“Sama seperti situasi yang Baru saja terjadi ini.”
Qinglong melanjutkan: “Jika memilih empat belas orang terlebih dahulu baru memikirkan gelar, sangat mungkin aku akan condong ke 「Xiangqi」. Bukankah ini tepat waktu?”
“Kamu menyebut ini 「tepat waktu」……?”
“Tapi bicara soal ini……” Qinglong menghela napas, “Sejak Domba Putih mengusulkan ide, game yang menakjubkan semakin banyak. Game seleksi 「tingkat langit」 di masa lalu sudah benar-benar tidak menarik. Orang-orang yang terpilih dulu memang sulit memikul tugas besar. Bagaimana caranya aku bisa membunuh mereka dengan alasan sah tanpa mempengaruhi 「tingkat bumi」 yang ingin naik pangkat?”
“Kamu……” Naga Bumi ragu-ragu, sorot matanya seperti melihat binatang buas tanpa akal sehat.
“Oh, aku lupa, kamu juga 「shio」, hal ini tidak bisa didiskusikan denganmu.” Qinglong tersenyum, “Meski kamu takkan pernah naik pangkat, tapi kamu tetap 「tingkat bumi」. Sayang sekali, sebagian besar orang dalam 「Catur Cangjie」 ini sangat kuat, seandainya bisa menjadi 「Dewa」, alangkah menakjubkannya tanah ini...?”
Dilong terdiam lama, akhirnya membuka mulut: “Kamu akan terkena kutukan langit.”
“Aku kena kutukan langit?” Qinglong menyeringai lebar, “Sayangnya, di sini aku lebih besar dari 「Langit」.”
Dilong tidak menjawab, hanya menatap dengan wajah muram ke arah orang yang sedang bergerak di bawah.
Dalam hatinya, dia paham: Pantas saja game ini memberi setiap orang 「identitas」, mulai dari benteng, kuda, meriam, hingga bidak prajurit dan jenderal—semua lengkap.
Ternyata Qinglong sudah menyiapkan pemain cadangan...
Tapi dia pasti juga sadar, dalam game ini baik Qi Xia maupun Chu Tianqiu, tak satu pun akan setuju dengan proposal 「bersama menjadi Dewa」.
“Mereka akan segera mengakhiri game yang kacau ini.” Naga Bumi membuka mulut. “Versimu tentang 「Catur Cangjie」 juga akan benar-benar lenyap dari dunia ini, tidak akan pernah ada lagi orang hebat yang mempertunjukkan permainan untukmu.”
“Aku tidak akan menyerah.” Qinglong tersenyum. “Ini adalah game yang kudesain, hanya saat kuberkata 「menang」, barulah mereka benar-benar 「menang」.”
“Kau bersiap main curang……?” Naga Bumi bertanya lagi.
“Tentu bukan.” Qinglong menggelengkan kepala. “Aku akan memperlihatkan pada mereka kekuatan yang melampaui 「aturan」.”
……
Qi Xia pertama kali tiba di 「sungai」 menunggu Chu Tianqiu, di tangannya menggenggam semua 「karakter」 yang berhasil dimenangkan hingga saat ini.
Logam abu-abu keputihan itu bagai rangkaian tulang yang tergenggam, mengeluarkan suara gemerincing seperti lonceng angin.
Setelah satu menit, sebuah 「pintu」 di seberang terbuka, sosok Chu Tianqiu pun mulai terlihat.
Qi Xia yang tidak melihat adanya 「karakter」 di tubuhnya sejak awal, tanpa sadar mengernyitkan alis.
“Qi Xia.” Chu Tianqiu memanggil,「Aku tidak terlalu mengerti kenapa di detik-detik terakhir harus bertaruh denganku. Apakah kau mengira dirimu akan kalah?」
“Tidak bisa memastikan.” Qi Xia menggelengkan kepala,「Aku tidak bisa menilai pemenang game ini. Jadi satu-satunya cara adalah bertarung terakhir kali denganmu.」
“Bukankah kita selalu bertarung?” Chu Tianqiu membuka mulut,「Setiap keputusan strategis antara kita dalam permainan ini adalah bentuk pertarungan. Hanya saja, langkahmu terlihat selalu menang.」
“Ada menang dan kalah.” Qi Xia berkata,「Menganggap setiap langkah kalah itu terlalu merendahkan diri.」
“Kalau begitu...di mana letak kemenanganku?” Chu Tianqiu「bertanya」.
“Setiap anggota timmu lebih kuat dari pihakku.” Qi Xia menjelaskan,「Kau bahkan tak perlu memberi taktik akurat, mereka sudah beruntun memenangkan「karakter」dari pihakku. Jika tak ada taktik lebih detail, game ini pasti kalah.」
“Apa...?” Chu Tianqiu tersenyum pahit,「Inikah versimu tentang「kemenangan」?”
