「Tianlong... tidak pernah memberitahumu tujuannya?」 Sorot mata Qinglong berubah saat menatap Qi Xia,「Coba ingat-ingat lagi dengan seksama.」
Suara itu bergemericik, di imajinasi Qi Xia tiba-tiba terdengar ucapan Tianlong yang pernah diutarakan dalam mimpinya.
Dia berkata: "Domba Putih, sebenarnya kamulah yang menipuku, tapi akhirnya malah harus waspada padaku."
Dia berkata: "Domba Putih, kalau kau mau, sekarang juga kembali dan jadilah 「Domba Langit」."
Dia berkata: "Domba Putih, di tempat ini hanya kau dan aku yang punya peluang menjadi 「Dewa」."
Saat itu Tianlong bahkan tidak memiliki wajah yang jelas, tapi tetap saja masuk ke dalam mimpinya dan mengucapkan kata-kata tersebut.
Dipikir-pikir, semua perkataan Tianlong sepertinya tidak mengandung niat permusuhan sama sekali.
Tapi dia juga terlihat buru-buru, kalau tidak, dengan identitas dan kemampuan Tianlong, bagaimana mungkin bisa begitu mudah terjebak dalam perangkapku?
Kalau memang bisa terjebak, seharusnya sudah sejak lama ini terjadi, kenapa justru sekarang?
Maksud Qi Xia hanya ingin membuktikan kedalaman Tianlong, namun pihak lawan justru menggunakan semua kekuatannya dalam mimpi ini, seolah mempertaruhkan seluruh harapan pada「Mimpi」kali ini. Apa yang membuatnya terburu-buru lagi?
Mengapa dalam daftar calon yang akan menjadi「Dewa」versi Tianlong... tidak ada Qinglong?
Kali ini, Qi Xia akhirnya perlahan memicingkan matanya, mulai merasakan kebenaran mulai terungkap.
Jika tebakannya benar, baik Tianlong maupun Qinglong sama-sama menginginkan nyawa pihak lawan.
Meski menggunakan metode yang sama sekali berbeda, keduanya secara serentak memilih dirinya sebagai「senjata」.
Dengan logika ini, situasi menjadi semakin tidak masuk akal.
Keduanya memiliki kekuatan dewa dan sihir, namun tidak ingin secara sengaja membunuh lawan, malah sama-sama mempertaruhkan taruhan ini pada dirinya.
Setiap kali muncul, Qinglong pasti membuka「Bungkam」, sedangkan Tianlong menggunakan「Mimpi」saat menampakkan diri.
Mereka sama-sama memilih cara yang tidak akan diketahui kebenarannya oleh pihak lawan untuk menghubunginya, sekaligus menyusun perangkap masing-masing.
Meskipun「dirinya sendiri」telah mendapatkan kembali sebagian ingatannya yang dulu, dalam ingatan tersebut tak pernah terlihat bahwa dirinya begitu sering berinteraksi dengan dua orang ini. Jadi setelah mengetahui begitu banyak Informasi, hal ini harus ditangani dengan lebih hati-hati daripada sebelumnya.
“Bagaimana?” Qinglong 「bertanya」, “Sudah ingat? Tujuannya...”
Qi Xia mengangkat sudut bibirnya pelan setelah mendengar, berbisik: “Maaf, aku tak bisa mengingat. Tianlong tak mengatakan apa pun padaku.”
“Kalau dia tak bicara... itu yang terbaik.” Qinglong menyipitkan bola mata hijau zamrudnya, “Tianlong lebih gila daripadaku. Aku menyarankanmu untuk sedikit berinteraksi dengannya.”
Qi Xia tiba-tiba linglung, merasakan kabut tebal di jalan di depannya berubah lagi.
Kali ini tidak hanya tidak tersingkap, malah bertambah angin berdebu yang menyulitkan mata untuk terbuka di atas kondisi sebelumnya.
Perasaan familiar ini kembali datang.
Dalam ingatan sebelumnya saat berhadap-hadapan dengan Chu Tianqiu, inilah perasaan rumit namun berseri-seri yang sama.
Saat itu dia, Chu Tianqiu, dan Xu Liunian masing-masing membuat strategi mereka sendiri, dan mengeluarkan semua jurus mematikan di malam yang sama. Perasaan kali ini sangat mirip dengan saat itu, tapi nuansa「permainan」-nya jauh lebih menyengat.
Dirinya sendiri, Chu Tianqiu, Qinglong, dan Tianlong masing-masing menghabiskan waktu lama untuk menyusun permainan secara bersamaan, yang saling melilit dalam siklus aneh ini.
