“Mie?”
Qiao Jiajin langsung tersenyum setelah mendengar: “Aku harus menipuri si Penipu dengan trik penipuanku?”
“Kurang lebih seperti itu.” Xu Liunian mengangguk, “Kau mau melakukan ini?”
“Aku...” Qiao Jiajin menggaruk kepala, kembali tersenyum, “Pertanyaan ini benar-benar membingungkanku.”
Xu Liunian terdiam sejenak setelah mendengar, lalu berkata lagi: “Apakah kau juga ingin terus terperangkap dalam siklus ini selamanya, tidak pernah 「keluar」?”
“Tidak, Nona, sepertinya kamu salah paham.” Qiao Jiajin berkata, “Sejak pertama kali aku bertemu Penipu, aku sudah bilang padanya: Aku jadi tinjunya, dia jadi otakku. Kami bekerja sama. Jadi menurutku, kalau aku menggunakan penipuanku untuk memecahkan tipuannya, itu bukan kerja sama, tapi pengkhianatan.”
Xu Liunian cepat-cepat merapikan logikanya setelah mendengar, lalu bertanya: “Tapi apakah Qi Xia sendiri tahu rencana ini……? Jika 「siklus aneh」 ini terjadi di alam bawah sadarnya…… Bagaimana kalau bahkan dia sendiri tidak bisa mengontrolnya?”
“Aku tetap percaya padanya.” Qiao Jiajin menjawab, “Aku bukan orang pintar, tapi aku yakin Penipu punya ide sendiri untuk segalanya. Kalian saja bisa memikirkan metode ini, apalagi dia. Tapi kalau dia sudah tahu tapi tidak melakukannya, pasti pemikirannya lebih jauh dari ini.”
“Jadi keputusanmu adalah……”
“Aku tidak akan aktif memecahkan tipuannya.” Qiao Jiajin menjawab dengan wajah penuh keteguhan, “Penipu sekarang sedang merencanakan sesuatu, dan aku selalu percaya pada keputusannya, serta berdiri di sisinya. Jika suatu hari dia menemukan keputusannya akan gagal, dan menyuruhku mengucapkan kalimat ini, barulah aku akan menggunakan 「Gema」ku tanpa ragu.”
Xu Liunian tertegun sejenak setelah mendengar, lalu mengangguk: “Jadi begitu, aku mengerti...”
“Jadi, sekarang belum waktunya.” Qiao Jiajin berkata, “Mari kita tunggu bersama.”
……
Chu Tianqiu mengernyitkan alisnya melihat sosok yang perlahan mendekat.
“Jadi penampilan macam apa ini?” Chu Tianqiu mengulurkan jari menunjuk matanya sendiri, “Pupil domba?”
“Bicara soal 「pose」, sepertinya kau tidak punya hak untuk mengkritikku.” Qi Xia tertawa riang, “Lalu penampilanmu sekarang apa? 「Orang gila」 yang tergantung di layar itu?”
Chu Tianqiu setelah mendengar tidak marah malah tertawa: “Kamu bisa muncul mencari aku saat ini, artinya kamu sudah menemukan metode pemulihan ingatan kan? Orang gila di luar itu... apakah masih perlu ditanya lagi apakah itu aku?”
“Benar.” Qi Xia mengangguk, “Aku hanya menyesal tidak cukup cerdas. Saat kamu membagi orang-orang di sini menjadi 「orang waras」dan 「orang gila」... seharusnya aku langsung mengajukan pertanyaan ini. Dari mana ide istilah 「orang gila」 itu muncul...? Bukankah lebih baik disebut 「orang gila」?”
“Bukan, bukan...” Chu Tianqiu sambil tertawa menggelengkan kepala, “「Orang gila」tetap 「orang gila」, sedangkan 「orang gila」adalah 「orang gila」. Sama seperti kamu adalah kamu, dan aku adalah aku.”
“Oh...?” Qi Xia perlahan meregangkan sudut mulutnya, senyumannya persis seperti Chu Tianqiu, “Kamu bilang aku sudah gila...? Menarik...”
“Jadi apa yang kamu cari dariku?” Chu Tianqiu bertanya.
“Ada pertanyaan yang ingin kusampaikan, tapi tidak bisa di sini.” Jawab Qi Xia.
Chu Tianqiu setelah mendengar mengangguk: “Ikut aku.”
Dua orang dengan aura yang sama sekali berbeda memasuki gedung sekolah, meninggalkan semua orang di lokasi.
Si Kacamata perlahan memutar kepalanya melihat Zhang Shan, bertanya: "Kamu benar-benar ingin mengikuti orang itu?"
