Aku tahu sudah berusaha maksimal, menggunakan waktu secepat mungkin untuk menemukan Domba Putih.
Sejak kusadari dia menghilang dari area permainan sampai menemukannya, total memakan waktu sekitar lima jam.
Tapi kurasa aku tetap terlambat.
Saat kita tiba di lokasi game baru Domba Putih, yang pertama terlihat adalah sosoknya yang sudah benar-benar berubah.
Topengnya sudah hilang, digantikan wajah domba yang dingin.
Setelan jasnya kini sama sekali tak ternoda debu, hanya dengan berdiri tegak saja sudah memberikan tekanan yang kuat.
Hanya saja sepertinya dia sedang menghadapi masalah, sekarang ada beberapa 「peserta」yang berdiri di hadapannya sambil berteriak-teriak sesuatu.
“Apa kamu tidak bicara?” seorang wanita bertanya, “Game kamu sebenarnya apa sih?”
「Peserta」di hadapan Domba Putih terus bertanya, tapi Domba Putih hanya diam seribu bahasa dengan kedua pupilnya setengah tertutup.
Aku teringat perkataan Ular Putih bahwa 「Domba Putih mendesain game yang penuh celah, bisa melanggar aturan kapan saja」. Apa dia sengaja mengulur waktu?
“Ada apa dengan Domba Bumi ini?” beberapa orang di depannya berbisik-bisik, “Apa dia tidak mendengar kita?”
“Hei...” seseorang membuka mulut lagi, “Jangan diam terus.「Domba」kan jarang muncul... Kita susah payah menemukan「Domba Bumi」. Paling tidak tunjukkan game-nya dong?”
Domba Putih menutup mata sejenak, lalu membuka pupil abu-abu keputihannya: “Maaf, game ini sudah ada「tamu VIP」yang reservasi. Saya harus bagi jadwal. Sebelum peserta reservasi datang, kalian tidak bisa ikut.”
Baru sekarang kuperhatikan mata Domba Putih memang aneh - persis seperti kambing sungguhan dengan warna abu-abu keputihan dan pupil persegi panjang gelap gulita.
Dan……suaranya sepertinya juga berubah.
Karena konstruksi tenggorokan Domba berbeda dengan manusia?
“Reservasi……?” seseorang tertegun, “「game」mu juga perlu「reservasi」?”
“Benar, ini akan menjadi game yang belum pernah kalian lihat.” Domba Putih membuka mulut, “Aku akan memprioritaskan layanan untuk「tamu VIP」, bukan orang biasa.”
Domba Putih setelah selesai bicara sedikit memalingkan kepala, pandangannya tepat menembus kerumunan dan melihat aku serta Jiang Ruoxue.
“Mereka sudah datang.” Domba Putih berkata dengan nada lega, “Sekarang tolong semua menunggu sebentar, kalian bisa ikut batch permainan berikutnya.”
Aku dan Jiang Ruoxue buru-buru menerobos kerumunan dan mendekati Domba Putih. Dia mengangguk halus pada kami berdua, lalu berbalik membuka pintu gedung.
Setelah masuk, kami baru menyadari di sini sepertinya sebuah bank dengan luas area cukup besar. Bagian tengah gedung sudah di-reset, menyisakan lapangan kecil yang kosong melompong.
Di tengah lapangan dari kiri ke kanan berjejer 「12」 patung binatang yang terukir dari kayu. Di depan setiap patung terdapat sebuah meja.
Di atas meja tergambar dua garis vertikal yang membagi permukaan meja menjadi tiga bagian, masing-masing bertuliskan 「Menang」, 「Kalah」, dan 「Bunuh」.
Di antaranya, area 「Menang」 dan 「Kalah」 memiliki luas terbesar, sedangkan 「Bunuh」 menempati area terkecil.
Patung-patung hewan disusun dari tikus hingga babi, tampaknya seluruh「shio」terwakili di sini.
Di dasar setiap patung shio terdapat tiga lentera berwarna merah, putih, dan hijau.
Di bagian konter bank yang jauh, sebuah layar menggantung di「Bagian Atas」seperti elang yang mengawasi dua belas patung shio sambil berputar-putar di udara.
"Domba Putih..." Aku menyadarkan diri dan memanggil, "Apakah kami masih termasuk awal datang?"
"Setidaknya tidak terlambat." Domba Putih berkata, "Seandainya kalian tidak muncul, hari ini pasti aku akan diangkat「Zhu Que」karena lokasi game ku dipilih di persimpangan dengan「peserta」terbanyak."
