Setelah beberapa hari, aku kembali datang ke arena permainan Domba Putih.
Hari itu aku tertahan oleh suatu permainan, baru tiba di 「Bank Surgawi」 ketika senja mulai tiba.
Aku nyaris menabrak seorang pemuda berkacamata yang tampak berpendidikan, tapi sebelum sempat kulihat wajahnya, ia sudah berbisik 「maaf」 dan buru-buru pergi.
Sejak awal memang tak suka mengobrol dengan orang, jadi aku langsung mendorong pintu putar. Begitu masuk, kudapati suasana di dalam sangat ribut.
Biasanya di jam segini hadiah utama hari ini sudah diumumkan, dan 「Bank Surgawi」 pun memasuki jam tutup. Tapi aula bank ini justru dipenuhi 50-60 orang.
Mereka berkelompok kecil-kecil, berdiskusi dengan suara keras tentang sesuatu.
Sebagian terlihat bersemangat, sebagian lagi tampak panik. Seluruh aula kacau balau, persis seperti bank yang sedang bangkrut.
Aku berusaha menghindari pandangan semua orang, langsung menuju ke kantor Domba Putih.
“Kakak Domba……” Aku menutup pintu sambil kebingungan, bertanya dengan gugup, “Ada apa ini?”
Meski tahu kemampuan Domba Putih dan game yang direncanakannya mustahil menimbulkan kekacauan, kerumunan di luar pintu tetap ribut tanpa tanda-tanda akan pergi. Anehnya sampai sekarang tak ada yang berani menanyainya.
“Tidak apa-apa.” Domba Putih meneguk air dengan lembut, “Ada yang menang hadiah besar.”
“Menang… hadiah besar…?”
Kutarik nafas, lalu mengintip lewat celah pintu. Tampak kerumunan sedang menunjuk-nunjuk layar sambil memegang 「」dengan muka kecewa.
Ekspresi mereka menarik, seolah sedang menganalisis logika pemenang.
Mereka yakin dengan menelusuri pola pikir pemenang sebelumnya, cepat atau lambat giliran mereka akan tiba.
Ada juga yang terus menunjuk ke layar bertuliskan 「merah」 dan 「hijau」 untuk memberi tahu semua orang alasan pemenang memilih demikian. Tapi ini kan urusan probabilitas, meneliti data masa lalu sama sekali tidak berguna.
Apalagi... ini probabilitas yang dikuasai Domba Putih.
Jadi benarkah ada yang bisa menang hadiah besar di sini...?
Apakah orang itu berhasil memahami「game」Domba?
“Berapa banyak yang dimenangkan?” Aku「bertanya」.
“Dua ribu sembilan ratus butir,” jawab Domba Putih.
“Dua ribu sembilan ratus butir!” Aku terkejut, “Banyak sekali?!”
“Ya, memang pool hadiah sudah terakumulasi lama. Hampir tiga ribu butir pun tidak aneh,” kata Domba Putih dengan suara datar, seolah membicarakan hal tak penting.
Benar... kalau dipikir-pikir, pool hadiah berisi tiga ribu butir memang wajar...
Ini bukan berarti tiga ribu orang membeli「tiket lotre」. Karena keunikan「tiket lotre」, jika ingin「menang」, harus membeli baru setiap hari. Ini menyebabkan satu orang bisa terus melakukan pengisian ulang jumlah pool hadiah.
“Aturan ini juga akan membuat orang-orang salah mengira bahwa membeli 「tiket lotre」 adalah bentuk investasi.”
“Karena aku sendiri tidak ikut dalam game ini, jadi sama sekali tidak memperhatikan berapa jumlah 「Dao」 di pool hadiah... Tidak menyangka ternyata sudah sebesar ini...”
“Tukar satu butir 「Dao」 dengan 2.900 butir 「Dao」.”
“Ini konsep seperti apa?”
“Tapi bukankah ini akan sangat mempengaruhi keuntungan 「Bank Surgawi」?”
“Siapa yang 「menang hadiah besar」?” aku bertanya lagi,
“Orang yang cukup menarik.” Domba Putih berkata, “Dia sangat cocok untuk 「memenangkan hadiah besar」.”
Aku mengerutkan alis tipis, frasa “cocok” ini terlalu perlu diteliti.
Benar saja, Domba Putih sengaja membuat orang ini menang.
“Tapi kenapa...” aku mengungkapkan keraguanku, “Kak Domba, kalau sekarang ada yang menang 「hadiah besar」, apakah yang lain masih akan terus membeli 「tiket lotre」...?”
“Tidak masalah.” Domba Putih menjawab, “Kekayaan 「Bank Surgawi」 sudah tidak peduli dengan bisnis rendahan satu butir 「Dao」 ini.”