"Aku..." Zhang Shan melihat ke arah kepergian Chu Tianqiu, menghela napas bertanya, "Si Kacamata... Kamu ingin keluar?"
Si Kacamata tertegun sejenak setelah mendengar, berkata: "Aku... kalau mau 「mati」 bisa mati, kalau mau 「hidup」 bisa hidup. Awalnya aku datang ke sini dengan bunuh diri, saat menyadari bisa hidup kembali... perasaan ini rumit, sama rumitnya dengan sekarang."
"Kalau begitu aku mengerti." Zhang Shan berkata, "Kamu pernah bilang sebelumnya, kamu melakukan dosa jadi bunuh diri karena takut dihukum?"
"「Ya」." Si Kacamata mengangguk, "Bukan 「dosa」 ketakutan, lebih tepatnya 「permintaan maaf」 lah, tapi hasilnya sama saja. Meski keluar pasti akan ditangkap, kalau tidak ditangkap pun aku akan bunuh diri lagi. Jadi tempat ini hancur atau terus berjalan... aku tidak punya pandangan jelas."
“Aku bangsat… Kedengarannya mirip dengan aku.” Zhang Shan menggaruk kepala, “Kalau keluar, urusan merepotkan banyak… Lao Lü bagaimana?”
“Aku…” Lao Lü menggelengkan kepala penuh makna, “Aku juga kurang lebih sama sih.”
“Tapi aku tidak ingin ikut campur urusan kalian berdua.” Zhang Shan membuka mulut, “Perkataan yang kukeluarkan bagai paku yang sudah tertancap di tanah. Sekarang dia jamin kita aman, aku bantu dia sepenuh tenaga. Soal dia akhirnya bisa jadi 「Dewa」 itu atau tidak, itu sudah bukan urusanku lagi.”
Han Yimo dan Dokter Zhao di samping terlihat tidak nyaman mendengarnya.
“Hei… Kalian ngapain sih?” Han Yimo bertanya, “Kalian tidak mau keluar, aku mau!”
Dokter Zhao cepat-cepat mengangguk: “Betul! Dulu Chu Tianqiu hanya bilang dia ingin jadi 「Dewa」, tidak pernah bilang kita semua akan ikut mati!”
Zhang Shan menggelengkan kepala pasrah: “Kalau begitu silakan lakukan apa yang mau kalian lakukan.”
“Tapi masih ada tempat lain yang bisa kami tuju?!”
Sambil berbincang, mereka melihat sekelompok orang mendekati pintu gerbang sekolah.
“Waduh! Si Badak!” Qiao Jiajin melambaikan tangan.
“Oh...?”
Zhang Shan menoleh melihat rombongan yang mendekat, segera tersenyum lebar: “Si Tato ya.”
“Kalian ngapain di sini?” Qiao Jiajin bertanya, “Penipu ke mana?”
“Tadi naik bareng Chu Tianqiu.” Zhang Shan mengacungkan jempol ke arah belakangnya, “Ikut dia kesini?”
“Iya iya.” Qiao Jiajin mengangguk, tapi matinya langsung tertumbuk pada mayat-mayat di lapangan, “Kalian... ngapain? 「Pembunuhan」?”
“Ceritanya panjang.” Zhang Shan menjawab, “Awalnya kami yang jadi korban, tapi sekarang malah kayak sekutu sama si pembunuh.”
Chen Junnan sama sekali tak peduli dengan mayat di tanah, hanya memandang gedung sekolah dengan bingung: “Lao Qi itu bocah ngapain sih...? Sama si Xiao Chu berdua rapat rahasia?”
Qin Dingdong yang sudah lebih tenang bertanya khawatir: “Tapi mereka mau ngomong apa ya...?”
Chen Junnan berpikir sejenak, lalu menjawab dengan wajah serius: 「Kamu tanya aku? Bisa jadi Lao Qi sedang... memberikan pendapat konstruktif tentang rencana sepuluh hari ke depan bersama Xiao Chu, bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral, memberikan arahan strategis terkait ketegangan antara kita dan 「Surga Firdaus」. Lao Qi menegaskan, saat ini...」
「Cepat tutup mulutmu itu!」 Qin Dingdong mengangkat kaki hendak menendang Chen Junnan, 「Selama ada kamu, aku tak pernah bisa tenang.」
Meski bercanda, raut wajah Chen Junnan tetap muram. Ia menengadah ke atap gedung 「Surga Firdaus」 tempat Qi Xia dan Chu Tianqiu sudah berdiri.
