Kembali ke dunia nyata, aku sekali lagi merasakan ketidakberdayaan itu.
Bagaimanapun aku tidak bisa lepas dari gempa bumi itu. Aku juga tak bisa menyelamatkan Xu Jiahua.
Ayah dan Ibuku masih tetap tidak mau bicara padaku.
Sebenarnya aku lebih merindukan hari-hari di 「penjara」, di sana seharian penuh akan ada yang memperhatikanku, juga ditemani Kakak Siwei.
Mungkin... apakah di sanalah 「keluarga」 sejatiku?
Tapi anak nakal seperti apa sebenarnya diriku ini, sampai bisa terbiasa dengan kehidupan di 「penjara」?
Untuk waktu yang cukup lama setelahnya, aku bolak-balik antara dunia nyata dan 「penjara」.
Sejak hari itu juga, aku tak pernah lagi bertemu Kakak Gu Yu.
Hanya Kakak Siwei yang menemaniku di sini, 「keluarga」 kami terus berkembang dengan kecepatan mengerikan mengumpulkan berbagai macam anggota, basis pertahanan kami juga terus berganti.
Aku sudah tak bisa menghitung berapa jumlah kami sekarang, hanya tahu memandang ke sekeliling yang gelap oleh kerumunan, Kakak Siwei berkata skala sekarang mungkin sudah melebihi seribu orang.
Kabar baiknya, kombinasi 「aroma harum」 dari beberapa anggota keluarga ternyata bisa memproduksi mantou untuk kami.
Ke depannya kami tak perlu lagi mencari kaleng-kaleng makanan, selama terus berada di 「keluarga」 ini, akan ada makanan yang terus berdatangan.
Di samping Paman Wan, ada beberapa orang yang penuh amarah. Kakak Siwei berkata, mereka adalah anggota keluarga yang dipilih Paman Wan khusus untuk menjaga ketertiban. Mereka sangat ahli dalam bertarung, dan Paman Wan juga memberi mereka banyak 「Giok」. Mereka selalu menemani Paman Wan ke mana pun.
Setiap pagi, Paman Wan tetap seperti biasa: memimpin semua orang meneriakkan yel-yel, lalu membagikan makanan, memberi penghormatan pada 「Naga Suci」, kemudian mengatur jadwal aktivitas seharian penuh.
Mengenai keluarga besar kami? Setiap anggota sangat menyukaiku. Aku merasa senang.
Tempat tinggal kami sekarang juga jauh lebih baik. Kami menempati gedung pencakar langit yang sangat tinggi. Kata mereka, dulunya ini adalah gedung tempat menulis karakter. Aku penasaran, bagaimana cara gedung menulis?
Di bawah gedung kami ada sebuah lapangan luas. Di pinggir lapangan berdiri seorang wanita manusia banteng. Topeng kepala sapinya terlihat sangat nyata, seolah menyatu dengan wajahnya.
Kakak Siwei memperingatkanku: Jangan sekali-kali berbicara dengannya! Aku tak mengerti maksutnya, tapi aku harus patuh pada perintah orang dewasa.
Aku, Kakak Siwei, dan beberapa bibi lainnya tinggal bersama di sebuah ruangan di lantai lima. Kita tidak perlu keluar setiap hari, hanya perlu melakukan beberapa kerjaan logistik, tapi aku juga tidak tahu apa yang dimaksud dengan kerjaan logistik secara konkret.
Awalnya kupikir kita semua akan terus saling menyayangi seperti ini. Kita tidak kekurangan makanan atau pakaian, bisa bermain bersama setiap hari. Hari-hari seperti ini memang berlangsung cukup lama.
Hingga suatu hari lima bulan kemudian, terjadi perubahan tak terduga.
Tengah malam itu, seorang kakak laki-laki diam-diam mendatangi ruanganku. Melihat sepertinya penghuni ruangan lain sudah tertidur, dia menarikku ke sudut ruangan lalu mengeluarkan mobil-mobilan kotor dan menyerahkannya padaku sambil meminta saya membantunya melakukan suatu hal.
Dia berharap besok pagi aku mengklaim bahwa tubuhnya muncul 「aroma harum」, agar dia bisa mendapatkan 「Giok」 untuk membeli makanan. Katanya dia sudah kelaparan beberapa hari, tidak ada cara lain untuk terus menahan lapar. Dia sudah mengumpulkan beberapa 「Giok」, hanya perlu menambah sedikit lagi untuk bisa membeli makanan.
Aku merasa dia sangat menyedihkan, aku juga sangat menyukai mobil-mobilan kecil itu.
Aku ingin membantunya.
Tapi sebelum sempat aku setuju, bibi yang tinggal satu ruangan denganku tiba-tiba berteriak: "Liu Fei, kamu sedang apa ini?!"
Aku tertegun sejenak, tapi kakak laki-laki di hadapanku justru kaget setengah mati.
"Kamu berani menyogok Pahlawan kecil?!" teriak bibi itu, "Semuanya cepat lihat!! Ada orang mau merusak peraturan rumah!!"
