Semua orang kembali berdiri dalam formasi, tapi Yan Zhi Chun mulai menunjukkan raut wajah muram.
Dia tahu serangan gabungan kali ini secara alami takkan memberi dampak pada kumbang langit, semua ini hanyalah taktik penyamaran untuk menembus「kepercayaan」lawan.
「Semut」yang menerjang hanyalah pancingan, Su Shan yang memberikan koordinat juga pancingan, Lao Sun yang seenaknya melempar「Batu」pun pancingan. Hanya ketika kumbang langit mengira menemukan celah lalu menampakkan diri, serangan Hei Yang dan「Gema」semua orang barulah metode membunuh sebenarnya.
Sudah dibuat sedemikian jelasnya, kumbang langit tetap baru terpancing setelah terpisah beberapa kali serangan.
“Dia lebih lambat dari yang kubayangkan……”
Su Shan membelalakkan mata merahnya sambil terus memeriksa, tak lama kemudian kembali mengunci posisi kumbang langit.
“Yan Zhi Chun, bagaimana……?” dia bertanya dengan ekspresi yang terlihat kosong, “Lanjutkan pelacakan?”
Yan Zhi Chun sedikit ragu. Saat ini, serangan lapisan pertama telah melukai 「kumbang langit」, selanjutnya akan masuk ke lapisan kedua. Inilah metode layout yang dipelajari dari Domba Putih - menggunakan ribuan serangan palsu untuk menyembunyikan metode membunuh yang sebenarnya. Setiap kali musuh mengira serangan telah berakhir, mereka akan terjerumus dalam keputusasaan berikutnya, membuat mereka mengerahkan segala akal sebelum akhirnya mengalami kekalahan telak dan menerima pukulan fisik maupun mental.
Baru ini layak disebut sebagai「kemenangan」.
Yan Zhi Chun memandang ke arah Jiang Ruoxue. Saat ini, Jiang Ruoxue sedang berbicara dengan pria tua yang menyekop tanah itu. Keduanya memegang satu butir bola mata, sepertinya belum mencapai kesepakatan.
“「Kumbang langit」tidak bisa menembus rencanaku, eksekusi bisa dilanjutkan.” Yan Zhi Chun berkata, “Berikan Ruoxue sedikit waktu lagi, sebentar lagi serangan pelacakan otomatis akan terbentuk.”
“Baik, aku mengerti.” Su Shan mengangguk tak tentu arah, baru ingin melaporkan kembali posisi kumbang langit, namun tidak menyangka kumbang langit bersiap menggunakan taktik mengorbankan segalanya di momen genting ini.
Arah tempatnya berada muncul getaran suara, suara keras bergemuruh bagai ledakan petir.
「Serangan musuh di ruang kargo!!」
Dia tanpa ragu melepaskan 「」, berteriak kencang ke arah pintu masuk.
「Semua shio yang tidak sibuk segera menuju pintu masuk ruang kargo untuk bantuan!!」
Banyak orang menutupi telinga menunggu suara besar ini mereda, beberapa di antaranya bahkan berhasil mengunci posisi kumbang langit melalui 「」, terus menggunakan 「Gema」 untuk melancarkan serangan gencar.
Secara tak kasat mata kumbang langit mendengus pelan beberapa kali, seolah kembali terluka, tapi dia tampaknya juga punya rencana sendiri, kali ini tidak lagi bersembunyi, hanya terus-menerus bersuara minta tolong.
「Meski aku mati harus menghancurkan pintu masuk!! Jangan biarkan 「semut」 masuk ke gerbong!!」
Semakin banyak 「Gema」 mulai terbang ke posisi 「kumbang langit」, dia tahu keteguhannya tak akan bertahan lama. Aroma kematian mulai menerjang, saat ini jantungnya seolah kembali dicengkeram sesuatu.
Sebuah pikiran yang tak pernah muncul sebelumnya mulai mengambang di hatinya——
“Apakah kita akan kalah?”
Apakah tujuan akhir mereka adalah 「membebaskan semut」?
Langkah yang mereka ambil lebih berisiko dari yang dibayangkan.
Jantungnya kini dicengkeram, tubuhnya mulai 「mengembang」, dua tangan menumbuhkan 「batu」 tak kasat mata, kaki menginjak air. Jika hanya boleh mengucap satu kalimat... ungkapan apa yang bisa membalikkan keadaan?
Benar, hanya tersisa satu kalimat.
「Kumbang langit」 mencerna selama satu 「detik」, lalu berseru:
「Ini perintah Qinglong, tolong semua taati!!」
Usai berkata, dia menyembunyikan suaranya. Dengan luka di tubuh, dia bergerak cepat menjauhi jangkauan serangan orang-orang.
