“Chu Tianqiu... Meski aku tidak mengerti prinsip「keterampilan」, tapi aku mungkin tahu prinsip「Gema」.”
Yan Zhi Chun berkata: “Jika orang bernama Tian Tian itu bisa「memperbaiki layar」, secara teori dia juga bisa menciptakan「karakter」tanpa dasar...lah?”
Setelah mendengar ini, Chu Tianqiu mengangguk: “Benar.”
“Lalu bukankah tim lawan bisa mengumpulkan 28「karakter」dengan mudah?” Yan Zhi Chun merasa ada celah logika dalam situasi ini, “「Karakter」jelas lebih sederhana daripada「layar」, kalau bisa memperbaiki「layar」kenapa tidak membuat「karakter」?”
Chu Tianqiu berdiri tegang setelah mendengar, merasa pola pikir Yan Zhi Chun mirip dengan Wen Qiaoyun, logika mereka bisa melengkapi kekurangan dalam penalarannya sendiri.
“Ada kemungkinan langka.” Chu Tianqiu membuka mulut, “Yaitu Tian Tian lebih memahami konstruksi「layar」.”
“Asumsi perkataanmu benar, Tian Tian lebih memahami 「layar」 dibandingkan 「karakter」, maka tingkat kesulitan perbaikan kali ini tetap tinggi.” Yan Zhi Chun berkata, “Pertama, harus dipastikan gadis bernama Tian Tian itu benar-benar bisa memperoleh 「Gema」. Kedua, Qi Xia harus menebak bahwa kau benar-benar akan menghancurkan 「layar」, lalu meminta Tian Tian melakukan restorasi tanpa kesalahan sedikit pun. Apalagi yang kau hancurkan bukan layar biasa, melainkan layar sentuh yang bisa menulis. Apakah Qi Xia akan mempertaruhkan hasil akhir permainan pada kemungkinan sekecil ini?”
Chu Tianqiu termenung lama memikirkan kelayakan rencana ini. Jika ini adalah langkah strategis melawan Qi Xia, maka ia harus mempercayai hal-hal yang awalnya terlihat mustahil.
Bisa saja Qi Xia benar-benar mengantisipasi langkah ini, dan sudah menyuruh Tian Tian melatih 「Gema」-nya sejak dini. Soalnya selama ini tak pernah ada kabar tentang siapa pun yang masuk ke area permainan bersama Tian Tian, ini membuktikan dia terus aktif bergerak, tapi tidak berada di 「area persiapan」.
Lalu di mana lokasinya?
“Jika benar-benar mengasumsikan Tian Tian bisa memperbaiki layar... Aku harus pergi ke sana.” Chu Tianqiu berkata.
Yan Zhi Chun juga tidak tahu bagaimana menasihati Chu Tianqiu, namun kondisi saat ini sangat menyulitkan kedua pihak. Sebelum Naga Bumi mengumumkan hasil game, tidak ada yang bisa memperkirakan siapa pemenangnya.
Tian Tian yang sudah lama tidak terlihat justru menjadi pisau yang mengarah ke leher Chu Tianqiu. Selama kemampuannya belum terungkap, Chu Tianqiu tak akan pernah bisa tenang.
Chu Tianqiu menghela napas: “Yan Zhi Chun, apa kamu tidak sadar bahwa Qi Xia... Benar-benar mengerikan?”
Yan Zhi Chun tertegun sebentar: “Bagaimana maksudmu?”
“Semua orang di faksinya memainkan peran penting dalam game ini.” Chu Tianqiu menjelaskan, “Qi Xia bertugas mengatur strategi keseluruhan, Qiao Jiajin bertugas menjatuhkan Zhang Shan, Chen Junnan bertugas mengeksekusi taktik. Awalnya kupikir hanya mereka bertiga yang akan menunjukkan kemampuan terbaik, tapi ternyata penyebab kekalahan kita justru datang dari anggota lain yang tersisa.”
“Termasuk anak kecil itu……？” Yan Zhi Chun bertanya lagi.
“Benar, termasuk Zheng Yingxiong.” Chu Tianqiu membuka mulut, “Baru saja kusadari Chen Junnan, Han Yimo, Qiao Jiajin semuanya telah memperoleh 「Gema」. Aku selalu tak paham mengapa tim lawan bisa mendapatkan sugesti diri yang stabil dalam waktu singkat. Tapi saat kuingat kemampuan Zheng Yingxiong, barulah aku tersadar. Mereka tak perlu melakukan sugesti diri pada setiap orang, cukup Zheng Yingxiong yang memberikan penjelasan eksplisit.”
“「Penjelasan eksplisit」……？”
“Awalnya setiap orang harus berbohong untuk menipu diri sendiri, sekarang cukup Zheng Yingxiong yang berbohong.” Chu Tianqiu menjawab, “Menyederhanakan tugas sulit secara drastis, benar-benar memanfaatkan setiap orang sesuai kemampuannya.”
Saat itu Yan Zhi Chun baru menyadari pemahamannya tentang game ini masih sepihak. Karena terus bertarung di garis depan dan terus merebut 「karakter」 dari lawan, ia sama sekali tak tahu bagaimana kedua panglima utama menyusun strategi.
“Selain itu ada Zhang Chenze yang bisa sendirian memasuki 「area persiapan」 musuh, melakukan pengurangan poin dengan tangan tidak gemetar dan hati tidak panik.” Chu Tianqiu melanjutkan, “Sekarang masih tersembunyi senjata mematikan terakhir, Tian Tian yang bisa menggunakan 「keterampilan」 untuk menjamin tim tidak kalah.”