Setiap orang memiliki permainan besar, sedang, dan kecil. Setiap permainan punya tujuannya sendiri, dan setiap orang mungkin telah berbohong.
Dalam situasi rumit seperti ini, di tengah lingkungan yang penuh keputusasaan, mencoba menebak tujuan beberapa orang ini bagaikan dongeng Langit.
Bagaimanapun, ketiganya sudah benar-benar gila. Logika mereka pun tak bisa dinilai dengan logika orang normal.
Tidak... Dua di antaranya bahkan tidak dihitung sebagai「dalang」.
Untuk menduga tujuan kedua orang ini, harus berdiri di sudut pandang yang lebih megah.
Jika aku sudah menjadi「Dewa」, apa yang akan kulakukan?
“Benar……” Qi Xia memicingkan mata berkata, “Aku sudah lama memikirkannya, jika aku yang menyusun perangkap, kalian pasti tidak akan tinggal diam saja?”
“Jadi Qi Xia……” Qinglong berkata, “Para 「shio」 itu tetap harus kau temui. Meski aku tidak tahu apa sebenarnya rencanamu, tapi aku merasa pertemuan itu akan membantumu.”
Qi Xia menoleh melihat hari. Matahari hari ini sudah hampir terbenam.
Jika benar harus menemui para 「shio」 sesuai maksud Qinglong, itu baru bisa dilakukan besok pagi.
Hari ini sangat berhasil, tidak hanya mendapatkan banyak informasi, tapi juga berhasil mengembalikan diri sendiri.
Langkah menuju 「pembebasan total」 semakin dekat.
“Aku akan menemui mereka.” Kata Qi Xia, “Bagaimanapun masih ada waktu.”
“Baiklah.” Qinglong memandang Qi Xia, lalu mengalihkan pandangannya ke Chu Tianqiu, “Aku benar-benar berharap kalian berhasil.”
“Aku merasa khawatir.” Chu Tianqiu tersenyum.
Qinglong baru saja hendak berbalik, Qi Xia tiba-tiba menahannya.
"Qinglong."
"En?"
"Kamu belum bilang, bagaimana caramu akan menyingkirkan salah satu dari kita berdua?" Qi Xia bertanya dengan hati-hati. "Tadi saat aku menanyakan ini, kamu malah bertanya apakah aku sudah bertemu delapan orang itu. Apa hubungannya?"
"Tentu." Qinglong berkata, "Selama kalian bertemu 「Naga」, segala sesuatu akan jelas."
"Naga Bumi……?" Qi Xia mengangguk sambil mencerna.
"Benar. Aku akan selalu menunggu kalian." Qinglong mengulurkan jari menunjuk mata hijau pekatnya. "Di puncak kegilaan, kutunggu kalian masuk ke dalam mataku."
Qi Xia tidak bicara, hanya memberi sorot mata dingin yang luar biasa.
Qinglong menyunggingkan senyum dingin, lalu menghilang di tempat. 「Bungkam」 yang menekan area sekitar juga lenyap pada saat bersamaan.
Chu Tianqiu dan Qi Xia berdiri tegak di tempat untuk waktu yang lama tanpa bergerak perlahan. Meski bisa mengobrol dengan Qinglong dalam posisi yang terlihat setara, bagaimanapun juga tekanan yang dipancarkan sosok itu sangat kuat.
Niat membunuh di dalam bola mata hijau tua kehitamannya terus-menerus menguar, seolah-olah tidak diperlukan alasan sama sekali untuk dibunuh olehnya.
「Chu Tianqiu.」 Qi Xia memanggil, 「Menurutmu, kamu bisa menjadi 「Dewa」 seperti mereka?」
Chu Tianqiu tidak langsung menjawab, hanya menghela napas pelan dan berkata: 「Kau juga seharusnya sudah menyadari, retakan telah muncul di antara mereka berdua. Entah aku mau atau tidak menduduki posisi ini, tempat ini pasti akan mengalami kehancuran.」
Setelah mendengar, Qi Xia mengangguk halus: 「Benar. Di sini perlu ada yang melakukan pencucian kartu kembali, tapi kali ini orang yang mencuci kartu harus diganti.」
「Pergi.」 Chu Tianqiu tersenyum, 「Hari ini aku berbaik hati, mengizinkan kalian bermalam di 「Surga Firdaus」.」
「Heh.」 Qi Xia juga menyeringai dingin, 「Jangan lupa 「taruhan」 kita.」
Chu Tianqiu setelah mendengar itu memandang dengan dingin ke arah Yun Yao dan Zhang Chenze yang berdiri di tengah lapangan olahraga di bawah: 「Takkan kulupakan.」
