“Keputusanmu ini karena Anjing Langit memiliki 「Dewi Pendengaran」?” Lin Qin bertanya, “Tidakkah kamu takut perkataanmu sekarang didengarnya?”
“Seperti kata wanita kuat tadi...” Anjing Bumi memandang Xiao Xiao, “Mata rantai pertama aksi pemberontakan sudah hampir ditentukan, Anjing Langit juga seharusnya memilih faksinya sendiri. Meski dia dengar ucapanku ini, tidak masalah lagi. Yang harus terjadi sudah terjadi, dia tahu apa yang harus dilakukan.”
Anjing Bumi berjalan ke 「pintu」 ruangan, dengan hati-hati menarik 「pintu」. Di luar benar-benar sudah kacau balau.
Yang masuk ke pandangan bukan hanya mayat, darah, 「peserta」, 「shio」, bahkan ada juga 「semut」.
Malam pemberontakan ini terlihat lebih seperti perayaan semua orang yang hidup di 「Tanah Akhir」, ekspresi wajah setiap orang menunjukkan kepanikan dan kegelisahan, mungkin mereka semua tidak tahu bagaimana akhir nasib mereka setelah malam ini.
Setelah fermentasi singkat selama beberapa jam, sekarang melihat wajah apa pun di 「kereta api」 bukanlah hal yang aneh.
"Jadi sekarang kamu mau pergi ke mana?" Lin Qin bertanya.
Anjing Bumi tidak menjawab, setelah melihatnya sejenak balik bertanya: "Apakah masih ada yang mengganggu pikiranmu sekarang?"
"Saat ini tidak ada." Lin Qin menggelengkan kepala, "Tapi juga tidak boleh lengah."
"Baik." Anjing Bumi mengangguk, "Aku sekarang akan mencari Anjing Langit, menanyakan beberapa hal. Aku masih butuh bantuan kalian, jika percaya ucapanku ikutlah denganku."
Lin Qin, Xiao Xiao, dan Zheng Yingxiong saling pandang setelah mendengar, tetapi saat ini tidak ada pilihan lain yang lebih baik. 「Semut」sudah menyerbu ke koridor, secara alami menunjukkan taktik「membebaskan semut」berhasil. Kini jika ingin membantu sedikit dalam aksi ini, satu-satunya cara adalah melanjutkan mengikuti Anjing Bumi.
……
Di dekat「ekor kereta」, yaitu arah yang benar-benar terbalik dengan ruangan Qinglong, dua sosok yang terlihat tidak cocok dengan kelompok muncul di sini.
Mereka seolah tidak ada yang mengira akan bertemu di sini, hingga kini masih adu mulut.
"Kak... Kenapa kamu selalu seperti hantu yang menempel, oh?" Kim Wonhoon bertanya dengan bingung, "Ini kamu mau membawaku ke mana sih?"
"Xiao Jin! Hahaha!" Chen Junnan tertawa, "Laozi benar-benar tolol bertemu orang tolol, kenapa malah ketemu kamu sekarang?"
“Kak！！” Kim Wonhoon agak kesal berkata, 「Aku naik ke mobil untuk menyelamatkan Kak Chu dan Kak Shan, kenapa kamu bawa aku terus lari ke arah pintu keluar gitu? Apa kita lari ke arah yang salah? Lalu apa lagi… barusan kamu kan memaki aku di tengah keributan?」
“Kok bisa?” Chen Junnan menggelengkan kepala, 「Laozi mau memaki orang perlu sembunyi-sembunyi?」
“Lalu kamu mau ngapain sih…” Kim Wonhoon semakin bingung, 「Tiba-tiba datang ke tempat jauh begini, Kak, apa ini kabur?」
“Jangan asal ngomong, nak. Di otakmu nggak ada puisi dan kejauhan?”
“Apa mayat dan polisi oh… kamu nggak mau bertarung gapapa, tapi nggak boleh menahan aku gitu.”
Chen Junnan menghela napas, mengulurkan tangan merangkul bahu Kim Wonhoon, lalu mengarahkan jari ke beberapa pintu, 「Ayo, Xiao Jin, biar kamu tunduk sepenuhnya, lihat hasil pertarungan Laozi.」
Kim Wonhoon mengikuti arah jari Chen Junnan, pandangannya hanya melihat koridor dan pintu, ditambah beberapa peserta yang jarang-jarang.
Di posisi dekat turun mobil ini, bahkan「shio」pun jarang terlihat.
"Apa yang harus kulihat?"
"Lihat pintunya." Chen Junnan membuka mulut, "Perhatikan baik-baik keanehan pintu-pintu itu."
