「Ingatan adalah palsu?」
Chen Junnan dan Qiao Jiajin serentak mengeluarkan pertanyaan.
「En.」 Qin Dingdong mengangguk, 「Alasan aku mencari Wei Yang, di satu sisi memang karena kesal dengan brengsek sepertimu... Di sisi lain... aku benar-benar ingin memahami seperti apa mentalitas 「penipu」 itu sebenarnya.」
「Aku tidak mengerti.」 Chen Junnan membuka mulut, 「Saat pertama kenal, kamu selalu menyebut diri sebagai penipu. Apa kamu tidak tahu mentalitas penipu?」
「Justru inilah yang membuatku merasa aneh...」 Qin Dingdong berkata, 「Dalam alam bawah sadarku aku adalah penipu, karena aku selalu samar-samar ingat bahwa di dunia nyata dulu aku bekerja di biro perjodohan yang sangat kumuh, khusus diperkenalkan kepada pria tua dari luar daerah untuk menipu pernikahan dan mengeruk keuntungan.」
「Hah?」 Chen Junnan tertegun, 「Penipuan pernikahan...? Kenapa aku tidak pernah dengar kamu cerita?」
「Karena memang tidak pernah kuceritakan.」 Qin Dingdong menjawab, 「Ini kan bukan kenangan yang membanggakan, mana perlu diberitahu ke semua orang.」
“Lalu mengapa kamu bilang ingatanmu palsu?” Chen Junnan bertanya lagi, “Apa kamu sadar yang kamu tipu bukan pria tua tapi pemuda?”
“Tidak, kalau sesederhana itu mungkin lebih baik. Hanya saja aku menghabiskan waktu lama mengingat-ingat hidupku…” Qin Dingdong berbisik, “Hasilnya, entah seberapa keras aku berusaha mengingat, tidak ada satu pun pengalaman menjadi penipu dalam hidupku.”
“Aku agak sulit memahami…” Chen Junnan berkata, “Apakah ingatanmu menjadi penipu sengaja dihapus?”
“Tidak… Bukan juga…” Qin Dingdong menjawab, “Perasaan ini sulit diungkapkan, bahkan aku sendiri bingung harus mulai dari mana… Chen Junnan, A Jin… Kalian tahu? Hidupku utuh, tidak ada bagian yang hilang. Aku bahkan ingat pekerjaan paruh waktu pertamaku setelah lulus SMA, juga magang pertamaku di kampus… Sampai akhirnya aku resign dan buka toko teh susu sendiri, hingga mengalami gempa bumi di toko itu… Semua kenangan ini lengkap tersimpan di ingatanku.”
“Ini… Bukannya bagus ya?” Chen Junnan menyahut.
“Ya, jika ini memang pengalaman hidupku...” Qin Dingdong berkata dengan wajah serius, “Lalu mengapa aku selalu menyebut diri sebagai penipu?”
Pertanyaan singkatnya membuat Chen Junnan dan Qiao Jiajin kehilangan kata sejenak.
Qiao Jiajin berpikir sejenak, lalu membuka mulut: “Nona, ka... mungkin karaktermu memang begitu? Agak ceroboh, menyebut diri 「penipu」 mungkin cuma untuk mengancam orang.”
“Benar, aku juga berharap begitu.” Qin Dingdong mengangguk, “Di sini, membuat identitas palsu agar para penjahat mengurungkan niat, terdengar sangat masuk akal. Tapi mengapa ingatanku tentang penipuan justru dipertahankan sedetail ini? Maksudku... mengapa aku bisa ingat jelas bahwa aku bertugas merayu pria tua untuk penipuan pernikahan? Jika cuma membuat identitas palsu, perlukah sampai sedetail ini?”
Chen Junnan menggaruk kepala perlahan setelah mendengar, ia tahu ucapan Qin Dingdong memang benar.
Biasanya 「penipu」 ya memang 「penipu」. Jika identitas ini fiktif, sama sekali tidak perlu dibuat sampai tahap 「pernikahan palsu」. Bahkan dia bisa langsung mengaku sebagai penipu kriminal, yang jauh lebih menakutkan dibanding 「pernikahan palsu」.
“Tunggu dulu……” Chen Junnan tiba-tiba teringat sesuatu, rasa bingung di benaknya semakin menjadi, “Noona… dosa apa yang telah kaulakukan?”
“Dosa?”
“Jika kehidupanmu memang berjalan sesuai ceritamu… kau cuma pemilik kedai teh susu, kenapa bisa datang ke 「Tanah Akhir」? Apa kau melanggar hukum? Apa kau mencampur parakuat ke dalam teh susumu?”
