“Lao Qiao kenapa denganmu?” Chen Junnan bertanya dari samping.
Qiao Jiajin menatap tiang listrik di depannya, berbisik: “Benarkah semua bangunan di tempat ini dibangun dengan 「Gema」?”
“Ya.” Qi Xia mengangguk.
“Bangsat bernama 「Tianlong」 itu... memperlakukan tempat ini bagaikan mimpi, lalu seenaknya mengubah-ubah.” Qiao Jiajin berkata, “Tapi kenapa dia membangun kota...?”
“Aku tidak tahu, hanya bisa bilang...” Qi Xia bergumam pada diri sendiri, “Tempat ini dulunya bukan kota, suatu hari tiba-tiba berubah begini. Ditambah semua orang mengalami kelumpuhan ingatan massal, jadi tak ada yang menyadari keanehan.”
Qiao Jiajin melanjutkan usapannya pada tiang listrik, tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh.
Dia yakin setiap barang memiliki detak jantungnya sendiri—tapi kali ini sepertinya dia benar-benar merasakan detak jantung dari tiang listrik.
Tiang listrik yang terlihat biasa ini, kini ternyata mengeluarkan denyutan yang nyaris tak terlihat, ia memiliki kehidupan.
Qiao Jiajin buru-buru menuju ke sebuah gedung yang rusak parah, mengulurkan tangannya ke atasnya, lalu perlahan menutup matanya.
Setelah lama, ia mengerutkan kening. Gedung ini juga memiliki 「detak jantung」nya sendiri, tapi jelas memancarkan irama yang berbeda dari tiang listrik.
Mengapa benda-benda yang dibuat melalui 「keterampilan」 memiliki irama sendiri? Apakah mereka memiliki denyut nadi?
"Penipu... benda-benda ini... benar-benar hanya diciptakan oleh 「keterampilan」?"
"Apa?" Qi Xia bertanya.
"Aku bisa merasakan 「denyutan」..." Qiao Jiajin berkata, "Penipu, pernahkah kau melihat kota yang berdenyut? Pernahkah kau melihat bangunan di dalam kota yang berdenyut?"
Chen Junnan yang mendengar hal itu meniru dengan berjalan ke samping gedung, juga mengulurkan tangan dan meraba, kemudian mengetuknya dengan keras.
Jangan bicara tentang 「denyut nadi」, batu-batu dingin ini bahkan tidak bergerak sedikit pun.
Qi Xia menatap mata Qiao Jiajin, tidak menjawab pertanyaannya, hanya berkata dengan suara datar: "Tinju, sekarang aku akan memberitahumu hal yang sangat penting."
"Mie masalah?" Qiao Jiajin tampak bingung memandangi Qi Xia.
"Satu kalimat darimu tidak hanya bisa membuat semua orang di tempat ini menghilang selamanya, tapi juga mengubah seluruh kota menjadi kehampaan." Kata Qi Xia, "Tinju, 「Pò Wàn Fǎ」mu bisa menghentikan segalanya."
Qiao Jiajin tidak terkejut mendengar jawaban ini, bagaimanapun Xu Liunian sudah memberitahunya sebelumnya.
Yang mengejutkannya adalah Qi Xia bisa sebegitu blak-blakan mengatakan hal ini.
"Penipu, kamu ingin menghentikan semua ini?" Tanya Qiao Jiajin, "Rencanamu tidak akan dikacaukan?"
"Tentu saja aku tidak ingin menghentikan." Kata Qi Xia, "Tapi aku takut suatu hari nanti akan lepas kendali."
"Lepas kendali...?"
Qi Xia menunjuk ke pelipisnya sendiri dan berkata: 「Sekarang semua akal sehatku hanya ditahan oleh seutas senar yang sangat keras. Selain senar ini, semua hal lainnya benar-benar gila.」
「Penipu…… Apakah kamu benar-benar baik-baik saja?」 Qiao Jiajin mengerutkan alisnya bertanya.