"Aku tidak terlalu mengerti..." Jiang Ruoxue mengulurkan pinggangnya, "Kenapa tidak langsung mendesain「game tingkat bumi」yang stabil saja? Haruskah mengambil risiko menunggu kami berdua?"
“Kekayaan dicari dalam bahaya.” Domba Putih berkata, “Risiko tinggi tentu memberi imbalan tinggi. Sekarang sebagian besar game level 「Bumi」 menggunakan mekanisme rumit, atau meminta 「shio」 ikut langsung. Cara pertama lebih aman tapi perkembangannya lambat, cara kedua meski bisa mempercepat progres, sekaligus membuat diri terjerumus dalam bahaya. Karena aku sedang buru-buru, jadi tak bisa memilih kedua metode itu.”
“Jadi kau memilih 「Sebab-Akibat」?” Jiang Ruoxue memandang dua belas patung di lokasi, “Kau berniat membuat semua patung ini membawa 「Sebab-Akibat」?”
“Mengatakan 「Sebab-Akibat」 juga kurang tepat.” Domba Putih menjelaskan, “Aku hanya perlu hubungan logis paling sederhana.”
“Hubungan logis seperti apa?” Jiang Ruoxue bertanya.
Domba Putih berjalan mendekati patung 「tikus」, lalu membuka mulut: “Selanjutnya akan kuberitahu logikanya, kau yang pilih cara menerapkan 「Sebab-Akibat」.”
“Baik.”
“Patung ini mewakili 「tikus tanah」 yang paling dekat denganku.” Domba Putih berkata, “Dan aku membutuhkan ini memenuhi beberapa syarat berikut. Begitu game「tikus tanah」dimulai, lentera putih di bawah patung akan menyala. Jika dalam game ini「tikus tanah」menjadi pemenang, lentera merah akan menyala sendiri. Jika「peserta」yang menang, lentera hijau akan menyala sendiri. Dua belas patung di depan mata semuanya dikendalikan dengan logika ini.”
“Hah……?” Aku dan Jiang Ruoxue tertegun sejenak setelah mendengar, “Hanya ini?”
“Ini situasi normal.” Domba Putih menjelaskan, “Ada juga situasi khusus.”
“Silakan…” Jiang Ruoxue menyahut.
“Jika「shio」mati, tiga lentera akan berkedip-kedip bersamaan.” Domba Putih melanjutkan, “Durasi kedipan melebihi lima menit.”
Jiang Ruoxue mengangguk, lalu maju ke depan dan melihat lentera-lentera itu.
“Lentera-lentera ini… Apakah kabelnya sudah terpasang?” Dia bertanya, “Aku hanya bisa mengendalikan「Sebab-Akibat」, tidak bisa melakukan hal-hal supernatural. Tanpa listrik, lentera ini tak mungkin menyala.”
“Tentu saja.” Domba Putih berkata, “Semua lampu ini sudah terhubung dengan listrik, layar di belakangku juga bisa digunakan.”
“Lalu untuk apa layar di belakangmu itu?” Aku bertanya.
“Itu adalah cara bermain kedua dari game ini.” Domba Putih menjelaskan, “Pertama-tama tambahkan dulu 「Sebab-Akibat」 pada patung-patung ini.”
“Baik, ini tidak sulit.” Jiang Ruoxue mengangguk, matanya meneliti patung kayu di depannya bolak-balik.
Patung-patung ini tergolong cukup detail. Meski terbuat dari kayu ukiran, setiap binatang terlihat sangat hidup, bahkan bulu halusnya pun terukir sempurna.
Setelah Jiang Ruoxue berbicara beberapa patah kata pada setiap patung dari kiri ke kanan, beberapa lampu mulai perlahan menyala.
Saat ini, aku merasa bank ini bukan sekadar area permainan, melainkan lebih mirip papan catur raksasa.
Domba Putih setiap hari hanya perlu berdiri di lokasi ini, dia bisa mengetahui situasi 「12」「shio」 terdekat di sekitar.
Apalagi menurut logika ini, meski 「shio」 yang terdekat darinya 「mati」 karena dipertaruhkan, maka 「shio」 yang kedua terdekat akan menjadi 「jarak terdekat」, fasilitas permainan akan tetap berlaku.
Ditambah dengan meja-meja yang ditaruh di depan 「shio」, saya menduga area permainan Domba Putih kemungkinan besar adalah 「kasino」.
Ini adalah ide yang terlihat cukup inovatif, tapi bukan konsep yang sempurna.
Meski saya tidak tahu bagaimana cara membuatnya lebih baik, tapi kalau Domba Putih yang mendesain... seharusnya dia bisa menciptakan permainan yang lebih baik, kan?
