Aku belum pernah mendengar ada yang membutuhkan cermin dalam pencarian sesuatu, tapi Domba Putih pasti punya pemikirannya sendiri.
Meski benda ini sulit ditemukan, keesokan harinya aku berhasil menemukan kotak bedak tabur kecil dengan cermin mungil. Desainnya terlihat futuristik, bahkan mereknya tak pernah kudengar.
Benda ini teronggok di sebuah bangunan kecil, dan masih bisa digunakan.
Ini membuktikan benda ini tidak muncul bersamaan dengan kota, tapi dibawa oleh 「peserta」.
Tempat ini merekam kondisi gadis itu saat membawa kosmetik, menunjukkan setiap kali terlahir dia selalu punya riasan. Aku bahkan agak iri padanya.
Saat kuberikan kotak bedak dengan cermin kecil itu pada Domba Putih, dia sedang duduk di 「pintu」 sambil membaca buku.
Ternyata benar seperti katanya, dia benar-benar langsung mendapatkan buku dari Ular Bumi.
「Ketika melihatku mendekat, dia menutup buku dan mengangkat kepala untuk menatapku: "Sudah menemukan cermin?"」
Aku mengangguk, mengeluarkan kotak bedak kecil dan menyerahkannya padanya.
「Sekecil ini……?」 Domba Putih yang bingung menerima kotak itu dan membukanya, 「Ini kosmetik?」
「En, cermin besar memang sulit ditemukan, hampir semua pecah. Tapi yang ini masih bisa dipakai.」
Domba Putih mengambil cermin dan mengamatinya dengan seksama, lalu bergumam: 「Sayang sekali……hanya mataku yang terlihat.」
「Apa?」 Aku bertanya, 「Apa karena cerminnya terlalu kecil?」
「Bukan, karena aku mengenakan topeng.」 Domba Putih menjawab, 「Sayang……sepertinya aku harus segera mencari cara untuk naik pangkat.」
Aku merasa sangat bingung setelah mendengarnya.
「Kakak Domba……sebenarnya ingin melakukan apa?」 Aku melontarkan kebingungan di hati, 「Bukankah tujuan akhirmu adalah melupakan bahwa dirimu adalah seorang 『dalang』? Apa hubungannya dengan 『motif keluar』? Dan apa hubungannya dengan cermin?」
Domba Putih termenung sejenak lalu berkata padaku: "Alasannya rumit. Menurutku jika benar-benar ingin 「melupakan bahwa aku manusia」, maka harus mengubah diri menjadi manusia yang nyata, berdarah berdaging dan memiliki ikatan. Dengan semua ini membangun pertahanan psikologis terkuat dalam hati, lalu menghancurkannya seketika dengan cara paling mengerikan. Jika setelah itu pikiranku belum hancur, berarti aku sudah melampaui kemanusiaan."
Baik, aku akui cara ini terlalu abstrak sampai tak bisa kubayangkan.
"Lalu cerminnya?" tanyaku lagi.
"Cermin..." Domba Putih menundukkan kepala, memandangi cermin kecil di tangannya, "Aku... punya pesan untuk diriku sendiri, jadi butuh cermin."
"Pesan untuk dirimu sendiri..." Aku berkedip, merasa ada yang tak beres, "Jadi kamu ingin cepat naik ke level 「Bumi」... Alasannya karena ingin..."
“Aku ingin melihat ekspresiku.” Domba Putih memalingkan kepala, mengarahkan topeng wajah domba keringnya ke arahku, 「Kondisiku sekarang membuatku hanya bisa melihat kedua mataku sendiri, tingkat keberhasilannya terlalu rendah. Aku perlu menangkap setiap ekspresi mikrokku.」
“Tapi apa tujuan menangkap ekspresi mikro itu?” aku bertanya lagi.
“Aku perlu memahami diriku sendiri.” Domba Putih menjawab, 「Kamu tahu tentang 「hipnosis」？」
“Aku... pernah dengar.” jawabku, 「Tapi 「hipnosis」paling-paling hanya sejenis 「sugesti」... Kegunaannya jauh tidak sekuat yang ditampilkan di film.」
“Benar, tapi ini memang akan memberikan dampak tersembunyi pada seseorang. Tapi sekarang aku sudah melindungi diriku sendiri.” Domba Putih mengulurkan tangan menarik topengnya, 「Syarat terpenting untuk melakukan 「hipnosis」adalah benar-benar mempercayai hipnotis, tapi siapa yang akan percaya pada hipnotis bertopeng?」
Sepertinya aku akhirnya mengerti apa yang ingin dilakukan Domba Putih... Dia ingin menghipnosis dirinya sendiri?