“Ini tidak dianggap menang?” Qi Xia berkata, “「Efek MiG-25」, setiap orang di sini mungkin tidak sepintar timmu, tetapi performa yang tepat membuat tim terlihat kuat.”
Chu Tianqiu mengangguk setelah mendengar: “Wah, benar-benar 「performa yang tepat」.”
“「Surga Firdaus」juga menggunakan logika yang sama.” Qi Xia menambahkan, “Kau menggenggam terlalu banyak rekan setim kuat, ini sendiri sudah merupakan bentuk 「kemenangan」.”
“Tapi apa hubungannya dengan...aku?”
“Bagaimana bisa tidak ada?” Qi Xia membalas bertanya, “Mereka bergabung dengan faksimu, bukan faksiku. Ini membuktikan dulunya ada sesuatu yang menarik tentang dirimu, entah mereka masih ada sekarang atau tidak, setidaknya pernah berjuang untuk 「Surga Firdaus」.”
Chu Tianqiu menghela napas: “Bicara urusan penting saja. Jadi bagaimana kau ingin menentukan pemenangnya?”
“Tentu melalui ruang permainan di sini.” Qi Xia mengulurkan jari menunjuk belakangnya, “Aku sudah pilih satu ruangan yang cocok untuk kita berdua bertarung.”
“Apa ruangan dengan「karakter」?” Chu Tianqiu bertanya.
“「Mao」.” Qi Xia menjawab jujur. “Ada minat?”
“Jika aku tak salah ingat, setiap kali konfrontasi antara kita berdua dimulai olehku.” Chu Tianqiu berkata. “Langka kau mengundang secara aktif, tentu kuterima.”
“Baik.” Qi Xia mengangguk. “Sebelum itu, aku perlu membuktikan ada「karakter」di tubuhmu. Kau bawa semua「karakter」tim?”
“Tidak.” Chu Tianqiu berkata. “Kim Wonhoon sampai sekarang belum kembali, kau pasti tahu ini. Jadi aku tak bawa「karakter」di tubuhnya.”
Qi Xia tentu tahu ke mana Kim Wonhoon pergi, juga di mana letak「karakter」miliknya.
Chu Tianqiu mengeluarkan semua「karakter」dari saku jaketnya kecuali「bidak」milik Kim Wonhoon, memamerkannya di hadapan Qi Xia.
“Kurang satu tak apa,「bidak」tidak penting.” Kata Qi Xia. “Sudah siap ikut aku?”
“Tak keberatan? Ayo pergi.”
「Dua orang」 berjalan bergantian menuju「area persiapan」faksi Qi Xia. Karena ruangan「Mao」terlalu jauh ke dalam, Qi Xia terpaksa masuk ke ruangan bertuliskan「Xu」di hadapannya terlebih dahulu, baru setelah keluar dilanjutkan oleh Chu Tianqiu.
Saat Chu Tianqiu hampir keluar dari ruangan「Xu」untuk memasuki ruangan「Mao」, Qi Xia tiba-tiba mengulurkan tangan menghadangnya.
Keduanya berada di dua ruangan terpisah: satu sisi adalah「Anjing Xu」yang mewakili kerja sama, sisi lain adalah「Kelinci Mao」yang melambangkan pelarian.
「Apa?」Chu Tianqiu「bertanya」.
「Aku sedang memikirkan sesuatu……」Qi Xia「membuka mulut」.
Chu Tianqiu mengerutkan alisnya, memandang sekeliling dengan hati-hati.「Di saat seperti ini……masih ada yang bisa menghentikan logikamu?」
「Aku hanya ingin lebih hati-hati.」Jawab Qi Xia.「Kalau tidak……sebanyak apapun persiapan awal yang kita buat akan sia-sia.」
Melihat Chu Tianqiu lama tak bersuara, Qi Xia「menambahkan」:
“Seperti sekarang…… Jika aku lengah di detik-detik terakhir, maka aku benar-benar akan mengalami kekalahan total.”
Chu Tianqiu mengerutkan alisnya setelah mendengar: “Apa maksudnya……?”
“Maksudku kau tidak perlu lagi bermain trik kecil seperti ini. Sampaikan pesan tadi kepada Chu Tianqiu, biarkan dia sendiri yang menemuiku.”
Chu Tianqiu terdiam sejenak, lalu kembali tersenyum pahit dengan ekspresi yang penuh keputusasaan.
“Qi Xia…… Mengapa……?” Suaranya berubah menjadi suara wanita, “Apakah kali ini…… Masih ada celah dalam peniruanku?”