Entah mengapa dia merasa dirinya selalu bertarung sendirian. Jumlah 「shio」 di 「kereta api」 sebenarnya jauh lebih banyak dibanding 「peserta」, tapi mengapa dia justru terjerumus dalam situasi berjuang seorang diri?
Apakah mungkin 「shio」 di medan perang lain sedang menekan 「peserta」 dengan jumlah besar, sehingga menyebabkan kekurangan personil di area ini?
Tianniu cepat-cepat menganalisis situasi terkini. Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya untuk membantu Qinglong adalah menjaga 「ruang kargo」. Pertempuran selanjutnya tidak terlalu sulit. Selama para 「shio」 bekerja sama menyumbat pintu keluar 「ruang kargo」, bahkan tanpa perlu mengerahkan 「tingkat langit」, cukup dengan mengandalkan 「tingkat bumi」 dan 「level dalang」, 「ruang kargo」 akan tetap aman. Meski nyawanya 「mati」, para 「pemberontak」 pasti takkan bisa kabur.
Dengan demikian, misi pasukan pelopor 「peserta」 akan gagal. Rencana yang terkait dengan mereka juga terkena dampak. Para 「shio」 mendapat waktu untuk mengonsolidasi kekuatan, lalu menggunakan keunggulan kemampuan mutlak dan jumlah personil untuk membasmi 「peserta」 satu per satu.
Bagaimanapun masih ada 「tingkat langit」 dan 「Qinglong」 yang duduk di sini, bahkan dirinya sendiri bisa melakukan komando taktik dengan level seperti ini. Apakah Qinglong, sisa 「tingkat langit」, dan 「Bumi」 「tidak bisa memikirkannya」?
Kemungkinan kalah dalam pertempuran ini terlalu kecil.
Meski memalsukan perintah Qinglong, tapi 「perintah ratu tidak berlaku di medan perang」. Semua ini demi menekan pemberontakan, hanya bisa dijelaskan caranya setelah semuanya selesai.
Baru saja merencanakan, tiba-tiba banyak 「semut」 kembali menerjangnya. Dia pun harus mulai menghindar lagi.
Dalam serangan tadi, dia mengalami banyak luka. Gerakan menghindarnya semakin lambat. Tapi sekarang dia benar-benar tak berani menyerang pria pemanggil batu itu lagi, khawatir ada lebih banyak perangkap yang menunggu.
Yan Zhi Chun melihat ini terpaksa mengubah taktik. Dia sambil mengomandoi Su Shan, juga memberi instruksi ke Akhir Pekan: "「Pasukan bantuan」 mereka akan segera tiba. Suruh Tante Tong dan Luo Shiyi yang sementara tidak bisa membantu membawa lima orang ke sekitar pintu keluar untuk bantuan. Tapi jangan tampakkan diri dulu, cukup diam dan amati situasi."
Tante Tong dan Luo Shiyi tahu ini tugas yang hampir pasti mati. Di saat-saat genting mungkin mereka harus mengorbankan 「nyawa」 sendiri untuk melindungi 「pintu」 itu. Tapi keduanya sama sekali tidak ragu, membawa beberapa 「Jidao」 pergi dari lapangan di tengah keributan.
Mungkin bahkan Tian Niu sendiri tidak menyangka 「instruksi Qinglong」 akan begitu efektif. Karena 「ruang kargo」 belum ditutup, suara besarnya dari dasar terdengar sampai koridor, bergema di telinga setiap 「shio」 yang ada di koridor.
Seluruh 「kereta api」 yang memilih untuk menunggu dan menganggur—「Bumi」 dan 「level dalang」—setelah mendengar suara luar biasa besar ini akhirnya mulai bergerak dengan enggan.
Bagaimanapun, ini pertama kalinya sejak pemberontakan dimulai, mereka mendengar instruksi Qinglong dengan jelas.
Di dekat posisi depan mobil, 「shio」 yang berkelompok kecil mulai bergerak menuju 「ruang kargo」.
Meski ucapan Kumbang Langit terdengar sok heroik, sebagian besar orang tidak peduli akan nasibnya. Mereka hanya menangkap satu informasi: 「Hancurkan pintu masuk」.
Di depan 「ruang kargo」, Monyet Manusia bersama murid-murid Harimau Bumi berdiri cemas di luar. Mereka jelas mendengar 「」 dari Kumbang Langit. Kini suara langkah kaki bergema di sepanjang koridor, tanda jelas pasukan besar sedang mendekat.
“Harus bagaimana……?” Seorang Anjing Manusia bertanya pada Monyet Manusia.
“Berbalik, hadap ke pintu.” Monyet Manusia dengan wajah serius berkata, “Yang punya topeng, pakai semuanya. Kita hanya bisa mengulur waktu sebisa mungkin.”