Jadi begitu... Aku hampir lupa hal ini.
Aku tiba-tiba mengerti cara Domba Putih.
Karena di sini saat mengumpulkan 3.600 butir 「Jalan」 akan terjadi pencucian kartu, maka Domba Putih harus menghindari pemberian 3.600 butir 「Jalan」 sekaligus. Jika tidak, aku akan di-reset, 「Jidao」 akan dihapus, bahkan reputasi Bank Surgawi yang telah dibangun akan menghilang.
Jadi dia harus bertindak saat 「Jalan」 terkumpul dalam jumlah tertentu, tapi dia harus memilih 「pemenang hadiah utama」 yang cocok.
Syarat yang harus dipenuhi 「pemenang hadiah utama」 ini banyak... Dia tidak hanya harus cukup cerdas, mampu melindungi 「Jalan」 dalam jumlah besar, tapi juga harus setuju untuk tidak melakukan reset ulang di sini.
Atau... si 「pemenang」 itu sendiri adalah bidak lain yang akan memusnahkan semua 「Jalan」 dalam jumlah besar itu, mengembalikan segalanya ke awal.
Tianlong punya cara pencucian kartunya sendiri, Domba Putih punya cara pencucian kartunya sendiri.
“Sekarang yang paling terdampak bukan Domba Putih maupun「pemenang」, melainkan para「peserta」di luar「pintu」yang memegang「tiket lotre」.”
Domba Putih memancing ikan dengan umpan, lalu mengambil kembali umpan itu dari perut ikan.
Sejak awal dia「menipu telanjang bulat」, menggunakan chip「peserta」untuk memikat「peserta」, lalu pada akhirnya mengambil kembali chip tersebut.
“Tapi bagaimana dia membawa pergi「Dao」sebanyak itu?” Aku tiba-tiba teringat pertanyaan ini, “2.900 butir... pasti memenuhi dua tiga karung besar, ya?”
“Dia membawa seorang pemuda luar biasa.” Domba Putih membuka mulut, “Pemuda itu bisa「menghilang」di hadapan semua orang sambil membawa「Dao」hanya dalam sekejap, sehingga menghindari perampokan sekaligus menunjukkan kemampuan dirinya.”
Aku mengangguk, dalam hati berpikir pasti orang tersebut adalah karakter dengan「pikiran yang detail」.
Orang yang berharap mendapat hasil tanpa usaha melalui「tiket lotre」secara alami bukanlah「orang hebat」. Di hadapan mereka, cukup tunjukkan sedikit kemampuan untuk bisa「keluar tanpa cedera」.
“Setelah menyaksikan kekuatan「pemenang lotre」, orang-orang yang tersisa hanya akan menyesali ketidakmampuan diri sendiri, juga mengeluh bahwa Dewa Nasib tidak memberkati mereka, namun tidak berani memiliki keinginan yang melampaui batas.”
“Jika tidak, sama seperti kehilangan istri dan pasukan, biayanya terlalu tinggi.”
“Untungnya Domba Putih masih memiliki bisnis「Bank Uang」. Selama「Bank Uang」tidak runtuh, Domba Putih akan selalu menjadi「shio」terkuat di sini.”
“Kalau begitu Kakak Domba…… apakah ke depannya Kakak masih akan terus menjual「tiket lotre」?” Aku bertanya lagi.
“Tidak bisa memastikan.” Domba Putih memicingkan mata sedikit, “Bukan hanya「tiket lotre」, mungkin bahkan bisnis「Bank Uang」juga harus dihentikan.”
“Ah……?!”
Perasaan seperti ini……
Perasaan dimana setiap kali kupikir sudah memahami apa yang dipikirkan Domba Putih, tiba-tiba hancur berantakan olehnya dalam sekejap……
Aku benar-benar sudah mengalami terlalu banyak kali!
“Me-mengapa demikian?”
Begitu kata-kata itu keluar, langsung kurasakan suaraku terdengar aneh.
Karena kusadari dari awal sampai akhir, tidak sekalipun aku berhasil menebak dengan benar langkah Domba Putih selanjutnya.
Tapi setiap hari aku mengira diriku adalah orang yang paling mengerti dia di seluruh 「Tanah Akhir」……
Sekarang kalau dipikir, apa sih yang sebenarnya aku tahu tentang dia?
“Karena「Bank Uang」terlalu terkenal.” Domba Putih berkata, “Ini akan mempengaruhi aksiku di hari-hari mendatang. Jika tak ada halangan, aku akan menurunkan popularitas Bank Uang secepat mungkin di masa depan.”
“Ini……” Setelah mendengar, seketika muncul ribuan pertanyaan di kepalaku, tapi sama sekali tak tahu harus mulai dari mana.
