Domba Hitam dan Yan Zhi Chun turun selangkah demi selangkah, merasa tangga ini seolah tak berujung.
Meskipun urutan masuk dengan 「Jidao」 terakhir hanya terpaut satu atau dua menit, pandangan kedua orang ini tidak melihat satu pun orang lain, hanya tersisa tangga yang terasa tak berujung menuju jurang.
Tangga itu seperti benang panjang yang menghilang di ujung pandangan, seolah membentang dari puncak gunung menuju neraka.
Yan Zhi Chun merasakan kegelisahan di ruangan ini. Jalan ini terlalu gelap gulita. Dia mengulurkan tangan menyentuh dinding di kedua sisi, teksturnya terasa aneh.
Dia merasa menyentuh sesuatu yang 「tidak benar-benar ada」.
Dinding hitam pekat di kedua sisi ini tak memiliki suhu maupun kekerasan, tak berwarna juga tak memantulkan cahaya. Saat disentuh, jelas terasa ada benda, tapi sulit dijelaskan seperti apa.
Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, saat kaki Yan Zhi Chun mulai pegal, pemandangan monoton akhirnya berubah. Ujung tangga seolah mengarah ke lubang dengan bentuk tidak beraturan.
Dia menoleh ingin bertanya apakah Hei Yang tahu sesuatu, tapi Hei Yang blak-blakan mengaku ini pertama kalinya masuk ke「ruang kargo」, sama sekali tak tahu tentang benda di depan.
Sebelum dua orang itu masuk ke lubang aneh itu, bau amis sudah mulai tipis-tipis menyebar ke hidung mereka. Dipikir-pikir sejak masuk「ruang kargo」sampai sekarang baru beberapa menit, tapi sudah ada aroma darah yang sangat pekat. Tampaknya sudah banyak yang mati.
Hati Yan Zhi Chun terasa sesak, tanpa sadar mempercepat langkah. Hei Yang juga segera menyusul.
“Hei!” Hei Yang melihat sikap gegabah Yan Zhi Chun dari belakang berbisik, “Kamu hati-hati!”
“Yang kita hadapi adalah「tingkat langit」... Apa dengan hati-hati kita tidak akan mati?”
Dengan wajah muram, Yan Zhi Chun melangkah masuk ke lubang. Pemandangan di dalam gua langsung masuk ke pandangan mereka seketika.
Di sini adalah lapangan yang sangat luas, begitu lapang sampai dinding sama sekali tak terlihat di sekeliling.
Yan Zhi Chun awalnya mengira tempat pengurungan 「semut」 adalah sebuah penjara, mungkin terdapat sangkar tak terhitung di sini. Tapi pandangan yang terbentang hanyalah lapangan redup. Meski sumber cahaya maupun 「lampu」 tak terlihat, pemandangan di dalam lapangan tetap bisa disaksikan.
Tak terhitung 「semut」 bagai gerombolan serangga yang menggeliat. Mereka berhamburan di sudut-sudut lapangan dalam kelompok kecil: sebagian berjalan santai, ada yang duduk di tempat, bahkan yang membuka mulut seolah ingin bicara. Tapi lidah yang rusak itu hanya mengeluarkan suara 「gesekan」.
Melihat lebih seksama, anggota 「Jidao」 pun tersebar mengelilingi area bagai menghadapi musuh berat. Mereka berjongkok di tanah, beberapa menggunakan 「semut」 sebagai tameng, wajah penuh kewaspadaan menatap sekeliling. Di pusat lapangan, potongan mayat berhamburan hingga tak bisa dikenali siapa yang 「mati」.
“Apa yang terjadi……?”
Yan Zhi Chun sejenak tidak memahami situasi, meski mayat berserakan di mana-mana, dia tidak melihat musuh apa pun.
“Perempuan hina, cepat jongkok!”
Suara Weekend terdengar di telinganya. Yan Zhi Chun belum ragu-ragu, langsung membungkuk. Seketika dia merasakan sesuatu menyapu kulit kepalanya, bahkan rambutnya tertiup angin kencang.
Beberapa 「detik」 kemudian barulah Yan Zhi Chun merasakan ketakutan pasca-kejadian. Andai bukan karena peringatan Weekend, mungkin dirinya sudah menjadi mayat berserakan lainnya.
Hei Yang memicingkan mata memandang ke udara. Entah karena lampu temaram atau kecepatan yang terlalu tinggi, saat Yan Zhi Chun diserang, dia sama sekali tidak melihat apa-apa.
Seberapa cepat kecepatannya, sampai seorang 「Bumi」 benar-benar tidak bisa melihat?
