Saat Hei Yang menyeret tubuh lelahnya sampai ke pintu keluar, dia mendapati di sini sudah kacau balau.
Noda darah bertebaran di mana-mana diselingi rintihan, seorang Manusia Babi menggunakan tubuhnya untuk menahan pintu, sementara seorang 「Bumi」 sedang menyerang punggungnya dengan gila-gilaan.
Seluruh tubuh Manusia Babi itu gemetar, bahkan sorot mata mulai pudar, tapi tetap tak ada cara untuk membalas. Dengan dua tangan mencengkeram bingkai pintu, dia memaparkan punggungnya pada Di Monyet, sorot mata dari balik topeng memperlihatkan penderitaan yang tak tertahankan.
Hei Yang membutuhkan sekitar 「Tiga detik」 untuk menilai situasi saat ini.
Keduanya melihat Hei Yang keluar dari dalam, serentak tertegun, serangan di tangan Di Monyet pun berhenti.
Bagaimanapun, Hei Yang terlihat baru saja melewati pertarungan sampai mati, banyak darah mengalir menetes dari lengan bajunya. Keduanya tak mengerti mengapa 「shio」 harus mengalami pertarungan maut di 「ruang kargo」.
“Minggir.” Hei Yang berkata.
Manusia Babi bertahan dengan nafas terakhir, mencerna situasi dengan cepat. Ia sama sekali tak tahu bagaimana kondisi pertempuran di bawah, juga tak paham apakah Hei Yang di depan mata adalah musuh atau sekutu. Tapi jika lawan keluar dari dalam pintu, mungkin...
Sebenarnya ia tak ingin melepaskan pegangan, tapi tangan dan kakinya sudah mati rasa. Dengan kemampuan 「Pengerasan」, ia menahan hampir semua serangan 「Bumi」. Rasanya seperti memakai plat armor baja yang dipukuli habis-habisan. Meski tak ada luka terlihat, seluruh organ dalamnya sakit tak tertahankan.
Hei Yang memanfaatkan saat linglungnya, mendorongnya ke samping. Mayat-mayat berserakan langsung memenuhi pandangannya.
Murid-murid Harimau Penggelapan Uang sudah tergeletak terkapar di lantai, leher mereka semua dipuntir, jelas diserang oleh「Bumi」.
Kini hanya tersisa Monyet Manusia yang sebatang kara berdiri terhuyung-huyung di tempat, dia menggenggam dua batang pulpen sebagai senjata, bahkan topengnya sudah robek. Mendengar suara dari belakang, dia menoleh memandang Hei Yang.
Sorot matanya tiba-tiba menjadi sangat rumit, bagai menemukan tali penyelamat. Tapi dia khawatir akan menjerumuskan Hei Yang ke dalam bahaya, akhirnya menelan kembali empat kata "Guru Hei Yang" yang nyaris terucap. Dengan wajah penuh kengerian, dia berpura-pura tidak saling mengenal.
Meski sadar Hei Yang mungkin satu-satunya yang bisa menyelamatkannya saat ini, kehilangan kesempatan ini berarti dia pasti mati.
Tapi dibandingkan nyawanya sendiri, dia lebih berharap Hei Yang bisa menyelamatkan gurunya. Mungkin masih ada satu persen kesempatan bertahan hidup dari orang-orang ini, tapi sang guru bahkan tak punya satu persen itu.
Di dekat orang-orang ini, berdiri seekor 「tikus tanah」 dengan kedua matanya terluka, ekspresinya panik, disangga oleh seorang 「level dalang」, dan sudah benar-benar kehilangan kemampuan bertarung.
「Di Monyet」 tertegun memandang Hei Yang, mengingat seluruh 「kereta api」 kini hanya memiliki satu Domba Bumi, tak terhindarkan membuatnya curiga: "Tunggu, identitasmu apa sebenarnya?"
Hei Yang tidak berkata-kata, hanya menghindari banyak「shio」di depannya dan berjalan lurus ke depan.
"Hei..." 「Di Monyet」 mengulurkan tangan menyentuh bahu Hei Yang, "Situasi apa yang terjadi di bawah? Kamu di pihak mana?"
Alis Hei Yang berkerut, ia berbalik menangkap lengan 「Di Monyet」 dan mengunci gerakannya, lalu mengarahkan serpihan di tangannya ke leher monyet itu.
"Kamu..."
Meski sudah terkendali, 「Di Monyet」 masih menunjukkan ekspresi kebingungan.
Hei Yang ini sudah babak belur, bukankah seharusnya di saat seperti ini memilih untuk jaga 「nyawa」?
"Apakah kamu「pemberontak」...?" 「Di Monyet」 bertanya dengan ragu, "Kamu ingin menyelamatkan「level dalang」ini...?"
“Nyawa mereka tak ada hubungannya denganku.” Hei Yang membuka mulat dengan suara berat, “Beri tahu aku di mana Harimau Langit.”
“Harimau Langit……?” Di Monyet terdiam sejenak, teringat gambaran yang baru saja dilihatnya di koridor.