「Saat ini aku baik-baik saja, logika saya sangat jernih, dan bisa selaras sempurna dengan semua orang gila di tempat ini.」 Qi Xia berkata, 「Tapi masalahnya justru terletak pada sisa terakhir akal sehat yang masih kusimpan.」
「Menyimpan akal sehat itu buruk?」
「Tidak sepenuhnya baik.」 Qi Xia menjawab, 「Kondisi saat ini memungkinkanku melakukan pemikiran dan penalaran terakhir, tapi tidak bisa mengeluarkan 「Gema」 terkuat. Dua hal ini tidak bisa kumiliki sekaligus, harus ada yang dikorbankan.」
「Mengorbankan akal sehatmu sendiri……?」 Sorot mata Qiao Jiajin berkedip-kedip, 「Penipu, bagaimana cara kamu memilih antara akal sehatmu sendiri?」
“Aku telah 「terwujud nyata」kan akal sehatku sendiri. Aku bisa melihat setiap sudut dalam hatiku dengan jelas, juga tahu hal apa yang terakhir tak bisa kulepaskan namun harus kulepaskan. Pada saat yang diperlukan, aku akan sengaja menghancurkan「akal sehat」ku sendiri.” Qi Xia membuka mulut, “Tinju, ini bukan hal yang perlu kau pusingkan, tapi keputusan ini akan kuserahkan ke tanganmu.”
“Hak memutuskan?”
“Saat aku membuang semua akal sehat, belum tahu apakah situasi akan berjalan sesuai harapanku. Jika di suatu saat kau merasa aku melakukan kesalahan, hancurkanlah 'jalan'-ku tanpa ragu.” Qi Xia berkata dengan wajah serius, “Ingat, untuk「membunuh」semua orang, kau harus gunakan「Pò Wàn Fǎ」padaku. Untuk menghancurkan seluruh kota, gunakan「Pò Wàn Fǎ」pada「Tianlong」. Menggunakan「Gema」pada orang-orang di sini atau gedung-gedung di sini secara terpisah tidak akan efektif. Kau harus temukan「akar permasalahan」.”
“Penipu...”
“Qiao Jiajin, seperti kamu menggunakan 「Pò Wàn Fǎ」 pada 「shio」 tidak bisa mengubah fisik mereka menjadi normal.” Qi Xia berkata, “Kamu harus menemukan dalangnya. Peningkatan fisik para 「shio」 itu bukan berasal dari 「Gema」 mereka sendiri.”
“Tapi Penipu... Kamu...” Qiao Jiajin berbalik dengan wajah serius, “Aku sama sekali tak tahu apa yang akan kamu lakukan, dan parameter apa yang digunakan untuk menilai 「benar/salah」mu?”
“Gunakan naluri.” Qi Xia menjawab, “Percayalah pada naluri hatimu. Apa yang kamu anggap benar itu benar, apa yang kamu rasa salah itu salah.”
Qiao Jiajin terdiam beberapa 「detik」 setelah mendengar, lalu berkata: “Ini seperti memberikan pesan wasiat. Aku tidak suka perasaan seperti ini.”
“Bukan masalah suka atau tidak.” Qi Xia menyahut, “Semua yang kulakukan demi memungkinkan semua orang kabur. Ini selalu menjadi tujuanku. Meski kamu tak suka, aku tetap akan melakukannya.”
Chen Junnan di samping mereka tertegun: “Tunggu dulu, Lao Qi... Katamu ingin membuat semua orang... kabur?”
“Tepat.” Qi Xia mengangguk, “Tak ada yang tertinggal, semua kabur.”
“Kabur ke mana?” Chen Junnan bertanya.
“Ke tempat yang seharusnya jadi kehidupan kita.” Setelah mengatakan ini, Qi Xia terdiam lama, lalu menambahkan, “Ke tempat di mana aku bisa hidup bersama Yu Nian'an.”
“Lao Qi, kau benar-benar tidak berbohong...?” Chen Junnan bertanya dengan ragu, “Di sini sampai sekarang tak ada satu pun yang berhasil kabur, tapi kau mau bawa semua orang pergi?”
“Aku sendiri tak yakin apakah ini kebohongan. Tingkat keberhasilanku sangat tipis.” Qi Xia menjelaskan, “Mungkin hanya tiga puluh persen, tapi itu yang tertinggi sepanjang sejarah. Demi tiga puluh persen ini, aku akan mengabaikan akal sehat dan mempertaruhkan segalanya. Jika berhasil, setiap kataku jadi kebenaran. Jika gagal, semua ucapanku adalah dusta.”
Qiao Jiajin terdiam lama di samping, akhirnya bertanya: “Penipu, ingat apa yang kukatakan saat kita mulai bekerja sama?”
“Ingat.” Qi Xia mengangguk, “Kau bilang kau punya tinju, aku punya otak. Makanya kita berkolaborasi.”
“Tapi akhirnya kau memutuskan membuang「otak」mu sendiri.” Qiao Jiajin berkata, “Tanpa otak dan akal sehat… apakah kau masih bisa dianggap sebagai dirimu?”