Yan Zhi Chun menoleh. Di seluruh lapangan ini sepertinya hanya Hei Yang yang masih berdiri. Tanpa sadar dia berteriak: “Hei Yang! Jongkoklah juga, ini terlalu berbahaya!”
“Aku berjongkok tidak akan berguna.” Hei Yang berkata dingin,「Di lapangan ini muncul 「shio tingkat bumi」, di manapun dia bersembunyi pasti paling mencolok. Cari tempat sembunyi sendiri.」
Yan Zhi Chun setelah mendengar mengangguk dengan wajah muram, lalu membungkuk dan bergerak cepat mendekati seorang 「Jidao」. Keduanya bersembunyi di belakang seekor 「semut」.
Hei Yang terus mengamati situasi di sini, berusaha memahami apa sebenarnya yang menyerang semua orang.
Di manakah Tian Niu berada?
Di lapangan kosong ini hanya terlihat banyak 「semut」. Jika demikian...
Di manakah pintu keluar dari 「ruang kargo」 yang disebutkan itu?
Hei Yang menatap kehampaan sambil mencerna. Untuk menghadapi Tian Niu kali ini, dia bahkan lebih dulu melawan Di Niu sebagai latihan.
Keduanya terlihat seperti wanita berpostur atletis dan ramping. Awalnya dikira gaya bertarung mereka mirip, tapi ternyata dirinya masih agak naif.
Belum sempat melihat wujud 「kumbang langit」, tim kecil ini sudah mulai mencatat korban yang akan 「mati」.
Tapi meski begitu, Hei Yang masih bingung: sekuat apapun tim lawan, setidaknya harus meninggalkan jejak. Jika tidak, bagaimana cara membunuh benda yang tak kasat mata ini?
Saat sedang mencerna taktik, Hei Yang meraskan aliran udara di depannya berubah dengan cara yang rapuh.
Seolah ada sesuatu yang tak terlihat menerobos aliran udara dan terbang mendekat, dengan 「kecepatan」 yang sulit dipercaya.
Raut wajaknya berubah seketika, dua tangannya terulur refleks. Awalnya ingin melancarkan serangan ke arah benda berkecepatan tinggi itu, tapi alam bawah sadarnya mengirimkan sinyal bahaya ekstrim, membuat tangannya tanpa sadar bersilang menghadang di depan dada.
「Bang」!
Kekuatan brutal itu bertabrakan dengannya hingga mengeluarkan suara besar, sekaligus melambungkan tubuh Hei Yang tinggi ke udara dan terlempar jauh. Andai tak sempat menghadang tadi, mungkin sekarang dia sudah terbaring dengan luka berat.
Yan Zhi Chun membelalakkan matanya menyaksikan kejadian ini, di hatinya bergumam "Ini memburuk". Benda itu sama sekali bukan "kecepatan yang tak terlihat", melainkan tidak benar-benar ada. Bagaimanapun, benda itu mandek seketika saat mengenai Hei Yang, tapi tak menampakkan wujud.
“Itu「menghilang」……” Matanya perlahan membelalak, “Ini tidak baik…… Kemampuan ini terlalu……”
Yan Zhi Chun hanya merasakan kemampuan Tianniu akan membatasi sebagian besar「Gema」di sini.
Petugas Li dan Su Shan membungkuk bersembunyi di balik tiga「semut」, mengintip dari bahu mereka.
“「Melihat」？” tanya Petugas Li.
“Di sana!” Su Shan menunjuk ke udara yang hampa sambil berbisik.
“Baik!” Petugas Li menatap kehampaan itu, mengulurkan tangan ke dalam sakunya sendiri, tapi entah seberapa keras berusaha, tak bisa mengeluarkan apapun.
Bagaimanapun musuhnya adalah kehampaan.
Awalnya kupikir setelah berlatih lama, sudah bisa mengeluarkan jantung dengan sangat mahir, tapi musuh yang kutemui hari ini bukan Xuanwu ya Zhu Que, sekarang malah ada 「kumbang langit」 yang sama sekali tak terlihat posturnya.
“Tidak bisa…” Petugas Li mengerutkan alisnya memandang ke udara, “Su Shan, makhluk apa itu sebenarnya?”
“Sepertinya… seorang wanita?” Su Shan berkata dengan ragu.
“Ya atau bukan, maksudmu 「seperti」 itu apa?”
“Aku cuma bisa melihat bayangan bercahaya…” Mata Su Shan memerah, “Mirip wanita, tapi di bahunya ada benda besar yang bahkan lebih besar dari seluruh tubuhnya. Dua bayangan bercahaya ini menyatu, membuatku tak bisa menilai dalam sekejap.”
