Chen Junnan sekali lagi 「menerobos 「pintu」」.
Belum sempatnya menuangkan ketangguhan dan keperkasaannya sepenuhnya, sudah melihat Qi Xia baru selesai menjelaskan beberapa catatan penting kepada Tian Tian.
Tapi Tian Tian terlihat sudah pusing dibuatnya oleh pemikiran Qi Xia.
“Qi Xia... rencanamu ini... kau...” dia mengerutkan kening dengan ekspresi kebingungan, “logikamu ini juga terlalu...”
Tian Tian sepertinya ingin mengomentari pemikiran Qi Xia, tapi kata-katanya seperti bertabrakan di mulut, tak satu huruf pun bisa dikeluarkan.
“Jadi kamu berlatihlah sekarang.” Qi Xia berkata pada Tian Tian, “Kesempatan kita tidak banyak, mungkin hanya sekali.”
“Baik... Aku, aku tahu... Tenang saja...” Meski mulutnya mengucapkan 「tenang」, jelas Tian Tian masih ragu, “Aku akan segera berlatih...”
“Terima kasih.” Qi Xia membuka mulut.
“Hmm……?” Tian Tian memalingkan kepala, tampak bingung memandang Qi Xia, “Apa?”
“Aku bilang terima kasih.” Qi Xia mengulangi lagi.
Tiga karakter ini tidak hanya membuat Tian Tian sulit mencerna, bahkan Chen Junnan di samping terdiam beberapa 「detik」.
Dalam ingatannya, Qi Xia jarang mengucapkan tiga kata ini pada orang.
“Tidak perlu……” Tian Tian tersenyum getir, jelas belum pulih dari rencana kacau tadi, hanya bisa menimpali, “Aku belum melakukan apa-apa, mengatakan 「Terima kasih」 sekarang terlalu dini, kalau gagal nanti……”
“Bukan hanya hal ini.” Qi Xia berkata, “Sudah lama aku ingin berterima kasih padamu, hanya saja kamu tak pernah memberiku kesempatan.”
“Sudah lama……?” Tian Tian jelas tak bisa memahami, “Secara logika, kemampuanku terbatas, jumlah bantuan yang bisa kuberikan pasti tidak banyak...”
“Terlalu banyak.” Kata Qi Xia, “Aku takut kali ini akan sama seperti sebelumnya, setelah menyelesaikan tugasmu, kamu akan mencari tempat untuk mati diam-diam. Jadi aku ingin mengucapkannya lebih awal.”
“Ini...” Setelah mendengar, Tian Tian mengangguk setengah paham, tapi tak tahu harus berkata apa. Hanya terdiam selama beberapa 「detik」 sebelum berkata, “Kamu tidak perlu sungkan... Meski aku tak ingat pernah melakukan apa, pastinya tidak berbeda dengan kali ini, semuanya 「sukarela」.”
Setelah itu dia seolah teringat sesuatu, lalu menambahkan: “Bahkan jika harus mencari tempat untuk mati diam-diam, itu juga 「sukarela」.”
Qi Xia menarik napas panjang penuh makna setelah mendengar, seolah melepaskan simpul di hati yang tak terlihat.
“Kalau begitu aku pergi dulu.” Tian Tian berkata lagi.
“Tian Tian.” Qi Xia memanggil dengan suara bergetar pelan.
“Hmm……？”
“Aku ingin bertanya dengan serius untuk terakhir kalinya.” Dia melangkah maju, berkata dengan penuh kesungguhan, “Jika ada kesempatan untuk memulai kembali terhampar di depan mata, apakah kamu akan memilih kabur dari sini, kembali ke kehidupannmu?”
Tian Tian terpaku di tempat, jelas dia tak menyangka Qi Xia akan mengajukan pertanyaan ini di saat seperti ini.
Sorot matanya tertutup kabut 「kebingungan」 sesaat, namun beberapa saat kemudian kembali redup seperti abu mati.
“Aku tidak ingin…” Tian Tian membuka mulutnya pelan-pelan, “Mungkin aku sudah tidak memiliki yang disebut 「kehidupan」 lagi.”
Qi Xia menatap Tian Tian, kilatan simpati yang rumit melintas di matanya.
“Meski bisa membuat dirimu sendiri memulai kembali, kamu tetap tidak akan memilih untuk kembali melihat?”
Tian Tian menundukkan kepala, beberapa helai rambut depan terkulai persis menutupi ekspresi di balik alis-matanya, atau mungkin saat ini memang tak ada ekspresi sama sekali.
Chen Junnan juga terdiam sejenak pada saat ini, jika berbicara tentang aura yang dipancarkan Tian Tian pada saat ini, itu adalah ketegasan tanpa sedikitpun kerinduan terhadap seluruh「dunia nyata」.
