Qi Xia, Chen Junnan, Qiao Jiajin bersama Pengacara Zhang, Tian Tian, Yun Yao dan lainnya memasuki pintu teleportasi 「Bank Surgawi」.
Saat keluar dari sisi lain, mereka menemukan ruangan dengan sedikit aroma harum.
Ruangan ini memiliki luas area yang besar, tidak hanya ada tempat tidur tapi juga meja makan, terlihat seperti pernah dihuni oleh seseorang dengan identitas terhormat.
Hanya saja gaya dekorasi dan penataan perabotan terlihat sangat minimalis, hanya luas ruangan yang sesuai dengan citra seorang Daren.
Semua orang menoleh dan menyadari mereka ternyata keluar dari lemari pakaian aneh yang diam-diam terletak di sudut ruangan. Jika pintu tidak dibuka, takkan ada yang menyangka ada keunikan di dalamnya.
“Ini mengirim kita ke mana sih?” Chen Junnan, setelah memastikan ruangan kosong, langsung berjalan seenaknya ke depan, “Bukannya seharusnya kita dikirim ke koridor?”
“Jadi begitu…” Qi Xia mengangguk, “Benar-benar persiapan matang.”
Chen Junnan mendekati meja belajar dan menemukan semuanya tertata rapi, bahkan tak ada sehelai rambut pun.
Di detik berikutnya, foto bersama aneh di atas meja belajar menarik perhatian Chen Junnan.
Ini adalah foto Polaroid yang sangat kuno. Dalam gambar terlihat seorang pria memegang kamera mengarah ke diri sendiri. Pria itu menatap lensa kamera, di belakangnya berdiri seorang wanita mengenakan seragam toko serba ada. Wanita itu sepertinya sedang berdiskusi dengan orang lain tentang sesuatu. Tak ada yang menyadari pria tersebut telah memotret. Semua orang melihat ke sudut pandang berbeda, membentuk potret bersama yang terlihat aneh namun sedikit mengharukan.
Hanya saja wajah semua orang di foto telah dihapus, tidak terlihat wajahnya. Foto ini diletakkan di sini sejak lama, permukaannya dipenuhi bintik-bintik debu.
"Baju dua orang ini kok kayaknya familiar ya..." Chen Junnan menggaruk kepala, menoleh ke Qi Xia. "Lao Qi, dulunya siapa yang tinggal di tempat ini?"
"Seekor kera emas." Jawab Qi Xia.
"Kera emas...?" Chen Junnan menggaruk kepala setelah mendengar. "Hampir lupa kalau ini kebun binatang."
Semua orang memasuki ruangan yang terlihat lapang namun hangat ini, meski tidak ada perabotan, tempat ini bisa memberikan rasa aman yang samar-samar.
“Jadi kemana perginya Kera Emas itu?” Yun Yao juga memandang sekeliling ruangan, 「bertanya」, “Apakah dia temanmu?”
“Tidak bisa dianggap teman.” Qi Xia membuka mulut, “Kami hanya rekan seperjuangan yang berusaha untuk hal yang sama. Sekarang dia sudah 「tidak ada lagi」.”
Qi Xia berjalan ke tengah ruangan, baru menyadari ini pertama kalinya dalam ingatannya memasuki ruangan ini.
“Wah, benar-benar 「Penyimpanan Energi」... bahkan 「pintu」 pun kau curi ke rumah.” Qi Xia 「tersenyum」.
Di luar ruangan mulai terdengar riuh rendah, tampaknya keributan sudah dimulai.
Semua orang mengerti sekarang bagaimanapun tidak boleh keluar dari ruangan, jika tidak akan terkena imbas.
Meski kekacauan terjadi di luar, pastilah karena konflik antara 「shio」 yang tersebar dan 「peserta」, kedua pihak tanpa pemimpin jelas, pemenang hanya bergantung pada kehendak langit.
“Masih tidak mau bantu? Penipu.” Qiao Jiajin mendekati Qi Xia dan bertanya.
“Benar.” Qi Xia mengangguk, “Setiap orang punya takdirnya sendiri. Yang ditakdirkan mati tak bisa kita selamatkan, yang ditakdirkan hidup tak bisa kita bunuh.”
Qiao Jiajin berjalan ke dekat pintu, menemukan panah ke kanan tergambar di bingkai pintu.
Ia menempelkan telinga di pintu, mendengar suara langkah kaki yang sangat banyak. Entah ini 「shio」 yang pulang kerja atau 「peserta」 yang memberontak?
Dipicu rasa penasaran, diam-diam ia membuka celah pintu sedikit. Kebetulan beberapa sosok 「peserta」 melintas cepat.
