Semua orang baru menyadari retorika Qiao Jiajin benar-benar berhasil.
Jawaban yang awalnya sangat pasti dari Xuanwu mulai bergoyang di saat ini.
「Ayah」dan「」bagi Xuanwu... yang mana yang akan dinyatakan sebagai pemenang?
Meski hanya memperlihatkan satu mata di balik rambutnya, tatapan mata Xuanwu itu penuh kebingungan.
Dalam game sebelumnya, dia mudah menilai pemenang dan pecundang, tapi kali ini bagaimanapun tak bisa membuat kesimpulan pasti.
Karena sudah bukan「dalang」lagi, secara alami tak bisa berpikir dari sudut pandang「dalang」.
Tapi sekarang harus bagaimana?
"Tak apa," Qi Xia berkata pada Xuanwu, "Tanpa perlu dengarkan omongan orang, putuskan saja menurut jawaban yang kau yakini."
Ucapan singkat itu bagai tali penyelamat, menyelamatkan Xuanwu dari jurang kontradiksi.
"Jawaban yang kuyakini..." Xuanwu menundukkan kepala merenung.
Sesaat kemudian dia mengangkat kepala perlahan: "「Seri」."
"「Seri」..." Qinglong mengerutkan kening, "Kau yakin sudah memikirkannya matang-matang?"
Xuanwu mengangguk ringan, rambutnya bergoyang: "Sudah jelas. Di ronde ini aku tidak bisa menilai, jadi semuanya Benar."
“Hoh~~~~~~~~”
Chen Junnan tiba-tiba bersuara keras: "Lao Qiao, Lao Qiao! Kalau gak salah lihat, ada dewa kecil yang main dua ronde 「game」 sama kita, tapi lu belum dapet satu bagian pun tuh."
"Iya!" Qiao Jiajin mengangguk, "Keliatannya beneran tanpa pertolongan."
Qinglong mendengar ini wajahnya menjadi dingin, tak tahan lagi dengan mulut Chen Junnan, lalu seketika menghilang dari tempatnya.
Melihat situasi ini, alis Xuanwu berkerut, dia juga langsung lenyap dari lokasi.
「Detik berikutnya」 Qinglong tiba-tiba muncul di depan Chen Junnan, telapak tangannya langsung mendorong, sementara Xuanwu sudah berada di sampingnya menggenggam pergelangan tangannya.
Dalam satu detik keduanya sudah saling serang, tapi Xuanwu berhasil menyelamatkan nyawa Chen Junnan di saat genting.
Chen Junnan dan Qiao Jiajin yang di sampingnya baru bereaksi, buru-buru mundur selangkah, baru menyadari situasi apa yang sebenarnya terjadi di depan mata mereka.
Gerakan Xuanwu terlihat membuat Qinglong sangat marah, pergelangan tangannya yang ditangkap tak bergerak sama sekali, seluruh raut wajaknya mulai menjadi muram.
Beberapa 「detik」 kemudian, pergelangan tangannya tiba-tiba bergetar keras, bahkan berhasil menggetarkan Xuanwu hingga mundur beberapa langkah.
Xuanwu cepat-cepat mundur beberapa langkah lalu akhirnya menstabilkan postur, kemudian batuk pelan.
Entah berapa besar tenaga yang digunakan Qinglong, tapi semua orang bisa melihat Xuanwu sedang tidak baik-baik saja.
“Xuanwu……” Qinglong yang marah justru tersenyum sinis, menoleh ke arahnya, “Ingatlah saat ini, aku tak akan membiarkanmu 「hidup」 juga tak akan membiarkanmu 「mati」, hanya akan memberimu siksaan lebih dalam.”
Sorot mata Xuanwu menunjukkan sedikit panik setelah mendengar, tapi segera kembali tenang, berkata: “「game」 belum berakhir, kedua pihak dilarang berkelahi, hanya bisa menggunakan 「Catur Cangjie」 untuk menentukan pemenang.”
Qinglong mendengus dingin, mengibaskan lengan bajunya, lalu kembali ke depan layar raksasa.
Semua orang saling pandang melihat penampilannya yang seperti ini.
Tampaknya dalam game ini, tidak peduli bagaimana permainan berlangsung, Xuanwu sulit menghindari hukuman. Jika Qinglong menang di ronde ketiga, game ini masih akan berakhir dengan 「seri」, dan sangat mungkin akan ada babak tambahan ronde keempat.
Tapi Qi Xia tahu dirinya tidak mungkin bisa menyeret sampai ronde keempat dan tetap terus menang.
Qinglong akan segera mengetahui di mana letak pola tersembunyi dari game ini. Keinginannya untuk terus mengalahkan Qinglong empat kali berturut-turut dengan kemampuan seperti ini hanyalah dongeng Langit.
Alasan satu-satunya dirinya bisa menang adalah karena 「bidak」.
Saat Chu Tianqiu mengumumkan 「menyerah」 di luar lokasi 「Catur Cangjie」, untuk berjaga-jaga, Qi Xia mengambil 「jenderal」 dari tubuhnya dan 「bidak」 dari Kim Wonhoon.