Qi Xia dan Chen Junnan sama-sama tahu bahwa yang berputar-putar dalam benak gadis di depan mata ini bukanlah keraguan「haruskah kembali ke dunia nyata」, melainkan kebimbangan「bagaimana cara menolak agar tidak terlihat tidak sopan」.
Di「Tanah Akhir」terdapat beberapa orang seperti Tian Tian yang merasa panik terhadap「dunia nyata」. Tapi「keengganan」ini biasanya hanyalah kepura-puraan, bagaimanapun orang-orang di「Tanah Akhir」pada dasarnya tidak punya pilihan lain, akhirnya hanya bisa membius diri sendiri dengan mengatakan「tidak ingin keluar」.
Jika diberi satu kesempatan untuk memilih secara sengaja, mayoritas orang masih akan ragu.
Chen Junnan dan Qi Xia sejak awal tidak pernah melihat keraguan semacam ini pada Tian Tian, baik saat dia masih menyimpan ingatan, maupun ketika muncul di sini dalam kondisi baru, dia sama sekali tidak pernah merindukan apapun dari 「dunia nyata」.
Beberapa 「detik」 kemudian, dia membuka mulut: "Maafkan aku, bagaimanapun juga, mari kita menangkan 「game」 ini dulu."
Qi Xia terdiam sejenak, harapan yang sebenarnya tidak pernah ada pun menghilang: "Baiklah."
Tian Tian mengangguk, berbalik badan dan membuka pintu ruangan, persis bertemu dengan Pengacara Zhang dan Zheng Yingxiong yang sedang kembali.
Trio itu bertukar sambutan singkat, lalu Tian Tian masuk ke ruangan dan mengunci pintu, tak tahu sedang sibuk dengan apa.
Pengacara Zhang dan Zheng Yingxiong terkejut sejenak saat melihat Chen Junnan, lalu mundur setengah langkah.
"Adik kecil... Ini..." Zhang Chenze menoleh ke arah Zheng Yingxiong.
Setelah mencerna beberapa saat, Zheng Yingxiong pun berkata kepada Chen Junnan: "Kakak, apa kamu sudah mendapatkan 「karakter」?"
Chen Junnan terhenti sejenak setelah mendengar, ucapan yang awalnya ingin disampaikan pada Qi Xia ditelan kembali, lalu menoleh ke Zheng Yingxiong dengan wajah serius.
"Ada apa?" tanya Zheng Yingxiong.
"Bangsat... Perempuan itu sampai menyamar jadi anak kecil?" Chen Junnan menunjukkan ekspresi jijik yang nyata, "Noona Zhang lepaskan cepat, nanti dia menggigitmu."
"Hah...?" Zheng Yingxiong merasa ada kesalahpahaman, "Ti-Tidak..."
"Sini-sini." Chen Junnan maju beberapa langkah, "Kalau berani, salurkan ke aku. Ke mana kau sembunyikan si anak kecil arogan itu? Gila ya, tidak bisa lawan orang dewasa jadi ganggu anak-anak?"
"Mungkin ada kesalahpahaman..." Zhang Chenze buru-buru menjelaskan, "Chen Junnan, tadi kami bertemu orang yang menyamar sebagaimu. Adik Pahlawan yang berhasil menembus tipuannya. Selama ini kami tidak pernah terpisah, jadi dia bukan palsu."
“Hah?” Chen Junnan tertegun setelah mendengar, “Tidak benar, kan... Noona Zhang, kau tahu apa panggilan anak ini padaku barusan? Aku sudah kenal dia berhari-hari, tak sekalipun dia memanggilku 「Kakak」, ini sama absurdnya dengan hujan jus kedelai dari langit?”
“Aku sedang menguji dirimu.” Zheng Yingxiong berkata dengan kesal, “Kau malah asyik mengujiku di sini, sungguh tak tahu siapa yang lebih merepotkan...”
“Dasar nak sialan...” Chen Junnan menghela napas, “Laozi juga trauma akibat 「transformasi」 tadi, berhati-hati itu tak ada ruginya, kan?”
Qi Xia menatap Chen Junnan setelah mendengar, bertanya pelan: “Kali ini dapat apa lagi?”
“Ah! Iya, Lao Qi!” Chen Junnan mengabaikan Pengacara Zhang dan Zheng Yingxiong, menoleh sambil berkata, “Kau tak tahu peristiwa hebat apa yang baru saja Laozi lakukan...”
Sambil bicara, dia mengeluarkan sebuah 「karakter」 dari saku, mengulurkannya di depan Qi Xia.
「」.
