“Itu bukan 「dua toko」, tapi dua media sosial.” Ular Bumi membalas, “Kamu nggak ngerti jangan asal nuding!”
“Lha kamu sendiri bisa nggak usah nyindir orang seenaknya?” tanya Qiao Jiajin.
“Apa tindakanku harus sesuai arahanmu?” Ular Bumi memasang murah masam, “Ini pilihanku sendiri, lagipula semua yang gabung ke 「organisasi」 ini kan sukarela.”
“Bicaramu bagus sekali.” Qiao Jiajin mendengus, “Apa para Preman ini tahu kau mengejek mereka di belakang?”
“Tentu tidak tahu.” Ular Bumi menjawab, “Kalau mereka tahu, bagaimana aku bisa terus menertawakan mereka?”
“Tapi orang-orang ini mengira mereka mendapat penyelamatan di sini, tak menyangka diri jadi badut.” Qiao Jiajin berkata, “「Apakah」ketika kau menghadapi masalah dalam hidupmu, tak harap ada yang 「membantumu」? Saat kau akhirnya mengumpulkan 「keberanian」untuk 「menerima」bantuan orang lain, lalu menemukan ini 「kecurangan」, bukankah kau akan lebih 「hancur」?”
“Apa hubungannya denganku?” Ular Bumi berkata, “「Komunitas saling membantu」yang menggelikan... Adakah 「Bunda Suci」di dunia ini yang membantu orang lain sepenuh hati? Aku menyediakan lokasi, waktu, nilai emosional. Mereka hanya perlu mengeluh di hadapanku lalu mendapat penghiburan. Apa bedanya dengan kue jatuh dari 「Langit」?”
“Setelah mendengarkan lama di samping, Qi Xia merasa situasinya agak aneh. Dia meraba dagu dan bertanya: 「Jika aku tidak salah ingat, yang baru kita bicarakan adalah ingin memahami 「organisasi」, tapi kamu langsung membuka kartu as kepada kami. Apa ini benar? Bagaimana jika kami adalah 「peserta」yang ingin bergabung dengan organisasi?」”
“Jangan main-main.” Ular Bumi mengibaskan tangan, “Sorot mata kalian bertiga: satu penuh kesombongan, satu polos, satu liar. Kira-kira bisa ngomong apa ke aku soal 「kesedihan」yang bikin orang ngakak?”
“Bagaimana kalau ada?” Qi Xia bertanya.
“Kalau ada pun, itu bukan kesedihan yang bisa membuatku tertawa.” Ular Bumi berkata, “Aku hanya butuh kesedihan orang-orang yang lebih sengsara dariku. Kesedihan orang sepertimu sama sekali tak ingin kudengar. Kalian pantas menderita, ini adalah keadilan Langit, hukuman atas kejahatan.”
“Aku mulai pahami karakter macam apa kamu ini.” Qi Xia mengangguk, “Tapi sekarang kamu sudah mencapai 「tingkat bumi」, dari segala aspek sudah melampaui orang biasa. Mengapa masih perlu mendengarkan kesedihan orang lain?”
“Karena aku benar-benar sedih!!” Ular Bumi membelalakkan mata berkata, “Tak bisakah kau lihat kesedihan di mataku?!”
“Maaf, kau punya mata seperti ular, aku tak bisa membedakannya.” Qi Xia berkata.
“Berani-beraninya kau mengkritikku…” Ular Bumi tersenyum dingin, “Mata macam apa ini lebih baik dariku?”
“Tampaknya kau mengenaliku……?” Qi Xia bertanya.
“Moodku sedang buruk, pertanyaan ini tak akan kujawab.” Ular Bumi memalingkan kepalanya.
“Baik, kalau begitu jelaskan mengapa 「tingkat bumi」 butuh kesedihan orang biasa?”
Ular Bumi mencerna sejenak, lalu menjawab: “Aku ini makhluk paling kontradiktif, benci pada dunia dan menganggap semua salah, dendam pada si kaya, si tampan, si wanita dan si baik... Tapi begitu mendengar cerita yang benar-benar tragis…… aku pun ikut sedih, bahkan bisa berempati mendalam……”
“Jadi?” Qi Xia bertanya.
“Jadi aku perlu digantung……” Ular Bumi membuka mulut, “Orang normal menghadapi hal begini… bukan terjatuh ya digantung… Tapi setiap kali aku digantung, aku baru sadar betapa kuatnya tubuhku. Tindakan yang bisa membunuh manusia biasa ini sama sekali tak bisa melukai diriku. Aku juga mengerti meskipun 「kesedihan」 itu menimpaku, aku 「tidak mungkin」 tumbang. Jadi seketika aku kembali senang. Inilah yang kuulang setiap siklus aneh. Aku butuh 「digantung」 untuk membuktikan kalau aku lebih kuat dari mereka.”