Setelah berpikir sejenak, Qi Xia memasukkan 「bidak」 ke dalam saku, lalu menaruh 「jenderal」 ke tumpukan 「karakter」.
Ditambah dengan 「Penjaga」 yang diciptakan Tian Tian melalui sugesti halus, total jumlah karakter dalam game ini tidak berkurang.
Jadi Qinglong tidak bisa langsung menemukan karakter mana yang hilang di antara banyak radikal yang acak-acakan.
Saat itu, Qi Xia menyuruh Chen Junnan dan Qiao Jiajin melakukan 「serangan psikologis」, membuat kebenaran yang sudah sulit ditemukan menjadi semakin kabur.
Tapi Qi Xia juga tahu Qinglong akan menyadari masalah ini cepat atau lambat. Untuk keamanan ekstra, dia mengusulkan agar kedua pihak menghapus satu 「karakter」 masing-masing tanpa memberitahu karakter mana yang dihapus, lalu menyerahkan 「prajurit」 buatan Tian Tian kepada Xuanwu.
Dengan cara ini, meski lawan menyadari 「bidak」 hilang, mereka akan mengira itu sengaja dihapus oleh kita. Mustahil mereka menyangka ada 「prajurit」 yang nyaris tak terlihat dalam game ini.
Seperti yang pernah dikatakan Qi Xia sebelumnya: Selama 「karakter」 ini tidak diperiksa detail di tangan, maka ia akan tetap dianggap asli selamanya.
Akhirnya Qi Xia menggunakan 「mata」 dan 「kayu」 untuk membentuk 「?」.
Lalu menggunakan 「bidak」 yang memiliki 「Sepuluh」 dan 「Prajurit」 yang memiliki 「Delapan」 untuk membentuk 「kayu」 kedua. Jika digabungkan akan menjadi karakter 「」.
Seperti yang dikatakan Xuanwu, kombinasi yang digunakan Qi Xia mengandung setengah karakter 「Prajurit」.
Di ronde kedua, saat melakukan kombinasi dalam benaknya, Qi Xia menemukan bahwa 「Sepuluh」 bisa diputar menjadi 「」. Dengan menambahkan 「Delapan」, karakter 「ayah」 bisa terbentuk.
Namun jumlah goresan 「Sepuluh」 dan 「」 memang berbeda. Hanya bentuknya yang sangat mirip. Satu-satunya kekhawatiran adalah apakah 「Fenghuang Xian Shu Tai」 bisa mengidentifikasi font abstrak seperti ini.
Awalnya mengira mustahil untuk membuat kombinasi, tapi tiba-tiba bayangan karakter 「」 yang diciptakan Chen Junnan muncul di benak Qi Xia.
Secara teori, jumlah goresan 「」 dan 「」 juga berbeda. Hanya bentuknya yang serupa. Jika 「」 bisa teridentifikasi, maka 「」 seharusnya juga bisa.
Tak lama kemudian dia menyadari tebakannya tidak melenceng. Pasti ada intervensi Domba Putih dalam game ini.
Bagaimanapun, karakter 「」yang bahkan tak disadari Qinglong, ternyata bisa diterima oleh 「Fenghuang Xian Shu Tai」.
Dari tingkat pemikiran ini, pembuat soal dan penjawab bermain seri, hanya Qinglong yang terkecoh dalam kegelapan.
Dirinya sendiri dan Chu Tianqiu akhirnya menyadari betapa pentingnya 「bidak」. Bagaimanapun, radikal 「Sepuluh」dan 「」ini bisa membentuk kombinasi 「karakter」yang luar biasa kompleks. Jika semua 「karakter」bisa digunakan secara bebas untuk dikombinasi, 「bidak」bahkan bisa menjadi mahakuasa.
Tapi Qinglong bukan bodoh. Sekali tiga ronde berlangsung berturut-turut, dia pasti akan menemukan Qi Xia menggunakan 「karakter」yang tak ada di tumpukan. Jika ronde ini tidak dimenangkan, 「bidak」tidak mungkin lagi digunakan.
Dengan begini, Qi Xia akan terjerumus dalam situasi melawan sepenuhnya. Bagaimanapun Qinglong sudah memikirkan berbagai kemungkinan sebelumnya. Dalam kondisi kedua pihak bisa menggunakan 「bidak」, akhir terbaik yang bisa Qi Xia bayangkan hanyalah seri, tapi dengan probabilitas lebih besar untuk terus kalah.
Jadi ronde ketiga harus dimenangkan, langsung akhiri game ini di gerbang sekolah.
“Di bawah ini kita akan mengundi aturan ronde ketiga.”
Xuanwu terdiam sejenak setelah mendengar, lalu mengeluarkan aturan final ronde ketiga dari dalam kotak.
Beberapa orang memandang tajam, melihat tulisan di kertas itu:
「Yang menempati luas area terbesar menang」.