Chu Tianqiu semakin berbicara semakin pasrah, menggelengkan kepala dengan senyum pahit: “Bahkan mata-mata Han Yimo yang kita kirim, keberadaannya justru mengarahkan kita pada kegagalan... Bagaimana bisa ada tim yang sedemikian komprehensif? Bandingkan dengan rekan setim kita... Beroperasi sendiri-sendiri, memiliki pikiran masing-masing. Ketika menyadari semua orang di seberang sedang mengeluarkan kemampuan mereka, seberapa tajam pisau yang dibutuhkan untuk membuka celah di tim ini, agar kita bisa melihat cahaya kemenangan?”
Yan Zhi Chun menggelengkan kepala setelah mendengar. Dia tahu persis seperti yang dikatakan Chu Tianqiu, tujuh orang di seberang bagai dinding yang rapat tanpa celah. Meski dari permukaan tak terlihat kerjasama, tapi semua orang berjuang untuk 「kemenangan」. Tujuh orang mengaktifkan serangan dari tujuh titik, membentuk situasi yang ada sekarang.
“Aku juga tidak ahli dalam seni memanfaatkan orang, hanya saja selalu ada yang membantuku.” Yan Zhi Chun berkata.
“「Selalu ada yang membantumu」tidak dihitung sebagai seni memanfaatkan orang?” Chu Tianqiu tersenyum, “Sering kali aku juga berharap ada yang bisa membantuku, sayangnya di setiap fase selalu sama, tak ada yang mengerti apa yang kulakukan saat ini. 「Jidao」bisa bertahan hingga hari ini, mungkin memang ada yang membantumu, tapi kontribusimu tetap tak ternilai.”
“Ha.” Senyum tipis yang langka muncul di wajah Yan Zhi Chun, “Seandainya dulu aku mengunjungi 「Surga Firdaus」lebih awal, berbincang semalaman denganmu tentang seni memanfaatkan orang.”
“Sekarang sudah terlambat.” Chu Tianqiu membuka mulut, “Saat kau menginjakkan kaki di 「Surga Firdaus」, tempat itu sudah seperti senar busur yang sudah melengkung maksimal.”
“Baik.” Yan Zhi Chun mengangguk, “Lalu sebagai senar busur yang 「sudah melengkung maksimal」, apa yang akan kau lakukan sekarang?”
“Qi Xia sudah menyumbat semua jalan.” Chu Tianqiu berkata, “Jika aku tidak pergi ke「sungai」untuk menentukan pemenang terakhir dengannya, hasil selanjutnya tidak akan berada di tanganku maupun tangannya, malah berada di tangan Qinglong. Ini sama saja dengan kalah.”
“Kalau pergi… tidak akan gagal?”
“Setidaknya ada probabilitas menang.” Chu Tianqiu melanjutkan, “Jangan lupa… mata-mata yang bersembunyi di tim Qi Xia belum menunjukkan diri. Kucurigai ini juga merupakan metode membunuh.”
Yan Zhi Chun menghela napas setelah mendengar. Dia tahu Chu Tianqiu tidak mempercayainya, jadi penjelasan sia-sia. Hanya bisa berbisik: “Baiklah.”
“Lagipula jika benar-benar kalah…” Chu Tianqiu menambahkan, “Aku masih punya「pemain cadangan」.”
……
Begitu tiba di「area persiapan」, Chen Junnan dan Qiao Jiajin langsung menyeret tubuh terluka mereka untuk menceritakan kejadian tadi pada Qi Xia.
Qi Xia hanya mengangguk dengan suara datar, seolah sudah menebak situasi saat ini secara umum. Dia menenangkan Qiao Jiajin dan Chen Junnan, lalu memberitahu mereka bahwa 「game」 akan segera berakhir.
Sekarang kita hanya perlu bertaruh sendiri dengan Chu Tianqiu di detik-detik terakhir.
"Bukan begitu, Lao Qi..." Chen Junnan membuka mulut, "Layar kita sudah rusak... Benarkah kita masih bisa menang?"
"Bisa." Qi Xia mengangguk, "Seperti saat Chu Tianqiu datang menghancurkan layar kita, ada banyak cara untuk menang. Tidak harus menggunakan 「karakter」 untuk mencetak skor."
"Eh!" Chen Junnan maju mendekat dan berbisik ke Qi Xia, "Aku baru ingat, bukankah kita masih punya Zhang Lijuan di sini...? Apakah dia bisa membantu memperbaiki layar?"
Qi Xia menggelengkan kepala pasrah setelah mendengar: "Sayang sekali... 「Gema」 Tian Tian sekarang belum cukup kuat. Juga tidak ada waktu lagi untuk membuatnya kuat kembali. Lagipula jika ada kesalahan dalam perbaikan layar, kita bahkan akan kehilangan 「layar yang rusak」."
“Tidak bisa memperbaiki layar……Lalu apa yang dia lakukan sekarang?” Chen Junnan bertanya.
“Dia memiliki tugas lain yang perlu diurus.”
Chen Junnan merasa bimbang di hati setelah mendengar ini.
Dalam game ini, Zhang Lijuan tidak perlu membuat 「karakter」 maupun layar……Lalu tugas apa lagi yang dimilikinya?
Dia hanya ingat Qi Xia sudah mengirim Zhang Lijuan sejak awal permainan. Apakah 「tugas」 itu sudah dimulai sejak saat itu?