Kak Sīwéi yang terbangun di samping merasa ada sesuatu yang tidak beres, langsung maju ke depan sambil berkata: "Kak Zhao, jangan berteriak dulu, mari kita klarifikasi situasi dulu."
"Masih mau klarifikasi situasi apa lagi?!" bibi yang dipanggil Kak Zhao ini menjerit dengan suara melengking, "Cepat datangi sini! Ada orang mau melanggar peraturan rumah!!"
"Kak Zhao..." bau kekhawatiran dari tubuh Kak Sīwéi sangat jelas terasa, "Terus-teriak seperti ini bisa 「membunuh」 dia...!"
“Dia mengkhianati peraturan keluarga！！” Mata Tante Zhao membelalak lebar,“Dia sudah bukan keluarga kita lagi！！Cepat panggil orang！！”
Kakak Siwei yang melihat tidak bisa menenangkannya, buru-buru menoleh ke kakak itu:“Liu Fei, kabur! Jangan pulang dulu sementara ini！”
Tapi sebelum Kakak Liu Fei sempat melangkah, suara langkah kaki yang keras bergema di seluruh gedung. Banyak orang bergegas menuju lantai saya, pemandangan ini membuatku juga mulai ketakutan.
Paman Wan yang mengenakan jaket, dikelilingi sekelompok orang, menghadang Kakak Liu Fei yang sedang bersiap kabur di dalam kamar.
“Situasi apa?！”Dia berkata dengan penuh kebencian.
Beberapa bulan berlalu, bau Paman Wan semakin menyengat.
“Kak Wan！”Kakak Siwei maju ke depan,“Tidak apa-apa! Barusan Liu Fei datang mengobrol dengan「pahlawan」, Tante Zhao salah paham！”
“Aku tidak salah paham！！！” Tante Zhao berteriak kencang, “Aku mendengar langsung! Liu Fei ingin menyuap Yingxiong dengan mainan! Aku dengar!!”
Paman Wan memandang dengan dingin ke arah Kakak Liu Fei: “Benarkah?”
Kakak Liu Fei buru-buru menggelengkan kepala: “Kak Wan! Ti-Tidak! Aku cuma mengobrol dengan Adik Pahlawan! Aku menemukan mobil mainan di luar... mau kuberikan padanya...”
Dengan gemetar ia mengeluarkan mobil mainan dari dalam baju: “Kak Wan! Lihat... ini... aku mau memberi hadiah ini untuk si pahlawan kecil...”
“Kau anggap aku bodoh?” Setelah ucapan Paman Wan, para paman yang penuh amarah di belakangnya langsung maju menindih Kakak Liu Fei ke lantai. Mobil mainan itu pun menghantam tanah, “Sepanjang siang kau tidak memberikannya, malah memilih tengah malam sunyi untuk memberi?!”
Seluruh tubuh Kakak Liu Fei berguncang ketakutan, bahkan sudah tak bisa bicara. Bau tubuhnya membuatku sangat tidak nyaman, kurasakan ia sedang ketakutan.
「Ketika Aku sedang bingung,」 dia mengangkat kepala dengan susah payah dari lantai dan menatapku.
Dia sedang minta tolong pada Aku Ah.
「Paman Wan……」 Aku merasakan pemikiran Kakak Liu Fei, lalu maju ke depan dan membuka mulut, 「Bisakah jangan memukul Kakak Liu Fei……?」
Aroma Paman Wan mengkilat sekelebat kejam yang mengerikan, tapi segera tersenyum lagi: 「Pahlawan kecil, ini tidak ada hubungannya denganmu, pergilah ke samping.」
「Ta…tapi……」
「Apakah kamu mau berbohong pada Paman Wan?」 wajahnya menjadi suram sambil「bertanya」.
Aku jelas-jelas merasakan kilasan niat membunuh dari tubuhnya.
「A…Aku……」
Noona Siwei melihat situasi lalu buru-buru menarikku ke belakangnya, 「Kak Wan, pahlawan ini sedang bingung sementara, jangan marah. Urus Liu Fei dulu.」
Paman Wan mengangguk patul setelah mendengar, lalu berjalan ke sisi Liu Fei dengan senyum yang sangat aneh.
「Liu Fei…Kau pikir harus bagaimana aku memperlakukanmu? Meski dulu pernah ada 『pelanggar』, tapi tak ada yang seberani kau.」
“Wa-Wan Ge, maafkan aku... Aku tahu salah... Jangan pukul aku lagi...”
“Tidak, tidak...「Memukulmu」terlalu ringan.” Paman Wan menggelengkan kepala.
“Apa?” Kakak Liu Fei tertegun, “Tidak memukulku, apakah「akan membunuhku」?”
Saat mengucapkan ini, ekspresi Kakak Liu Fei tampak lebih tenang. Sepertinya dia lebih takut dipukul daripada dibunuh.
“Membunuhmu justru lebih ringan.” Paman Wan mencengkeram rambut Kakak Liu Fei, memaksanya mengangkat kepala, lalu berbisik pelan, “Aku menemukan cara bermain yang lebih menarik.”
