Setelah berguling, Chen Junnan merasakan sakit yang menusuk di seluruh tubuhnya, dalam hati telah memaki Qiao Jiajin dan Zhang Shan sepuluh ribu kali.
“Kalian berdua bertarung ya bertarung…… Ngapain juga pukulannya sekeras ini…… Bangsat……”
Chu Tianqiu melangkah maju lagi, menemukan kondisi Chen Junnan lebih buruk dari sebelumnya. Meski tak bisa masuk ruangan untuk langsung menghabisinya, rantai yang dilemparnya kali ini mustahil dihindari.
“Batuk-batuk……”
Tepat saat Chu Tianqiu sedang bersiap melancarkan serangan lagi, ia mendengar suara batuk juga datang dari belakangnya.
Dia sedikit mengerutkan alis, menoleh untuk memandang Qiao Jiajin.
“Bangsat…… Sakit sekali……” Qiao Jiajin menarik napas dalam-dalam, perlahan membuka mata. “Lapar nih……”
“Ah…… Dasar Lao Qiao, akhirnya kau sadar……” Chen Junnan yang terbaring di ruangan lain berteriak kencang. “Ayo! Tampar dia!!”
“Mie……？” Qiao Jiajin menemukan kelopak matanya sepertinya tidak terlalu bengkak, rasa Sakit di tubuhnya juga berkurang lebih dari separuh, tapi sebenarnya situasi apa ini sekarang?
Dia membuka mata hanya melihat kegelapan gulita di udara, sensasi seluruh tubuhnya juga agak seperti dalam kekacauan.
“Xiao Chu! Xiao Chu bersiap membunuhnya kita berdua... kamu cepat pakai skill sialanmu itu untuk netralisir sihirnya...” Chen Junnan berteriak sambil batuk-batuk, “Begitu bocah ini kehilangan 「Tian Xingjian」, Laozi sendiri yang akan bangun untuk gebuk dia...!”
Qiao Jiajin bereaksi beberapa 「detik」 baru ingat di mana dirinya berada, juga batuk beberapa kali lalu perlahan membuka mulut: “Tianqiu...? Oke... Tianqiu, kamu tidak boleh...”
Chu Tianqiu setelah mendengar langsung merasa situasi memburuk, segera mengangkat tangan kanan, niat membunuh berkobar-kobar di seluruh tubuhnya, langsung menyambar leher Qiao Jiajin.
Tapi「detik berikutnya」kesadarannya bingung selama setengah detik, tubuhnya juga tak terkontrol, kini dipaksa berbelok ke arah Chen Junnan, lalu melesat ke Ruangan tempat Chen Junnan berada.
Untungnya Chu Tianqiu cukup rasional, langsung menyadari situasi tidak beres, langkah yang sedang maju pun dihentikan.
Sesaat tadi... niat membunuh Qiao Jiajin dalam benaknya tiba-tiba berubah menjadi niat membunuh Chen Junnan, situasi aneh macam apa ini?
Jika dia tidak segera menghentikan langkah, sekarang mungkin sudah terkunci di Ruangan yang sama dengan Chen Junnan.
"Hehe..." Chen Junnan tertawa di Ruangan lain, "Kali ini Laozi benar-benar menanggung kematian Lao Qiao, terimalah nasibmu Xiao Chu."
"...Kamu tidak boleh curang." Qiao Jiajin terbata-bata menyelesaikan kalimatnya.
Begitu suara itu menghilang, kilatan cahaya melesat, tubuh Chu Tianqiu meledakkan taburan bintang.
Saat taburan bintang mereda, suasana pun perlahan tenang.
“Bisa dibilang cukup mumpuni.” Chu Tianqiu mengepal tinjunya, merasakan dengan jelas bahwa 「kekuatan dewa」 telah menghilang.
“Xiao Chu... Masih belum mau menyerah?” Chen Junnan berteriak dari ruangan lain, “Laozi cuma pakai tipu muslihat kecil, tapi kamu sudah kehilangan 「Gema」... Lebih baik cepat-cepat menyerah, Bangsat!”
“Aku yang menyerah?” Chu Tianqiu terdiam sejenak, lalu tersenyum, “Apa mungkin yang kehilangan layar adalah kalian, bukan aku?”
“Eh……”
Chen Junnan baru menyadari bahwa menghilangkan 「Gema」 Chu Tianqiu hanya berhasil menjaga nyawa mereka berdua, tapi tidak memberi bantuan berarti bagi pertandingan ini.
“Hanya bisa dibilang kalian beruntung.” Chu Tianqiu berkata, “Setelah efek 「Pò Wàn Fǎ」 berlalu aku akan kembali. Jangan lupa aku juga punya 「Pò Wàn Fǎ」. Asal aku bisa lebih dulu menghilangkan kemampuan Qiao Jiajin, takkan ada yang bisa menghentikanku.”
“Bangsat...” Chen Junnan menggerutu, “Xiao Chu, kamu benar-benar gila. Bukannya ini cuma permainan menyusun karakter? Taktikmu adalah membantai habis-habisan di sini untuk menang?”
