Tianlong bangkit terburu-buru dari lantai seperti melihat hantu, berlari kecil mendekati lubang hitam lalu menyangga dinding sambil mengintip keluar, ekspresinya dipenuhi keputusasaan.
“Terkutuk…” suara Tianlong gemetar, “Kau tahu apa yang kau lakukan?”
“Tentu…” Ular Putih menunduk menjawab, “Nyawaku sudah masuk hitungan mundur, setidaknya bisa menyeret satu orang... haha...”
Otak Tianlong berpikir keras. Ia tahu membunuh Ular Putih sekarang sudah tak berguna, tapi tak pernah menyangka ada yang menggunakan metode serangan seperti ini.
Jadi apakah dirinya sekarang bisa dibilang mati... atau belum mati?
Selamanya tidak bisa kembali ke 「kereta api」, artinya selamanya tidak akan muncul di hadapan orang lain, meski bertahan hidup lalu bagaimana?
“Pantas mati……” Tianlong meraih rambutnya sendiri, “Harus tenang… harus tenang… Cepat cari cara…”
“Ha ha ha ha!” Ular Putih seolah sudah terjerumus dalam kondisi linglung akibat kehilangan darah berlebihan, tapi masih tersenyum berkata, “Tianlong… Aku terlalu mengertimu… Kau tak bisa membangun 「pintu」, kau tak bisa pulang…”
Tianlong menoleh marah ke arah Ular Putih, menyadari pertanyaan ini memang mulai rumit. Meski ada yang membuka pintu ruangannya di 「kereta api」, yang terlihat hanyalah kehampaan di balik pintu, bahkan ingin menyelamatkannya pun tidak mungkin.
「Kereta api」tetaplah 「kereta api」, hanya saja mereka telah keluar dari rel.
“Kau…!!” Tianlong menghampiri Ular Putih, mencekik lehernya dan menariknya berdiri, dengan wajah penuh kemarahan berkata, “Sudah kubilang aku bisa bernegosiasi denganmu! Apapun yang kau mau!! Sebenarnya kenapa harus dibuat ribet seperti ini? Bagaimana kita harus melanjutkan?”
“Selanjutnya……” Ular Putih mengucapkan dengan susah payah suara dari tenggorokannya, “Aku akan perlahan-lahan mati, kamu bisa menghabiskan keabadian di sini bersama wanita itu, menurutmu bagaimana?”
Satu kalimat Ular Putih membuat darah Tianlong menjadi dingin di seluruh tubuhnya.
Menghabiskan keabadian di sini… bersama wanita itu?
Dia belum pernah mendengar hukuman yang lebih mengerikan dari kalimat ini.
Dia tahu dirinya tidak akan mati tua maupun mati kelaparan, sungguh mungkin dia akan menghabiskan waktu tak terhitung di sini sambil bertahan dalam penderitaan bersama wanita itu, menemani sepanjang hidup.
Gelombang emosi kesedihan yang luar biasa bergelora di hati Tianlong, membuat seluruh tubuhnya tak henti menggigil.
“Kau terlihat sangat sedih, ha ha ha ha ha……” Ular Putih yang dicekik lehernya justru menunjukkan ekspresi santai yang tak terkatakan.
Dia tahu dirinya menang.
Kali ini dia bukan hanya memenangkan pertarungan, bahkan memenangkan kehidupannya sendiri.
Tianlong menangkap lehernya dan melangkah keluar, tepat ketika hendak melemparkan Ular Putih ke dalam kehampaan, Xiao Ran berbicara.
“Jangan!” dia memanggil, “Jangan bunuh dia dulu! Tunggu!”
Tianlong terdiam sejenak setelah mendengar, mempertahankan sisa terakhir 「akal sehat」 sambil menoleh padanya: “……Tunggu apa?”
“「Pintu」 itu belum hancur, hanya terjatuh ke luar!” kata Xiao Ran, “Kita bisa menyuruhnya untuk membawa kembali pintu itu!”
Tianlong tersenyum pahit setelah mendengar.
Tampaknya dosa-dosa yang diperbuatnya seumur hidup benar-benar terlalu banyak, di hari-hari terakhir 「nyawa」 ini harus tinggal bersama wanita seperti ini.
Menyuruh Ular Putih membawa kembali pintu?
Belum lagi betapa sulitnya mencari sebuah 「pintu」 di ruang luas tak terbatas di luar sana, meskipun Ular Putih benar-benar menemukannya, atas dasar apa dia harus mengembalikannya? Dia tidak hanya bisa menghancurkannya, bahkan bisa pergi sendiri.
Mengapa wanita ini merasa bisa mengontrol segalanya?
Dia mengira hanya dengan berkata 「Aku akan melaporkan ke Qinglong」 bisa mengontrol seseorang yang sejak awal tidak ingin hidup?
Tianlong menundukkan kepala dengan ekspresi sedih, kedua tangannya melemas sehingga Ular Putih pun jatuh ke tanah.
