manis yang luar biasa, lalu membuka mulut bertanya: 「Xia, aku membeli dua jenis sayuran, coba tebak hari ini aku mau masak apa?」
Qi Xia tertegun sejenak, mencerna beberapa 「detik」 lalu membuka mulut berkata: 「Toge... dan terong bakar?」
「Hah?」 Gadis berbaju putih terkejut membuka mulutnya lebar-lebar, 「Bagaimana kamu bisa menebaknya?」
Dia menaruh kantong plastik di talenan dapur, lalu membukanya untuk memperlihatkan isinya pada Qi Xia.
「Hari ini aku cuma beli dua sayuran, satu toge dan satu terong, tak disangka langsung kamu tebak benar.」
「Aku...」 Qi Xia tersenyum malu-malu, 「Cuma nebak asal saja...」
Melihat benda dalam kantong plastik itu, Xiao Cheng perlahan membuka mulutnya lebar-lebar: 「Kak... Kak Qi... Tunggu dulu...」
Qi Xia tetap tak mendengar apapun, melangkah maju memeluk gadis berbaju putih dari belakang, berbisik pelan: 「Sudah kerja keras.」
“Aku tidak kerja keras, kamu tunggu, aku akan segera memasaknya untukmu.”
Xiao Cheng meremang melihat ke arah talenan di dapur.
Kantong berlabel「tauge」berisi cacing tanah yang melengkung dan menggeliat, sedangkan kantong berlabel「terong」berisi sebuah jantung yang berlumuran darah.
“Kak Qi... Tidakkah kau melihatnya...” Bibir Xiao Cheng bergetar saat bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi padamu?”
Otak Xiao Cheng berpikir keras, mimpi Qi Xia memperlihatkan situasi yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Biasanya orang yang mengalami mimpi buruk sadar bahwa mereka sedang bermimpi, di dalam mimpi mereka akan panik, takut, ingin「kabur」, sampai akhirnya terbangun. Tapi Qi Xia berbeda.
Mimpinya sudah penuh luka dan cacat, dunia di luar jendela kacau balau, bahkan fenomena aneh muncul di sekitarnya. Tapi di matanya, segalanya tampak normal.
Ini tidak seperti sedang bermimpi, lebih mirip sedang menghipnosis dirinya sendiri.
“Gadis berbaju putih melemparkan sekantung cacing tanah ke dalam keranjang cuci sayur, lalu membuka keran. Darah hitam pekat yang lengket mengalir dari keran, terus-menerus menyiram makhluk hidup yang menggeliat di dalam keranjang.
Sambil memanfaatkan kesempatan ini, dia mendekati talenan, mengambil jantung tersebut, lalu menyambar pisau dapur dan memotongnya dengan gesit menjadi potongan dadu. Jari-jari putihnya kini berlumuran darah.
Xiao Cheng beberapa kali menutupi mulutnya dengan tangan, berusaha menelan ludah untuk menahan rasa ingin muntah.
Qi Xia dengan wajah bingung berbalik badan dan berjalan menuju sofa lalu duduk.
Baru sekarang Xiao Cheng menyadari keanehan ruangan ini. Meski dihuni dua orang, ruang tamu hanya memiliki satu sofa tunggal dan meja makan kecil.
Secara teori, tidak mungkin dua orang duduk makan bersamaan di sini.
“Kak Qi...”
Xiao Cheng mengikuti langkah Qi Xia ke ruang tamu, berusaha mati-matian menarik perhatiannya.
“Kamu bisa dengar aku?！”
Dia terus mengulurkan tangan dan menggerak-gerakkannya di depan mata Qi Xia, tapi Qi Xia menunduk terjerumus dalam lamunan, sama sekali tidak melihat apapun.
“Ini hanya mimpi！” Xiao Cheng berteriak keras, “Kita berdua terperangkap dalam mimpi！”
Qi Xia duduk diam sejenak, lalu bangkit berdiri perlahan menuju jendela dan mulai menatap ke luar.
Xiao Cheng mengikuti arah pandangan Qi Xia, menyadari sepertinya dia sedang mengamati 「Matahari」 di langit itu.
Sementara pupil raksasa di angkasa pada saat yang sama berputar menghadap dan saling pandang dengan Qi Xia.
“Matahari hari ini……sangat indah.”
“Kak Qi！”
Xiao Cheng sekarang benar-benar bingung harus bagaimana. Jika Qi Xia tetap tidak bisa melihat, mendengar, maupun merasakan kehadirannya, bagaimana caranya membangun kembali pertahanan psikologisnya?
Padahal dia sendiri adalah pemilik mimpi ini, tapi kini seolah kehilangan kendali penuh atas mimpinya sendiri. Situasi aneh macam apa ini sebenarnya?
Qi Xia sama sekali tidak menyadari Xiao Cheng, malah menunduk melihat jendela. Saat itu juga, retakan mulai muncul di kaca yang terlihat jelas oleh mata telanjang.
Xiao Cheng dan Qi Xia serentak memperhatikan retakan itu, ekspresi keduanya terlihat aneh.
Qi Xia mengulurkan jarinya menyentuh retakan sambil berbisik 「aneh」.
"Apakah ini「penyebab penyakit」……?" Xiao Cheng membelalakkan mata ke arah retakan di jendela, tapi segera merasa ada yang tidak beres.
Benarkah retakan ini efek dari「Mimpi」?
Bahkan lipatan baju Qi Xia pun tidak bisa dia ratakan, tapi ada yang bisa membuat retakan di jendela kaca ini?
"An……" Qi Xia memanggil pelan.
"Ada apa?" Gadis berbaju putih menyahut dari dapur, "Xia, barusan kamu bicara?"
"Jendela rumah kita pecah……" gumam Qi Xia.
"Jendela……?"
Gadis berbaju putih mengenakan celemek 「putih」 keluar, sambil berjalan dia mengulurkan dua tangannya dan mengusap-usap celemek itu, dua cap tangan darah merah terang muncul di celemek.
"Eh……?" Dia berjalan mendekati jendela dan melihat, menemukan retakan yang memang ada.
"Apa yang mengacaukan ini?" Qi Xia「bertanya」.
"Tidak tahu ya……" Gadis berbaju putih tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Burung yang terbang kah?" Qi Xia berkedip perlahan, ekspresinya tampak kosong, "Tapi tadi aku sama sekali tidak melihat burung……"
"Mungkin ada orang iseng berbuat jahat?"
Gadis berbaju putih mengangkat tangan menutupi mulut sambil tersenyum sinis, lalu perlahan memutar kepala, menatap Xiao Cheng dengan senyum manis.
"Kamu setuju 『bukan』?"