“Hah... Bangsat... Tim kita sendiri?” Qiao Jiajin membuka pintu lebih lebar.
Qi Xia dan Chen Junnan juga mengintip lewat celah pintu. Tiba-tiba, wajah Xiao Ran melesat dari kanan ke kiri.
Tiga orang itu serentak melihat wajah tersebut. Ekspresi Chen Junnan dan Qiao Jiajin mulai tak nyaman.
“Bukan… Bro, aku barusan kayaknya liat hantu lewat.” Chen Junnan berkata, “Lebih baik Laozi buta aja.”
“Junnan-zai lu ga buta.” Qiao Jiajin mengedipkan mata, “Sepertinya gue yang beneran buta.”
“Ha…” Qi Xia mengangkat sudut bibirnya tipis, “Datangnya lebih cepat dari yang dibayangkan…”
“Apa-apaan ini?!” Chen Junnan tertegun, “Lao Qi, itu hantu lu yang panggil ya? Lu bangsat Zhong Kui apa gimana?”
“Zhong Kui sih enggak berani, cuma bisa bilang paham karakter orang.” Qi Xia menjawab, “Satu jurus 「mengalihkan bencana ke timur」 mungkin bisa bikin Qinglong kecelakaan, asal si ratu beneran bisa jalan seenaknya sampe sana.”
“「Bencana」…?”
“「Momen balik untung setelah jatuh dari kasih sayang」, momentum aneh kayak gini cuma bisa gue bantu separo.” Qi Xia menoleh ke kerumunan, “Sekarang kita tunggu di sini aja dalam diam.”
“Nunggu apaan?” Qiao Jiajin menoleh bertanya.
“Tunggu sinyal 「melawan」.” Qi Xia berkata, “Sekali 「pemberontakan」 dimulai, kalian bisa bertindak bebas. Masih seperti kalimat tadi, ikuti hati kalian, lakukan apa yang ingin dilakukan.”
Chen Junnan mendengar perkataan Qi Xia, hanya bisa duduk perlahan di samping meja buku dengan bosan. Awalnya ingin melihat-lihat benda di sini, tapi pemilik ruangan ini sepertinya punya obsesi kompulsif, bahkan tidak meninggalkan apa pun.
Chen Junnan menggerakkan tangan dan kakinya tidak jujur meraba-raba di bawah meja. Beberapa 「detik」 kemudian alisnya berkerut.
Di balik permukaan meja ternyata dipasang sesuatu yang berbentuk seperti buku.
“Hah... Aku gila ya...” Chen Junnan membungkuk perlahan, melihat ke bagian bawah meja dari arah sana, “Pemberontakan serius malah kubuat jadi permainan mencari harta karun.”
“Ada apa, Junnan-zai?” Qiao Jiajin langsung penasaran begitu mendengar 「pencarian harta」.
“Lao Qiao... Cepat... Di bawah ada buku catatan. Daripada nganggur, kita cari cara copot ini buat liat isinya.”
……
Xiao Ran berjalan sambil cepat melepaskan diri dari kerumunan orang, matanya terus mencari-cari sosok「shio」.
Entah ini『keberuntungan』atau sial, sudah lama berjalan tapi tak satupun「shio」terlihat.
Mengapa tidak bisa tiba-tiba muncul satu saja?
Mengapa tidak ada「shio」yang terlihat sangat sulit diurus untuk mendengar pengaduanku?
Informasi penting seperti ini, kalau dilaporkan ke atasan pasti bisa naik jabatan kan?
“Sungguh diberi kesempatan tapi tidak tahu memegang『keyakinan』...”
Saat sedang berbicara, sekitar beberapa langkah di depan benar-benar muncul sosok「shio」tinggi kurus yang sedang membelakangi dirinya, seolah menunggu seseorang.
Dari aura yang terpancar, Xiao Ran langsung tahu ini pasti『orang hebat』—bukan sekadar target yang bisa didekati, tapi juga『pasangan』terbaik untuk mengadu domba.
Memikirkan ini, wajahnya berseri-seri sambil buru-buru mempercepat langkah. Sampai di punggung「shio」itu, dia mengulurkan tangan menepuknya.
“Kak!”
「Shio」itu berbalik badan.
Adalah seekor domba hitam dengan ekspresi dingin.
“Kak! Benar-benar mengganggu, tapi sekarang aku ada hal penting yang ingin kubicarakan.” Xiao Ran memaksakan senyum manis ke arah lawan bicaranya.
Hei Yang menundukkan kepala tanpa ekspresi, memandangi wanita di hadapannya.