Chen Junnan hampir tak bisa duduk tenang usai mendengar: “Lu 「hidup」nya memang kontradiksi. Mau melakukan, sedih, takut, bunuh diri, lalu senang. Daripada begini mending diam di sini aja.”
“「Tetap di sini」……？” Ular Bumi membuka mulut, “Sudah kukatakan, aku ingin melakukan apa saja, meski setiap ide spontan memberi efek mendalam padaku, itu resikuku sendiri. Lagipula jika aku benar-benar diam, pasti akan cepat gila... Aku sungguh tak paham kenapa rekan-rekan itu bisa setiap hari berdiri tegak di「pintu」lokasi, mereka tidak akan gila karena bosan?! Otak mereka tidak memiliki「pikiran」?!”
“Mungkin ada「pikiran」, tapi tak sekuat「jantung」mu.” Qi Xia berkata.
“Ha.” Ular Bumi tertawa oleh ucapan Qi Xia, “Aku selalu punya「jantung」, dan kupikir hati manusia di dunia ini semua kotor, cuma level yang berbeda.”
“Baik, pertanyaan selanjutnya.” Qi Xia melanjutkan, “Sekarang suasana hatimu bagaimana?”
“Lumayan, tapi masih agak ingin gantung diri.” jawab Ular Bumi.
“Tunda dulu.” Qi Xia mengangguk ke Chen Junnan, “Apa yang baru kau lakukan padanya? Kamu bisa「mengontrol」emosi seseorang?”
Ular Bumi mendengarkan lalu menatap Qi Xia, sudut mulutnya merekah. “Ayo, kita coba sekarang.”
“Coba?”
Ular Bumi bangkit berdiri, melangkah di antara beberapa orang itu, lalu mengulurkan tangannya dengan punggung tangan menghadap ke bawah.
“Mari teriakkan semangat bersama,” ujar Ular Bumi. “Setelah itu kalian akan mengerti.”
“Apa kamu waras?” Chen Junnan bertanya. “Tidak bisakah langsung memberi tahu kami?”
“Buat apa itu?!” Ular Bumi tersenyum gila. “Cepat!! Ini bisa memperbaiki suasana hatiku!!”
Qi Xia melangkah maju dan meletakkan tangannya di atas tangan Ular Bumi. Melihat itu, Qiao Jiajin dan Chen Junnan pun menumpukkan tangan mereka di atas punggung tangan Qi Xia. Qin Dingdong yang terakhir menyusul, menumpuk tangannya bersama yang lain.
Ular Bumi terlihat sangat gembira: “Sekarang akan kuperlihatkan trikku!”
Dengan teriakannya “Satu, dua, tiga!”, dia meneriakkan “Semangat!”.
Dari awal sampai akhir, hanya dialah yang berteriak.
“Qi Xia.” Ular Bumi memanggil, “Sepertinya ingatanmu tidak ada yang tersimpan, benar-benar membuatku mati ketawa.”
“Oh?” Qi Xia mengangkat sudut mulut, “Baru sadar kalau memutuskan mencarimu itu keputusan tepat setelah mendengar panggilanmu.”
“Sayangnya kadang aku ingin mengabaikanmu, kadang tidak. Apa yang bisa kau lakukan?” Ular Bumi berkata, “Sekarang bahkan lupa konsekuensi menyentuhku, pasti akan kau rasakan akibatnya.”
“Aku akan menunggu dan melihat.”
Hanya dalam beberapa 「detik」, ekspresi orang-orang di sebelah Qi Xia mulai berubah.
Chen Junnan dan Qiao Jiajin mengernyitkan alis, sementara Qin Dingdong langsung memerah matanya.
Mereka terlihat sangat sedih, seolah banyak hal yang mengganjal di hati.
“Ha ha ha ha!” Ular Bumi tertawa terbahak, “Rasanya enak bisa menertawakan kalian! Tak perlu berpura-pura, aku ingin mengejek 「kesedihan」 di hatimu! Mau buat kalian nangis tinggal perintah, apa bedanya aku dengan Dewa?!”
Tapi setelah tertawa beberapa kali, Ular Bumi mulai merasa ada yang tidak beres.
Pandangannya beralih dari beberapa orang di samping Qi Xia, lalu tertuju pada Qi Xia sendiri.
Qi Xia saat itu berdiri di tempat tanpa ekspresi, berkata: 「Inikah kemampuanmu?」
「Apa……?」 Ular Bumi tertegun sebentar, 「Bagaimana mungkin……kau jelas-jelas orang yang langsung menyentuhku…kau…kau……」
「Tidak apa-apa.」 Qi Xia perlahan mengulurkan tangan, 「Coba lagi.」
