Keduanya menghancurkan sebagian besar「pintu」yang terlihat sepanjang jalan. Kim Wonhoon menoleh melihat koridor yang tak berujung ini, merasa hanya untuk menghancurkan pintu-pintu「area kerja」ini saja sudah akan menghabiskan waktu semalam.
Lalu bagaimana dengan「area wawancara」yang berikutnya? Apakah masih ada cukup waktu untuk menyelesaikan rencana yang terlihat keterlaluan ini?
“Kak, benarkah kita tidak punya「」?” Kim Wonhoon menatap dalamnya koridor bertanya lagi.
“Ngomong apaan sih?” Chen Junnan membuka mulut, “Aku gila ya baru aja kepikiran rencana ini, mana mungkin ada ?”
“Tapi……”
Kim Wonhoon selalu merasa ada yang aneh di kedalaman koridor. Di kejauhan, seolah ada bayangan wajah yang samar-samar sedang aktif.
Apakah itu 「peserta」 yang sedang kabur?
“Xiao Jin, liat apa tuh?”
“Kak, penglihatanku tajam.” Kim Wonhoon mengulurkan jari menunjuk ke kejauhan, “Sepertinya ada orang di sana……”
Chen Junnan mengikuti arah jarinja, menemukan dua sosok bergoyang-goyang di kejauhan. Mereka tidak terlihat sedang kabur, malah seperti berdiam di tempat.
“Xiao Jin, ini alasannya kenapa laozi dari tadi ngotot narik kamu gabung.” Chen Junnan tersenyum nakal, “「Kereta Api」 ini utara-selatan terbuka lebar, 「kemampuan」mu bisa menjangkau segala penjuru. Kalau kamu merasa ada masalah di sana, langsung aja dicek.”
“Hah?”
“Kamu tak mengerti penderitaanku.” Chen Junnan berkata, “Meski tempat ini terlihat seperti jalan lurus, setiap langkah Laozi harus dijalani sendiri, lelah sampai mati. Jadi kehadiranmu ini bisa membantuku mengirim「surat」, sekaligus memeriksa jalan. Kalau tidak, mana mungkin Aku yang bodoh ini punya keputusan tolol?”
“Sudah Kak, jangan memaki lagi. Aku pergi, oke?” Kim Wonhoun menggelengkan kepala pasrah.
「Detik berikutnya」dia menghilang dari tempatnya, muncul di kejauhan tanpa dasar. Chen Junnan memicingkan mata memperhatikan, situasinya terlihat agak aneh.
Kim Wonhoon tiba-tiba muncul di dekat dua orang itu. Sepertinya bukan hanya kedua orang yang kaget setengah mati, bahkan Kim Wonhoon sendiri terkejut. Dia mundur beberapa langkah hampir terjatuh, lalu dibantu bangkit oleh mereka. Tiga orang itu berbicara sesuatu.
Satu dua「menit」kemudian, Kim Wonhoon mengangguk di kejauhan, lalu mundur selangkah dan menghilang dari tempatnya, kembali ke sisi Chen Junnan.
“Apa kabar?” Chen Junnan bertanya, “Apa mereka mau bergabung? Kita buru-buru nih, cepat hantam「pintu」dan cari Lao Qi.”
“Kak…” Ekspresi Kim Wonhoon menunjukkan kesulitan, dia tersenyum pahit dan berkata, “Aku mau bilang sesuatu, Kak jangan takut ya...”
Wajah Chen Junnan berubah setelah mendengar: “Apa maksudmu? Aku gila ya langsung merinding dengar ini...”
“Itu... itu...” Kim Wonhoon menggelengkan kepala, “Baru saja ketemu dua noona, salah satunya langsung bilang「brengsek」ini diam di tempat, dia mau datang cari kamu sendiri. Kayaknya marah banget...”
“Oke, cocok.” Chen Junnan menggaruk kepala, “Aku gila ya emang cuma beberapa orang yang bisa bikin aku merinding tanpa alasan.”
“Gimana, Kak.” Kim Wonhoon menarik lengannya, “Apa Kakak pernah「membunuh」mereka? Mending lari dulu, aku yang tahan si noona gitu.”
“Bertahan 「enam」 apa……” Chen Junnan menghela napas panjang, “Kamu bikin suasana kayak ada raja iblis datang gitu…… Aku memang nggak bunuh dia, cuma nyelamatin dia di waktu yang nggak tepat, mana nyangka malah jadi musuh gegara nyebarin kebaikan.”
Suara langkah kaki semakin mendekat, kedua sosok itu mulai bergegas mendekati area ini.