“Permainan intelektual murni mungkin aku bukan lawan Qi Xia.” Chu Tianqiu berkata, “Tapi kalau soal「kemampuan」, belum tentu aku lebih buruk darinya. Selama bisa mendapatkan kemenangan, semuanya adalah cara yang bisa digunakan dalam game ini.”
Setelah selesai bicara, Chu Tianqiu menatap Han Yimo: “Nanti bahkan kamu juga akan「mati」, bersiaplah.”
“Ah? Aku?!”
Han Yimo merasa「hati」-nya hampir hancur. Dirinya yang sudah bekerja keras untuk tim Chu Tianqiu, bahkan menyerahkan dua「karakter」secara berturut-turut, akhirnya malah mendapat akhir seperti「Anjing mati yang dibuang setelah berburu」?
Melihat Chu Tianqiu berbalik meninggalkan「area persiapan」, Chen Junnan dan Qiao Jiajin tahu tak ada cara menghalanginya sekarang. Mereka hanya bisa membiarkannya melintasi mereka lalu memasuki ruangan Wen Qiaoyun dan mengunci pintu.
“Qiaoyun...” Chu Tianqiu berkata, “Aku punya firasat buruk.”
“Ada apa, Tianqiu...?” Wen Qiaoyun bertanya, “Bukankah rencana kali ini berjalan sempurna?”
“Kita punya rencana kita, Qi Xia pasti juga punya rencananya sendiri.” Chu Tianqiu membuka mulut, “Untuk berjaga-jaga, aku masih perlu kamu pertimbangkan hal yang kubicarakan denganmu tadi malam.”
“Tadi malam……” Weng Qiaoyun mengangguk dengan raut wajah rumit setelah mendengar, “Maksudmu taruhan dengan 「Naga Bumi」……?”
“Tepat.” Chu Tianqiu berkata, “Entah nanti kita menunjukkan kekalahan telak, atau aku mati, layar dihancurkan—selama kamu bisa mengucapkan kalimat itu, game akan mengubah 「aturan」. Itu mungkin satu-satunya 「jalan keluar」 kita.”
“Baik…… Aku…… Aku mengerti.”
……
Qiao Jiajin menyeret tubuhnya yang kelelahan untuk berdiri, berjalan pincang menuju ruangan tempat Chen Junnan berada. Hanya dengan sekali pandang, dia langsung terkejut.
“Bangsat! Junnan-zai!” Qiao Jiajin buru-buru maju membantu Chen Junnan bangkit, “Siapa yang memukulmu sampai jadi 「kepala babi」? Tianqiu-zai kah?”
“Eh……” Chen Junnan menyadari ini benar-benar sulit dijelaskan, “Xiao Chu pasti tidak mungkin memukulku seperti ini… Lebih tepatnya ini akibat ulahmu daripada dia.”
“Mie?” Qiao Jiajin berkedip perlahan, “Junnan-zai, kamu ngomong apaan sih… Kok bisa aku yang mukulin kamu sampai kayak gini?”
Chen Junnan tertegun, merasa masih tidak bisa memberitahu Qiao Jiajin bahwa dirinya telah mengaktifkan 「Pengganti Dosa」. Jika tidak, begitu dia bilang 「Jangan curang」, luka-luka di tubuh ini akan kembali utuh seperti semula.
“Masuk akal juga.” Chen Junnan menggelengkan kepala, “Setidaknya anggap saja Zhang Shan yang mukulin.”
“Si Badak yang mukulin…?” Qiao Jiajin sepertinya teringat sesuatu, “Junnan-zai, tadi aku terlalu asyik bertarung sama Si Badak sampai nggak sadar, ternyata kamu juga ada di lokasi?”
“Eh… Lao Qiao jangan banyak nanya.” Chen Junnan membuka mulut, “Makin banyak ditanya aku makin malu.”
“Baiklah.” Qiao Jiajin tersenyum malu, “Apa perlu aku bantu kamu duduk? Dari wajahmu kayak habis berantem sama Si Badak. Aku sekarang segar bugar, sama sekali nggak lelah!”
“Bangsat… Masih berani bilang nggak lelah…” Chen Junnan berkata, “Cepat bantu Laozi duduk sebentar… Waduh, pusing.”
“Baik, baik, semangatlah! Junnan-zai!!”
Qiao Jiajin buru-buru mengantar Chen Junnan kembali ke 「area persiapan」, namun melihat Han Yimo berdiri di sini dengan raut wajah yang rumit.
“Xiao Han... Ada apa denganmu?” Qiao Jiajin bertanya, “Kenapa ekspresimu seperti kehilangan jiwa?”
“Aku...” Han Yimo tahu dirinya tidak kehilangan jiwa, melainkan kehilangan faksi.
“Ah! Aku hampir lupa!” Chen Junnan maju ke depan dan menepuk bahu Han Yimo, “Xiao Han, jangan berpikir macam-macam. Aku curiga tadi itu adalah ujian terakhir Chu Tianqiu untukmu. Selama kamu bertahan kali ini, pasti akan berhasil!”