“Jadi aku harus segera naik pangkat ke 「tingkat bumi」.” Domba Putih menambahkan, “Dengan begitu aku bisa memiliki ekspresi, dan aku juga bisa mengamati setiap ekspresi mikroku sendiri untuk memberikan isyarat psikologis yang kuat.”
Mendengar kalimat ini, aku baru saja ingin mengangguk, tapi tiba-tiba merasa bulu kuduk merinding.
Sepertinya... ada yang tidak beres.
Setelah berubah menjadi 「tingkat bumi」... lalu mengamati ekspresi mikro sendiri?
“Tunggu... tunggu sebentar... Kakak Domba.” Suaraku serak sejenak, “Setelah kau berubah menjadi 「tingkat bumi」... kau sudah tidak punya ekspresi manusia lagi, wajahmu akan berubah menjadi domba yang dingin.”
“Bahkan wajah domba pasti punya ekspresi mikro.” Kata Domba Putih, “Nanti aku akan memperkuat isyarat psikologis sambil mengamati wajah domba itu.”
Aku merasa ini agak terlalu mengerikan... Entah isyarat psikologis apa yang akan Domba Putih berikan kepada dirinya sendiri... Tapi jika harus menghadapi wajah domba putih... dan terus-menerus mengamati ekspresi domba ini...
Maka isyarat psikologis terbesar yang bisa dia terima adalah 「Aku adalah seekor domba」.
“Tunggu...”
Aku kembali tertegun.
Bukankah ini…… justru tepat……？
Inilah tujuan awal Domba Putih…… Apakah isyarat psikologis yang dia berikan pada diri sendiri lewat cermin adalah「Aku bukan manusia」？
Aku memeras otakku untuk memprediksi rencana Domba Putih, tapi selalu merasa ada yang kurang.
Sejak saat itu, hampir setiap kali aku datang ke sini, Domba Putih sedang berbicara pada cerminnya.
Aku bahkan khawatir dia akan gila sebelum berhasil mendapatkan isyarat psikologis itu.
Menurutnya, sekarang hidupnya diisi tiga hal: berbicara pada diri sendiri, mengadakan game, dan membaca buku.
Dia telah mencapai langkah pertama untuk melepaskan diri dari kemanusiaan - membuang kebutuhan tidur.
Kini dia bisa begadang membaca, merasa waktu produktifnya benar-benar dua kali lipat dari orang lain.
Dan karena kita dalam kondisi jiwa, saat mulai meyakini diri bukan manusia, tidak tidur berhari-hari ternyata memang tidak menyebabkan kelelahan, meski belum pasti berapa lama bisa bertahan.
Dan mengenai「makanan」, ini merupakan masalah yang cukup sulit dipecahkan. Domba Putih mengatakan bahwa setiap kali dia kembali ke「kereta api」, hampir semua「shio」sedang makan. Seluruh「kereta api」akan dipenuhi atmosfer「lapar」saat itu. Benar-benar sulit untuk tidak terpengaruh sama sekali.
Dalam atmosfer seperti ini, meski Domba Putih sudah berkali-kali mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia「bukan manusia」, tetap saja merasa lapar. Jadi dia tetap akan memilih untuk melanjutkan makan——memakan udara itu.
Domba Putih juga memberitahuku bahwa hidangan lezat nan mewah di「kereta api」sebenarnya tidak akan mengenyangkan. Hampir semuanya adalah trik pengalihan dari「Gema」.
Sebagian makanan berasal dari pasir yang berubah bentuk, sebagian lagi hanyalah ilusi kosong. Setiap hari, banyak「pramugara kereta」akan mengantarkan makanan ini ke ruangan para「shio」.
Intinya, kegunaan terbesar makanan ini adalah membuatmu melakukan gerakan「makan」, sehingga mengira dirimu sudah「kenyang」.
Ini persis seperti memelihara ternak. Sepertinya 「Tianlong」 sejak awal telah menganggap semua 「shio」 di 「kereta api」 sebagai binatang sungguhan. Dia juga sudah tahu sejak awal dampak 「alam bawah sadar」 terhadap orang-orang ini.
