Qi Xia mengambil 「api」 dari Pengacara Zhang, mendapat satu poin di layar, lalu meminta 「tas」 darinya lagi dan menyusun 「Meriam」.
Sampai saat ini total tiga belas poin.
Qi Xia menundukkan kepala mempelajari karakter 「tas」, menemukan bahwa seperti karakter 「delapan」, meski secara teori bisa dipisahkan, tapi dalam game ini terpatri rapat, bahkan sedikit tenaga tak bisa memisahkan sama sekali.
"Tampaknya 「karakter」 dalam game ini sudah dihitung." Kata Qi Xia, "Bukan setiap 「karakter」 bisa dipisahkan tanpa batas."
"Bukan begitu?" Kata Chen Junnan, "Qinglong si pencuri tua itu tak mau kita menang terlalu cepat tapi juga tak mau kita kesulitan menang."
Qi Xia mencoba mengkombinasi ulang 「karakter」 yang ada, menemukan tak ada kemungkinan susunan lain lagi.
Kecuali「」milik sendiri dan「」Qiao Jiajin, sisanya「karakter」meski bisa direbut skornya sangat minim.
Yang terpenting sekarang adalah merebut「」di tubuh Zhang Shan dan「」di tubuh Kim Wonhoon.
“Jadi apa kamu melihat karakter「dalang」di layar Chu Tianqiu……？” Qi Xia tiba-tiba mengubah topik dan bertanya lagi.
“Eh……”
Chen Junnan merasa Qi Xia sengaja mempersulit dirinya. Meski sempat melihat layar lawan, itu pun hanya sekilas.
Dia bahkan tidak yakin apakah bisa sampai ke「area persiapan」lawan, apalagi menghafal karakter di layar mereka sebelumnya?
“Sepertinya tidak ada…… atau mungkin ada……” Chen Junnan bergumam, “Seharusnya suruh Tianqiu minggir, biar Laozi lihat lebih detail.”
“Tidak apa.” Kata Qi Xia, “Kamu bisa membawa pulang sebuah「」sudah membuktikan kepura-puraanmu bagus. Cari kesempatan untuk melihat lagi saja.”
“Ha…… Laozi juga berpikir begitu.” Chen Junnan mengangguk sambil tersenyum.
“Ingat untuk menghindari semua orang.” Qi Xia menambahkan, “Karena identitas aslimu bukan Xu Liunian, saat kamu dan lawan masuk ke Ruangan secara bersamaan, game akan secara paksa terpicu.”
“Sepertinya tak terhindarkan. Aku baru saja beruntung tidak bertemu orang dari tim lawan.” Chen Junnan berkata, “Tapi pasti mereka akan menggunakan trik ini untuk menguji apakah aku Xu Liunian asli atau palsu. Mereka tak menyangka, begitu berada di Ruangan yang sama dan tahu aku palsu, terpaksa masuk ke「pintu yang berbeda」. Serangan bunuh diri ala Laozi ini pasti bikin tim lawan kacau balau.”
“「Bunuh diri」 tak perlu.” Qi Xia menjawab, “Cukup「serangan」 saja.”
“Boleh juga.” Chen Junnan mengangguk, “「Serangan」 dulu, soal bunuh diri baru dibahas nanti.”
“Baik.” Qi Xia menoleh ke Zhang Chenze dan Zheng Yingxiong, “Sekarang personel di「garis terdepan」 berkurang. Kalian terus hadang yang lain, jangan beri kesempatan mereka masuk ke「area persiapan」 kita.”
Chen Junnan secara alami mengerti maksud Qi Xia, game ini begitu bisa masuk ke 「area persiapan」 tim lawan, sama sekali tak perlu menghancurkan layar mereka, cukup melihat 「karakter」 di layar mereka, pasti sudah bisa dianggap sebagai informasi yang menguntungkan.
Contohnya karakter 「meter」 di layar Qi Xia, sampai sekarang Chen Junnan masih tak paham bagaimana cara mengumpulkannya.
Tapi begitu Xiao Chu melihat karakter ini, pasti bisa memikirkan cara untuk meniru tingkahnya.
“「Api」 biarlah tetap di sini, 「benteng」 terus dibawa oleh Zheng Yingxiong.” Qi Xia berkata, “「Area persiapan」 tidak boleh menyimpan 「karakter」, saat ini di tubuhku ada tiga bagian: 「」, 「」, 「api」, satu 「karakter」 bisa terdiri dari tiga komponen, jadi menyimpan tiga bagian seharusnya tidak dianggap sebagai 「pelanggaran」.”
“Yakin?” Chen Junnan bertanya, “「Jangan」 kubantu bagi 「api」?”
