Hari demi hari berlalu, aku dan Kakak Domba bertemu sesuai jadwal.
Setiap pagi aku mengunjunginya, mengobrol sebentar, lalu memulai jadwal aktivitasku seharian.
Bagaimanapun aku tidak perlu ikut game, hanya perlu mengembangkan kekuatan 「Jidao」. Ini bukan hal sulit bagiku, apalagi dengan bantuan 「Sebab-Akibat」 Jiang Ruoxue.
Harus diakui semuanya berjalan lebih lancar dari bayanganku. Komunikasi dengan Kakak Domba semakin lancar, meski dia masih terlihat aneh - sorot matanya penuh kebingungan. Sejak lama dia tidak pernah lagi menanyakan soal 「Jidao」, seolah telah menyerahkan seluruh keputusan ini padaku.
Akhir-akhir ini aku perlahan menyadari, mencari orang yang mau bergabung ke 「Jidao」 di jalanan sudah tidak memungkinkan lagi. Pejuang sejati sekarang lebih memilih masuk ke dalam game untuk mengasah kemampuan mereka.
Jadi agar kemampuan 「Jidao」 semakin kuat, aku mulai ikut game satu per satu. Harus diakui... game level 「Bumi」 sekarang sepertinya mengalami perubahan.
Sejak dua tahun lalu sudah begini... Game di sini terasa semakin sulit.
Tapi pertama untuk berteman dengan pejuang sejati, kedua untuk melatih diriku sendiri, game level 「Bumi」 harus tetap kujalani. Bagaimanapun, aku punya 「Gema」 yang stabil. Selama tidak bertaruh nyawa, aku akan tetap aman.
Aku masih sangat berhati-hati. Biasanya kepura-puraanku sangat sempurna, sampai sekarang belum ada yang pernah melihat 「Gema」-ku.
Setelah mulai ikut game, aku kembali mendengar kabar tentang berbagai 「organisasi」 di sini.
Ternyata beberapa tahun lalu setelah pemimpin organisasi besar itu menghilang, pemimpin nomor dua dan tiga dalam organisasi mengambil alih. Sayangnya, tak satu pun dari keduanya adalah pemimpin bertipe intelektual. Partisipasi mereka dalam game lebih mengandalkan kekuatan fisik, sehingga menyebabkan kegagalan beruntun. Kini organisasi itu pada dasarnya sudah berantakan.
Ada juga kabar burung bahwa kedua pemimpin itu pernah bertarung habis-habisan di jalanan, lalu berpisah jalan.
Sebagian mengatakan mereka membagi kota menjadi dua bagian dan masing-masing mendirikan organisasi baru. Bahkan ada yang menyebut mereka berubah menjadi Penduduk asli lalu menghilang.
Kabar angin bertebaran di jalanan ini, tapi tak ada yang tahu mana yang benar. Yang kusimpulkan, setelah kedua pemimpin itu lenyap, pemimpin baru telah mengambil alih 「organisasi」.
Benar kata pepatah, di mana ada orang di situ ada jianghu. Meskipun ini cuma kelompok kecil yang didirikan di sini, banyak pihak yang silih berganti tampil, memainkan satu demi satu game kekuasaan.
Begitu dipikirkan, 「Jidao」 benar-benar stabil. Setiap pejuang sejati yang kurekrut tidak tahu siapa sebenarnya pemimpin 「Jidao」. Meski ingin 「merampas tahta」 pun tidak bisa.
Sekitar dua tahun berlalu, tepatnya satu hari lima tahun yang lalu.
Awalnya kuingat sedang berjalan di jalan. Kurasakan hari sepertinya berubah, tapi saat kubuka mata, kudapati diri duduk dengan pria asing di gedung tak dikenal.
Sepertinya aku linglung lagi... Perasaan ini sudah lama tidak muncul.
Kutatap pria asing di depan mata itu lama-lama, ragu apakah harus bicara.
“Lao meir... Ni zha di le?” Pria itu bertanya padaku.
Pria berusia sekitar 37-38 tahun ini berfisiognomi tidak jahat, dengan logat timur laut yang kental.
Mendengar tiba-tiba dia bertanya, aku panik – sama sekali tidak mengenalinya, juga tak ingat mengapa ada di sini. Otak kosong, bahkan pikiran hampir berhenti.
「Dia melihat aku diam, lalu bertanya lagi: 「Kenapa masih tertegun di sini? Bukannya Nona ada yang mau dibicarakan?」」
Dalam hitungan 「detik」, serpihan ingatan mulai mengambang di benakku. Aku teringat siapa dia.
「Apakah kamu... Lao Sun?」 tanyaku.