Harimau Langit jelas-jelas melilitkan diri pada seekor Harimau Bumi, keduanya bertarung sengit. Pemandangan yang terlalu brutal itu membuat banyak 「shio」 di sekitarnya tak ada yang berani mendekat.
Melihat Di Monyet ragu selama beberapa 「detik」, Hei Yang tahu dia menyembunyikan sesuatu. Lalu mengulurkan tangan untuk membalikkan genggaman serpihan, menyelinap saat Di Monyet lengah, menusukkan lubang berdarah di bahunya sebelum kembali menekan lehernya.
“Ah!”
Di Monyet tak menyangka Hei Yang langsung bertindak tanpa sepatah kata. Sakit yang hebat membuatnya menjerit-jerit.
Ia menutupi bahunya, merasakan darah terus mengalir dari sela-sela jariku.
“Aku tak punya waktu……” Suara lemah Hei Yang terdengar dari belakang Di Monyet, “Mulai sekarang, setiap sepuluh 「detik」 akan kubuat lubang baru di tubuhmu, sampai kau bawa aku menemui Harimau Langit.”
「Di Monyet」 berusaha bergerak sedikit, tapi menemukan tim lawan selalu menjepit pergelangan tangannya dari belakang. Satu-satunya cara kabur adalah melumpuhkan satu tangan.
"Bukan... kamu、kamu gila...?" 「Di Monyet」 menggigit gigi menjawab, "Kita sama sekali tidak kenal... Perlukah bermusuhan denganku? Lagipula guruku adalah Kera Langit, kalau kamu melakukan ini..."
Hei Yang tanpa bicara lagi menusuk lubang lain di bahu 「Di Monyet」, membuatnya menjerit-jerit lagi.
"Aku buru-buru." Hei Yang memaksakan ketenangannya berkata, "Bawa aku menemui Harimau Langit."
Melihat wajah gila lawan, 「Di Monyet」 hanya bisa mengangguk setuju. Ketenangannya tadi sudah menghilang tanpa bekas. Bagaimanapun dia hanya datang untuk membantu atas perintah Qinglong, tak ada yang mau mengorbankan 「nyawa」 secara kebetulan.
Hei Yang terakhir kali melihat Monyet Manusia, lalu pergi membawa 「Di Monyet」 dengan wajah tanpa ekspresi.
……
“Ck, kamu bilang apa？” Zhou Mo tertegun memandangi 「Semut Raja」 itu, ekspresinya masih bingung, “Kamu sudah bertemu Qi Xia?”
「Semut Raja」 mengulurkan tangan menggenggam Zhou Mo, menyampaikan seluruh suara hatinya.
“Kamu bilang 「Naga」 harus...「kabur」？” Zhou Mo agak tidak yakin dengan maksud 「Semut Raja」, tapi pesan lawan bicara ini memang hanya tersampaikan untuknya, “Ck, naga apa yang harus kabur ke mana?”
「Semut Raja」 masih diam, hanya terus menggenggam tangan Zhou Mo yang beberapa saat kemudian mulai mengangguk-angguk.
“Oke... Bangsat, aku mengerti...”
“Ada apa？” Yan Zhi Chun merasa situasinya agak mencurigakan, mengerutkan alis memandang Zhou Mo.
“Ck, perempuan-perempuan hina... Sepertinya ada perubahan...” Zhou Mo menoleh dengan wajah serius ke Jiang Ruoxue dan Yan Zhi Chun, “Aku harus memikirkan bagaimana memulainya...”
“Sampaikan intinya.” Yan Zhi Chun membuka mulut, “Apa ada masalah dengan Qi Xia?”
“Tidak……Tianlong……” Zhou Mo menggelengkan kepala, “「Semut」 ini bilang, Tianlong sudah lama menduga Qi Xia akan memberontak, dan diam-diam memperkeruh situasi, karena dia ingin memanfaatkan kekacauan kali ini untuk kabur total dari「Tanah Akhir」, mengurung Qinglong di sini. Orang ini menemukan rahasia Tianlong, sehingga diturunkan dari「tingkat bumi」menjadi「semut」.”
Yan Zhi Chun membelalakkan mata sesaat setelah mendengar, tapi segera menemukan poin penting lain: “Tunggu……Dia bilang sudah memberitahu Qi Xia tentang ini?”
“Benar, katanya dia pernah menulis karakter「kabur」dan「Naga」di telapak tangan Qi Xia, tapi karena waktu terbatas, lebih banyak hal tidak sempat disampaikan.”
Yan Zhi Chun menundukkan kepala mencerna sejenak, merasakan kegiatan「pemberontakan」ini seolah banyak pihak terlibat menyusun perangkap.
Terlihat seperti sekelompok 「peserta」 yang memberontak, tapi di dalamnya ada Tianlong yang mendorong gelombang, Qinglong yang menarik benang secara diam-diam, lalu Qi Xia yang mengikuti alur mereka dan benar-benar membawa orang untuk menyerbu... Dalam permainan strategi monster-monster ini, bisakah 「peserta」 biasa mendapatkan apa yang mereka inginkan?
“Jadi...sekarang harus bagaimana?” Jiang Ruoxue juga bertanya dengan bingung.