“Kamu dan Zheng Yingxiong saat ini masing-masing memiliki dua karakter. Kamu membawa 「tas」 dan 「sapu tangan」, sementara dia membawa 「benteng」 dan 「benteng」. Secara logika tidak dianggap aman.” Qi Xia berkata, “Tapi segala sesuatu harus menyisakan 'hati'. Jika benar-benar melakukan taruhan dengan lawan, jangan sekaligus mengeluarkan semua 「karakter」. Cari cara membuat mereka percaya kalian hanya membawa satu 「karakter」.”
Tiga orang itu masing-masing mengangguk, sementara Qi Xia menyimpan tiga radikal 「bukit」, 「delapan」, dan 「api」.
Sekarang 「karakter」 di tubuh tim lawan bisa ditebak sekitar 80-90%.
Yang bisa dipastikan, Kim Wonhoon membawa 「bidak」 sementara Chu Tianqiu menggenggam 「jenderal」. Dua 「karakter」 dengan fungsi terbesar ini dipegang oleh dua orang yang paling sulit direbut.
Xu Liunian yang memerankan Chen Junnan berhasil ditembus oleh Zheng Yingxiong lalu dirampas 「karakter」-nya, jadi dia sekarang adalah 「benteng」.
Yan Zhi Chun memberikan sebuah 「tas」 kepada Chen Junnan, sehingga dia adalah 「meriam」. Kini dia menyisakan satu 「batu」.
Dengan logika yang sama, di antara orang-orang pertama yang berhasil 「Lewati Sungai」 ada Wen Qiaoyun. Dia dan Han Yimo memulai pertarungan lalu memasuki 「pintu」. Kini bidak yang tersisa untuk menyeberangi sungai hanyalah 「kuda」, jadi Wen Qiaoyun adalah 「kuda」.
「Karakter」 yang tidak penting ini menyebabkan kemenangan atau kekalahan antara dia dan Han Yimo sama sekali tidak menjadi masalah.
“Adapun sisanya……” Qi Xia menyipitkan matanya sambil mencerna, merasa situasinya tidak sulit dianalisis.
「Karakter」 yang belum terungkap dari tim lawan hanya tersisa 「gajih」 dan 「shi」.
Sedangkan anggota tim lawan yang belum terkonfirmasi identitasnya hanya Dokter Zhao dan Zhang Shan.
Dokter Zhao pasti tidak mungkin membawa 「shi」 di tubuhnya, karena sifat pengecut dan lemahnya berisiko membuatnya langsung kalah dalam mempertahankan 「karakter」 ini.
Jadi 「karakter」 yang dibawanya adalah 「gajih」 yang tidak terlalu berguna.
Sedangkan 「shi」 yang tersisa… dipegang oleh gunung tak tergoyahkan itu.
Saat ini ada seseorang yang bersiap meruntuhkan gunung itu.
……
Qiao Jiajin sudah menyelesaikan pemanasan. Saat menoleh, dia melihat seorang Chen Junnan membuka pintu tim mereka dan melangkah ke 「Sungai」.
“Junnan-zai，lagi 「Menembus Dinding」?” Qiao Jiajin bertanya.
“Lao Qiao，kali ini bukan sekadar 「Menembus Dinding」.” Chen Junnan berkata, “Kali ini aku mau menembus 「hati」 lawan.”
“En? Hebat juga.”
“Baru saja ada gerakan di seberang?” Chen Junnan menanyakan.
“Konkretnya maksudmu apa?”
“Bisa pastikan Ruangan mana yang ada orangnya?” Chen Junnan berkata, “Laozi mau jalan-jalan ke seberang nih. Kalau pas buka pintu langsung ketemu orang kan repot.”
“Aku berdiri di 「Sungai」 jadi nggak keliatan.” Qiao Jiajin menjawab, “Cuma tahu perempuan Qiao Yun ada di Ruangan belakangku, lagi main game sama Anak nulis.”
“Xiao Han 80% nggak bakal menang.” Chen Junnan berkata, “Mereka masuk ke 「Hai」 yang dasarnya game 「nasib」. Wen Qiaoyun otaknya encer, meski suit jari juga bisa menang pake strategi.”
“Aku juga nggak tahu...” Qiao Jiajin menggelengkan kepala, “Tapi Anak nulis kan masih punya 「Gema」?”
“Bodohnya「Gema」itu… kalau tidak diaktifkan masih mungkin menang, tapi begitu diaktifkan langsung menyatakan kekalahan.” Chen Junnan membuka mulut, “Dalam game, satu-satunya「bencana」yang bisa dia panggil adalah「kegagalan」, soalnya semakin dia takut「gagal」, semakin mudah dia「gagal」.”
Saat mereka sedang berbicara, sebuah pintu di seberang perlahan terbuka. Zhang Shan dan Yan Zhi Chun berdiri di dalamnya.