「Iya, aku... Nona... Barusan kita bersama ikut 「game Babi Bumi」, sudah lupa?」 Lao Sun menatapku dengan sorot mata penuh tanya, 「Nona kenapa? Apa tidak enak badan?」
「Ti-Tidak.」 Aku menggelengkan kepala, tapi pertanyaan muncul di hati—
Apakah aku juga mulai gila?
「Ada masalah katakanlah...」 Lao Sun menatapku, 「Aku benar-benar mati-matian menunggu.」
「Aku...」 Cepat-cepat kuraih dahiku. Aku tahu, jika bukan sakit jiwa, berarti ini penyakit amnesia.
“Singkatnya aku harus cepatlah, tampaknya setiap orang yang mempertahankan ingatan dalam jangka panjang akan terjerumus dalam krisis pikiran, bahkan orang berhati teguh sepertiku pun tidak bisa melarikan diri.”
“Jika tidak segera memperluas skala tim, aku akan benar-benar tersesat.”
“Lao Sun……Aku memanggilmu ke sini, memang ada hal yang harus kubicarakan denganmu.”
Aku mengangkat kepala, mengulangi pesan yang telah kukatakan berkali-kali.
“Apaan……?” Lao Sun mengedip perlahan setelah mendengar, “Kau ini orang 「Jidao」, adik?”
Pertama kali mendengar pertanyaan ini, alisku berkedut: “Kau pernah dengar 「Jidao」?”
“Masa tidak dengar?” Ekspresi Lao Sun berlebihan sambil mengangkat alis, “Sudah banyak yang datang memberi tahu, bilang tempat sialan ini hancur begini-begitu, harus dilindungi begitu-begitu……Ternyata organisasi kalian ini cukup besar ya, adik.”
“Oh……?”
Baru sekarang kusadari, di tanah ini sudah banyak tim kita sendiri yang sedang berkeliling menasihati orang untuk bergabung dengan 「Jidao」.
Kapan 「organisasi」 ini sudah jadi lebih besar?
Aku setiap hari membujuk satu orang, menyingkirkan orang yang gagal saya 「memprediksi」 masa depan dan tidak percaya, dalam dua tahun mungkin sudah lima enam ratus orang?
Sekarang lima enam ratus orang ini tersebar di berbagai tempat, saling memobilisasi yang lain... Kalau dikurangi yang tidak mempertahankan ingatan dalam jangka panjang...
Apakah akan ada seratus orang?
"Cuma aku juga nggak tau kenapa... Tetep aja nggak percaya mereka!" Lao Sun terkekeh,"Mungkin merasa cocok sama kamu, dikasih tau gini jadi agak percaya..."
Benar, dia harus diakui, karena semua ini adalah perkataan jujur di bawah 「Sebab-Akibat」.
"Lao Sun, aku tidak menipumu." Aku membuka mulut, "Tempat ini benar-benar butuh 「Jidao」 untuk dilindungi, kita tidak hanya harus melindungi 「peserta」, tapi juga 「shio」."
"Hah, dik, terus kita harus gimana..." Lao Sun menggaruk kepala gelisah, "Aku gabung 「Jidao」 sih gapapa, tapi kapan ini bakal berakhir? Harus jagain tempat ini sampai kapan?"
“Ini……”
Aku tahu, setiap situasi seperti ini muncul, itu sangat cocok untuk 「memprediksi masa depan」.
“Lao Sun, kita harus terus melindungi tempat ini sampai seseorang yang bisa mengubahnya muncul.”
“Apaan? Orang yang bisa mengubah sini?” Lao Sun berkedip perlahan, “Lalu kita sekarang ini apa? 「Pasukan pelopor」? Atau 「pengawal kerajaan」?”
“Semuanya bisa dihitung.” Aku berkata, “Kau percaya?”
“Masa nggak percaya.” Lao Sun menjawab, “Sekarang 「Jidao」 ngurusin hal-hal yang mirip dengan katamu, kalau bilang 「pasukan pelopor」 atau 「pengawal kerajaan」 jadi masuk akal banget.”
Bagus, dia benar-benar percaya.
Ini membuktikan fungsi 「organisasi」 kami sesuai dengan yang kubayangkan... akan memainkan peran penting bagi penguasa di masa depan.
“Tapi siapa sebenarnya orang yang bisa mengubah sini?” Lao Sun bertanya lagi, “Apa aku bisa ketemu dia setelah bergabung dengan 「Jidao」?”
Aku mencerna sejenak... lalu membuat keputusan berani dan membuka mulut:
“Tentu saja, mungkin kalian bahkan akan punya ikatan pertemanan.”
“Oh, itu bagus.” Lao Sun mengangguk dengan wajah lega.