Dia merasa apapun usahanya tidak akan berguna lagi, di Ruangan ini selamanya hanya akan tersisa mayat Ular Putih, perabotan「tanpa akal sehat」, dan wanita gila dengan telapak tangan「Pembesaran」.
Satu-satunya harapannya adalah Ruangan yang mengambang di udara ini suatu hari bisa terdampar di depan pintu pelarian, ke manapun asal tidak harus tinggal berdua dengan「Qiongqi」di sini.
“Untung aku punya buku…” Tianlong tersenyum pahit, “Ada buku kesayanganku yang menemani… Selama kubaca berulang-ulang, pasti suatu hari aku bisa melebihi Domba Putih, menemukan jalan kabur dari…”
Sebelum kalimatnya selesai, pandangan Tianlong tertarik pada buku aneh yang tergeletak di tanah.
Desain gambar dan tata letak tulisan di buku itu sangat familiar baginya, tapi entah mengapa halaman yang terbuka telah dirusak, terdapat garis retakan panjang seperti dicakar sesuatu.
Tianlong dengan perasaan sayang mendekat, mengangkat buku itu dengan lembut. Saat melihat sampulnya, ternyata itu adalah「Teori Permainan」yang sangat ia hargai.
"Pantas mati... pantas mati!!" Bibir Tianlong bergetar, "Bagaimana bisa begini? Siapa yang merusak bukuku?!"
Xiao Ran mengatupkan mulutnya setelah mendengar ini, tapi tak kunjung berani bersuara.
Tapi bagaimana mungkin Tianlong tidak bisa menebak?
Selama ini hanya Xiao Ran yang pernah sendirian di ruangannya.
"Siapa yang merusak bukuku?" Tianlong mengangkat kepala menatap Xiao Ran dan bertanya lagi.
"Buku rusak terus kenapa?" Kata Xiao Ran dengan acuh tak acuh, "Bukankah ini cuma sebuah buku? Daripada mengurusi buku itu, lebih baik pikirkan cara mengembalikan tanganku! Qinglong pasti akan ketakutan melihat penampilanku seperti ini."
“Orang bodoh [] ini……” Tianlong menggigit giginya, kebencian di hatinya tak bisa lagi ditekan.
Alasan semua ini sampai pada titik ini, semuanya karena「Qiongqi」yang bodoh dan sombong ini.
Sejak kemunculannya, semua hal menjadi aneh, tapi dia sama sekali tidak memiliki「rasa bersalah」.
Sekalipun mundur sepuluh ribu langkah, jika di ruangan ini tidak ada dia, apakah Ular Putih masih akan memilih merobohkan「pintu」itu?
Saat itu peringatan Anjing Langit bergemericik perlahan di telinga Tianlong:
“Jangan urusi「Xuanwu baru」, juga jangan dengarkan retorika manisnya, setelah kembali ke ruangan langsung bunuh dia, mungkin masih bisa diselamatkan, atau mungkin juga……”
“Ha……haha……” Tianlong tersenyum pahit, “Sungguh menggelikan... Di detik-detik terakhir aku tidak mempercayai Anjing Langit yang paling dekat denganku, malah memilih mempercayai Qinglong dan kamu... Hahaha!”
Tianlong tertawa hingga tubuhnya terjatuh ke depan-belakang, tapi sudut matanya basah oleh air mata. Ular Putih mengangkat kepalanya memandangnya, tapi tak tahu apa yang sebenarnya dipikirkannya.
“Qinglong……Ha ha ha ha……pantas mati……”
Tianlong sambil tersenyum aneh, mengamati 「perabotan」 miliknya, yang bertanggung jawab untuk 「penyambungan」 telah tertusuk serpihan kayu di tenggorokan dan 「kehilangan」 nyawa, menandakan semua jalan mundur telah putus.
Dia mendekati sebuah 「perabotan」 yang berdiri di sudut ruangan. 「Perabotan」 itu selalu mengenakan penutup mata. Tianlong membuka penutup mata tersebut, menunjuk Xiao Ran, lalu memberikan kertas dan pena.
「Perabotan」 itu terdiam sejenak, menatap Xiao Ran lalu mulai menulis diam-diam di kertas:
「Pembesaran」、「Kilat Dahsyat」、「Melompat Ruang」、「Pengerasan」.
Setelah menulis empat 「Gema」 ini, 「perabotan」 berhenti sebentar, kemudian menulis cepat dua karakter lagi——
「Air Bencana」.
“Ha ha……” Tianlong tersenyum pahit melihat deretan tulisan ini, seluruh sosoknya seolah telah benar-benar gila.
Dia menyobek gulungan kertas itu, lalu menoleh ke Xiao Ran dan membuka mulut:
“「Qiongqi」…… Aku ubah pikiran, bersiap melatihmu「Melompat Ruang」, mengembalikanmu ke Qinglong untuk melapor.”
Xiao Ran mendengar kalimat ini, tersenyum tipis: “Ha…… akhirnya kamu juga tahu diri, seharusnya dari dulu begini.”
Pemandangan perlahan menjadi semakin aneh, Xiao Ran tertawa, Tianlong tertawa, bahkan Ular Putih di samping pun ikut tertawa.