Setelah mendengar, Kim Wonhoon maju beberapa langkah dan mengamati pintu dengan seksama. Dengan terkejut ia menemukan semua bingkai pintu telah retak, bahkan papan pintunya pun muncul retakan.
Dengan setengah tak percaya, ia membuka sembarang satu pintu, namun menemukan seberang pintu hanyalah dinding yang botak.
"Aish... Kak, apa yang terjadi ini?" Kim Wonhoon berkata tertegun, "Kenapa pintu dipasang di dinding?"
"Dasar bocah tak berotak." Chen Junnan menggelengkan kepala, "Ini bukan pintu dipasang di dinding, ini「Rencana Besar」Laozi!"
"Rencana Besar...?"
“Laozi sudah menyelidiki semuanya.” Chen Junnan mengulurkan jempol ke arah datangnya, “Di bagian paling depan「kereta api」ini tinggal「tingkat langit」, di belakangnya puluhan「tingkat bumi」, semakin ke belakang ada ratusan「level dalang」, lalu pintu-pintu yang melampaui「aturan」……”
Kim Wonhoon terdiam sejenak, bahkan tidak tahu apakah karena kemampuan bahasa Han-nya buruk atau penjelasan lawan bicaranya terlalu abstrak, kalimat ini perlahan menjadi tidak bisa dipahami.
“Pintu-pintu「melampaui aturan」ini juga terbagi dua bagian.” Chen Junnan berkomunikasi dengan gerakan tangan, “Jika「kereta api」dibagi tiga bagian, maka bagian pertama bisa dibilang「area permukiman」, di sana tinggal banyak「shio」, juga tempat Lao Qi dan kawan-kawan sedang melakukan「」sekarang, semakin dekat ke depan mobil semakin berbahaya.”
“Hah?”
“Lalu bagian kedua, yaitu bagian tempat kita berdiri sekarang.” Chen Junnan menunjuk lantai di bawah kakinya, “Setiap pintu yang bisa dibuka di kedua sisi koridor di sini menuju「Tanah Akhir」.”
“Hah hah?”
“Semua 「pintu」 ini menuju ke berbagai sudut 「Tanah Akhir」. Jika tebakanku tidak salah, di sini adalah tempat mereka berangkat dan pulang kerja, bisa dihitung sebagai「area kerja」.” Chen Junnan berkata, “Dari sini muncul asumsi beraniku... Kalau semua pintu di sini dihancurkan, kita tidak akan menemukan「shio」apapun lagi di「Tanah Akhir」. Meski mereka menang dalam pemberontakan ini, tetap akan terperangkap「mati」di「kereta api」dan tidak bisa「keluar」.”
“Hah?”
“Bangsat, terus-terusan「Hah」apa sih? Mau ngomong ya ngomong!”
“Bukan, Kak...” Kim Wonhoon merapikan logikanya, “Ide kamu ini terlalu ekstrem... Mau menghancurkan semua pintu dengan tangan kosong sendirian?”
“Bangsat, kamu kena titik sakitku.” Chen Junnan menggelengkan kepala, “Awalnya memang begitu rencananya. Aku sudah menghancurkan pintu-pintunya sangat total, tapi kemudian menyadari bahwa retakan kecil saja sudah membuat pintu kehilangan fungsinya. Sekarang teknik menghancurkanku bisa dibilang sangat mahir. Lagipula... Aku tidak sendirian, kan ada kamu di sini?”
“Kak！”Kim Wonhoon terpaku, “Meski ditambah aku, jumlah orangnya masih terlalu sedikit, ya！”
“Aku sendiri sudah menghancurkan puluhan pintu, sekarang kita berdua bekerja sama, efisiensi kerja jadi berlipat.” Chen Junnan membuka mulut, “Lagipula Laozi benar-benar tidak bisa menemukan , di sekitar sini cuma ada 「peserta」 yang ingin kabur, retorika ulungku pun tidak bisa membujuk satu rekan setim pun, untung Laozi bertemu si keledai dungu.”
“Ke...keledai dungu...？”Kim Wonhoon merasa orang yang dimaksud adalah dirinya sendiri, “Kak...Ini alasanmu menghadangku dari jauh tadi...？”
“Xiao Jin！Jangan terlalu formal！”Chen Junnan tersenyum, “Kita bahkan bisa disebut 「rekan seperjuangan」 di 「Catur Cangjie」, sekarang kenapa kamu jadi asing denganku？”
“Kak...”Kim Wonhoon jujur tidak tahu harus berkata apa, “Bahkan di 「Catur Cangjie」 kita juga musuhan...”