“Xiao Jin, katanya ada dua noona? Satu lagi siapa?” Chen Junnan menatap ke kejauhan sambil bertanya.
“Seorang 「shio」 loh.” Kim Wonhoon menjawab, “Noona sapi, pas liat langsung kaget setengah mati, kirain bakal tamat di situ.”
“Sapi……?” Chen Junnan mengerutkan alis berpikir sejenak, “Nggak mungkin…… Kombinasi mereka berdua terlalu aneh, ngapain mereka di sini?”
“Mereka mau merusak 「pintu」.”
“Hah?!”
Dalam beberapa menit, dua sosok itu tiba di hadapan Chen Junnan, ternyata Qin Dingdong dan seekor Banteng Tanah.
“Brengsek……” Qin Dingdong membuka mulut, “Apa kabar kamu juga nyampe sini?”
“Bukan, tunggu dulu Noona Musim Dingin.” Chen Junnan menggelengkan tangan, “Kata 「」 yang kamu pakai ini bikin aku nggak ngerti…”
“Apakah tugasmu juga merusak 「pintu」?” Qin Dingdong bertanya lagi, “Kenapa aku nggak pernah dengar kamu cerita…?”
“Tugas…?” Chen Junnan terdiam sejenak setelah mendengar, “Ini tugas kalian?”
Qin Dingdong juga terdiam setelah mendengar: “Bangsat…”
Dia langsung maju dan menahan lengan Chen Junnan, menariknya ke sudut sambil berbisik: “Bangsat, kamu bahkan nggak tahu soal 「tugas」, kok bisa nyasar ke sini?!”
“Laozi emang nggak punya tugas…” kata Chen Junnan, “Aku cuma jalan-jalan cari kerjaan. Sayangnya 「shio」 nggak bisa dilawan, 「peserta」 juga nggak bisa diselamatin. Mikir-mikir akhirnya mutusin ngerusak 「pintu」 sebagai strategi…”
“Bangsat…” Qin Dingdong tertegun, lalu berkata pada Chen Junnan, “Brengsek… Apa kamu lagi bohong sama aku? Mau sengaja mati buat gantian aku lagi?”
“Hah？”Chen Junnan agak kehabisan kata, “Bukan... Laozi masih belum bisa membersihkan diri, Noona, kamu harus percaya padaku kali ini, aku benar-benar tidak sengaja menggantikanmu untuk mati, kita cuma kebetulan, tepat bertemu, jangan berpikir macam-macam.”
“Kalau begitu kamu mengakui sebelumnya sengaja menggantikan aku untuk mati？”Qin Dingdong menggigit gigi berkata, “Chen Junnan, brengsek...”
“Bukan... kamu tunggu dulu, ngobrol ya ngobrol, ngapain juga menyumbat dua ujung？”
“Dulu kamu dengan sok heroik bilang padaku 「kamu tidak akan mati」, lalu melindungiku dari pisau langsung menghilang tanpa bekas...” Semakin diucapkan Qin Dingdong semakin 「Nu」, “Aku gila ya mengira kamu jadi 「Penduduk asli」atau langsung lenyap, rasa bersalah selama tujuh tahun! Ketika melihat wajah genitmu muncul di hadapanku, aku benar-benar ingin meledak, waktu gaya-gayaan, apa tidak pernah memikirkan bagaimana orang lain menjalani hidup？！”
“Waduh……” Chen Junnan yang dimaki habis-habisan oleh Qin Dingdong sama sekali tidak menunjukkan emosi, “Noona… untuk saat ini jangan bahas ini dulu ya……”
“Aku juga tidak mau! Tapi kamu sekarang malah mencari 「mati」!” kata Qin Dingdong, “Kebiasaan burukmu ini kapan bisa berubah?”
“Cari mati?” Chen Junnan tersenyum pahit dibuatnya, “Nggak mungkin… Laozi merusak fasilitas umum, hukumannya belum sampai mati kan?”
“Otakmu ini kadang pinter kadang bego…” ujar Qin Dingdong dengan sedikit kemarahan, “Bagi Qinglong dan Tianlong, membunuh 「shio」baru benar-benar bukan dosa besar, toh 「shio」bisa terus diproduksi. Tapi kalau ada yang berani merusak 「pintu」ini, sama saja memutus kekuasaan mereka berdua. Bagaimanapun juga mustahil dilepaskan……”
“Lalu kenapa?” Chen Junnan membalas bertanya, “Selama pemberontakan ini menang, bukankah tidak akan ada masalah?”