Qin Dingdong memicingkan mata setelah mendengar pertanyaan itu, “Di situlah letak masalahnya… Chen Junnan, aku tidak melakukan kejahatan. Jika aku seorang 「penipu」, seharusnya aku berada di sini. Tapi dalam semua ingatanku sekarang, tak ada noda apapun. Justru ini yang paling membingungkan.”
“Jadi kamu curiga ingatanmu palsu.” Chen Junnan berkata, “Kamu curiga dirimu sendiri sebenarnya adalah penipu?”
“Benar.” Qin Dingdong mengangguk, “Aku curiga ingatan samar tentang 「penipuan pernikahan」 adalah kehidupan asliku. Bagaimanapun, kamu tahu aku bukan penipu jenius, tapi soal mengambil 「mas kawin」 dari pria tua, tingkat keberhasilanku sangat tinggi.”
“Kedengarannya malah bangga...” Chen Junnan menggelengkan kepala pasrah, “Kalau begitu... apakah kamu sama sekali 「tanpa dosa」?”
“Ya, tapi aku tidak percaya.” Qin Dingdong menjawab tegas, “Menurutmu adakah orang yang sempurna tanpa cacat di dunia ini?”
“Aku... tidak tahu...” Chen Junnan menggelengkan kepala, “Sepanjang hidupmu tidak pernah melakukan kesalahan?”
“Benar.” Qin Dingdong mengangguk, “Menurut ingatan yang ada sekarang, kehidupan saya terlalu sempurna. Meski tidak sampai kaya raya, tapi semuanya berjalan lancar. Apakah yang mulus seperti itu bisa disebut kehidupan? Jika setiap langkah bisa berkembang sesuai ekspektasi sendiri, apa bedanya dengan mimpi?”
Setelah mengatakan itu, Qin Dingdong terdiam sejenak, lalu melanjutkan: “Tidak… Seringkali bahkan dalam mimpi pun tidak mungkin semuanya berjalan sesuai keinginan kita, apalagi kehidupan nyata yang selalu berubah-ubah.”
Chen Junnan sama sekali tidak mengerti situasi apa yang sebenarnya terjadi.
「Ingatan yang palsu」 terdengar sangat kacau balau. Konsep seperti 「menghapus ingatan」 atau 「Perpecahan pikiran」 masih bisa dipahami, tapi bagaimana mungkin seluruh kehidupan seseorang adalah palsu? Situasi apa yang bisa menyebabkan hal seperti ini?
“Meski ini adalah 「Gema」… tetap saja terlalu absurd……” Chen Junnan berbisik, “Bukannya mempengaruhi 「Tanah Akhir」, malah 「Gema」 ini justru berguna pada dalang?”
“Bagaimana ya……” Qin Dingdong membuka mulut, “Jika kamu mengira ini efek dari 「Gema」, masalah utamanya bukan terletak pada 「berguna pada dalang」, melainkan efeknya pada 「masa lalu」, di 「luar」, di tempat lain yang tak bisa kita lihat atau sentuh. Meski terlihat palsu, tapi ini benar-benar terjadi.”
Chen Junnan menghela napas setelah mendengar, lalu bertanya lagi: “Noona... Sekarang belum bisa disimpulkan, kurasa ada kemungkinan lain.”
“Kemungkinan apa?”
“Sudah berapa lama kamu tidak 「kehilangan」 ingatan?” Chen Junnan bertanya, “Mungkin hanya kelelahan?”
“Aku...?” Qin Dingdong mencerna sejenak lalu berkata, “Setidaknya 7-8 tahun, sejak kenal brengsek sepertimu ini, semua hal masih kuingat. Hal pertama yang kupelajari dari Wei Yang adalah cara mempertahankan akal sehat.”
“Benda setan apa lagi ini?” Chen Junnan tertegun, “Kamu belajar 「mempertahankan akal sehat」 dari Wei Yang?”
“Ya.” Qin Dingdong mengangguk, “Ada masalah?”
“Di 「Paduan Suara Ladang」-nya belajar menjaga akal sehat ya?” Ekspresi Chen Junnan dipenuhi rasa frustrasi, “Kalau gitu Laozi paham, mungkin kamu sudah gila, sekarang dalam kondisi ingatan kacau.”
“Jangan ngaco, bangsat.” Qin Dingdong melayangkan tendangan ke arah Chen Junnan, “Apa kamu nggak tau kalau aku gila atau enggak?”
